Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel Fortune IDN lainnya di IDN App
Dok. Breitling

Jakarta, FORTUNE - Ekspor jam tangan Swiss mengalami penurunan signifikan pada Februari 2025, membalikkan tren positif di bulan sebelumnya. Pelemahan ini dipicu oleh penurunan permintaan di pasar utama, terutama di Amerika Serikat dan Tiongkok.

Berdasarkan data dari Federasi Industri Jam Swiss (FH), ekspor jam tangan Swiss turun 8,2 persen menjadi 1,98 miliar franc Swiss (setara dengan US$2,26 miliar) dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya. Secara keseluruhan, dalam dua bulan pertama tahun 2025, penurunan ekspor mencapai 2,4 persen.

"Sebagian besar pasar utama mengalami penurunan signifikan pada Februari," ungkap FH dalam laporannya, mengutip The Wall Street Journal, Jumat (21/3). Amerika Serikat, yang merupakan pasar terbesar bagi ekspor jam tangan Swiss, mencatat penurunan 6,7 persen, sementara ekspor ke Tiongkok anjlok hingga 25 persen.

FH sebelumnya telah memperkirakan prospek negatif bagi industri ini untuk sisa tahun 2025. Perusahaan barang mewah kini menghadapi perlambatan permintaan setelah lonjakan belanja pascapandemi, khususnya di Tiongkok. Negara yang sebelumnya menjadi motor pertumbuhan bagi merek-merek mewah ini kini mengalami pelemahan akibat kondisi ekonomi yang menantang.

Pengaruh ekonomi global

Di sisi lain, Amerika Serikat sempat diprediksi menjadi pasar potensial bagi merek-merek mewah, terutama setelah berakhirnya ketidakpastian politik terkait pemilihan presiden. Namun, menurut analis di RBC Capital Markets, pertumbuhan yang terjadi di AS pada kuartal keempat 2024 didorong oleh faktor sementara yang tidak mungkin bertahan dalam tiga bulan pertama tahun ini. Faktor perdagangan, termasuk penerapan tarif, turut mempengaruhi pasar.

Sementara itu, hanya jam tangan dengan harga ekspor di bawah 200 franc Swiss yang mencatat hasil positif. Segmen harga lainnya mengalami penurunan dalam berbagai tingkat. Hal ini bertolak belakang dengan tren sebelumnya, di mana segmen jam tangan mewah masih mampu bertahan. Meskipun demikian, analis Citi mencatat bahwa segmen ini tetap menjadi pendorong utama pertumbuhan dalam jangka panjang.

Tren pelemahan ini sejalan dengan dinamika industri barang mewah secara keseluruhan. Merek yang menyasar konsumen kelas atas cenderung lebih stabil, karena pelanggan mereka tetap menghabiskan uang untuk barang mahal meskipun kondisi ekonomi global tidak menentu.

Editorial Team