8 Jenis Instrumen Investasi Terbaik yang Cocok untuk Pemula

- Investasi Emas: Kemudahan pembelian dan penyimpanan emas secara digital, dengan nilai yang stabil dan meningkat dalam jangka panjang.
- Deposito: Simpanan berjangka dengan suku bunga tinggi, dapat menggunakan mata uang rupiah atau valuta asing.
- Investasi Reksa Dana: Solusi investasi praktis dengan diversifikasi untuk mengurangi risiko.
Jakarta, FORTUNE - Investasi merupakan langkah cerdas dalam mengelola keuangan untuk mencapai kebebasan finansial di masa depan. Namun, bagi pemula, memilih instrumen investasi yang tepat bisa menjadi tantangan besar.
Risiko, return (keuntungan), dan kompleksitas instrumen investasi menjadi beberapa faktor yang harus dipertimbangkan sebelum memutuskan untuk berinvestasi.
Sebagai seorang pemula, memahami berbagai jenis instrumen investasi yang tersedia sangat penting agar dapat menentukan pilihan yang paling sesuai dengan kebutuhan dan profil risiko masing-masing.
Beberapa instrumen investasi menawarkan keuntungan yang tinggi tetapi dengan risiko yang besar, sementara yang lain lebih aman namun memberikan keuntungan yang lebih kecil.
Oleh karena itu, sebagai investor pemula memahami karakteristik dan kelebihan masing-masing instrumen investasi menjadi langkah awal penting. Dengan memahami kelebihan dan kekurangan masing-masing instrumen, diharapkan Anda dapat memilih investasi yang paling sesuai dengan tujuan keuangan Anda.
8 Jenis Instrumen Investasi Terbaik untuk Pemula
1. Investasi Emas
Investasi emas menjadi salah satu pilihan menarik karena kemudahannya. Kini, emas tidak harus dibeli dalam bentuk fisik di toko perhiasan dan disimpan sendiri.
Banyak aplikasi investasi emas yang menawarkan kemudahan pembelian dan penyimpanan secara digital. Keunggulan utama emas adalah nilainya yang cenderung stabil dan meningkat dalam jangka panjang.
Bagi mereka yang memulai investasi sejak usia muda, seperti saat masih kuliah atau baru memulai pekerjaan, emas bisa menjadi pilihan yang baik.
Dengan modal awal yang terjangkau, mulai dari Rp10.000, investor bisa membeli emas sedikit demi sedikit dan secara bertahap meningkatkan jumlahnya untuk mendapatkan keuntungan dalam jangka panjang.
2. Deposito
Deposito merupakan salah satu bentuk simpanan berjangka yang memiliki periode tertentu sebelum dapat dicairkan. Bank biasanya menawarkan jangka waktu deposito yang bervariasi, seperti 3 bulan, 6 bulan, atau 12 bulan. Beberapa karakteristik utama dari deposito meliputi:
Setelah jatuh tempo, deposito dapat diperpanjang secara otomatis (automatic roll over/ARO).
Saat dicairkan, dana yang diperoleh akan dikenakan pajak.
Deposito bisa menggunakan mata uang rupiah atau valuta asing.
Beberapa bank menawarkan suku bunga tinggi untuk deposito, bahkan mencapai 6 persen. Contohnya, Bank Saqu menyediakan deposito reguler dengan setoran awal minimal Rp1.000.000, yang memungkinkan nasabah mendapatkan bunga yang kompetitif.
3. Investasi Reksa Dana
Bagi yang memiliki modal terbatas, reksa dana bisa menjadi solusi investasi yang praktis. Reksa dana merupakan investasi yang menghimpun dana dari banyak investor dan dikelola oleh manajer investasi untuk ditempatkan pada berbagai instrumen seperti saham, obligasi, dan pasar uang.
Keuntungan dari reksa dana adalah adanya diversifikasi, yang membantu mengurangi risiko investasi. Investor juga dapat menyesuaikan investasi berdasarkan profil risiko mereka, dengan bantuan manajer investasi yang bertugas mengelola dana agar memberikan hasil yang optimal.
4. Investasi Saham
Investasi saham memiliki potensi keuntungan tinggi, tetapi juga disertai risiko yang lebih besar. Oleh karena itu, bagi pemula, disarankan untuk mencoba simulasi investasi melalui virtual stock yang disediakan oleh berbagai aplikasi saham.
Dengan cara ini, mereka dapat memahami mekanisme perdagangan saham, termasuk kapan waktu yang tepat untuk membeli atau menjual saham.
5. Obligasi
Obligasi merupakan surat utang jangka panjang yang diterbitkan oleh perusahaan atau pemerintah. Terdapat dua jenis utama obligasi, yaitu obligasi korporasi yang diterbitkan oleh perusahaan, dan Surat Berharga Negara (SBN) yang diterbitkan oleh pemerintah.
Investor yang membeli obligasi akan menerima imbal hasil atau kupon yang dibayarkan secara berkala, biasanya setiap 3 hingga 6 bulan. Namun, obligasi hanya bisa dicairkan setelah mencapai masa tenor yang telah ditentukan.
6. Investasi Properti
Properti termasuk investasi dengan modal yang besar, tetapi juga menawarkan imbal hasil yang tinggi. Pemula bisa mempertimbangkan investasi properti setelah memiliki cukup modal dari investasi lain.
Salah satu cara berinvestasi di bidang ini adalah dengan membeli properti untuk disewakan, seperti apartemen atau rumah. Dengan demikian, properti tersebut dapat menghasilkan pendapatan pasif sambil tetap dibayar secara cicilan.
7. Surat Berharga Negara (SBN)
SBN merupakan instrumen investasi yang ditawarkan oleh pemerintah dan cocok untuk pemula. Keuntungan yang ditawarkan cukup menarik, dengan imbal hasil lebih dari 6%.
Terdapat beberapa jenis investasi dalam SBN, antara lain:
Saving Bond Ritel (SBR): Merupakan obligasi negara yang dirancang untuk investor ritel.
Obligasi Negara Ritel (ORI): Instrumen surat utang negara yang dapat dibeli oleh individu.
Sukuk Tabungan: Bentuk surat berharga berbasis syariah.
Investasi dalam SBN dapat dimulai dengan nominal Rp1 juta dan memiliki jangka waktu investasi sekitar 6 hingga 12 bulan.
8. Investasi Barang Koleksi dan Hobi
Barang koleksi atau hobi tertentu juga bisa menjadi bentuk investasi yang menguntungkan. Beberapa contoh barang koleksi yang bernilai tinggi antara lain action figure, miniatur mobil, serta sepatu dan tas dari merek ternama.
Namun, untuk menjaga nilai investasinya, barang tersebut harus dirawat dengan baik agar tetap dalam kondisi prima saat dijual kembali.
Tips Memulai Investasi bagi Pemula
Berikut beberapa langkah penting yang perlu diperhatikan sebelum memulai investasi:
1. Tentukan Tujuan Investasi
Sebelum berinvestasi, penting untuk mengetahui tujuan utama yang ingin dicapai. Jika tujuannya adalah investasi jangka pendek, maka harus ditentukan berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk memperoleh keuntungan dan apakah siap dengan hasil yang lebih kecil.
Sementara itu, jika berinvestasi untuk jangka panjang, perlu dipertimbangkan faktor durasi, besaran modal yang tersedia, serta jenis investasi yang dapat memberikan keuntungan optimal di masa depan.
2. Sesuaikan dengan Kondisi Keuangan
Bagi mahasiswa atau pekerja pemula, stabilitas keuangan tetap menjadi prioritas. Oleh karena itu, investasi harus dilakukan secara bijaksana tanpa mengorbankan kebutuhan pokok, tabungan, atau dana darurat.
Memilih instrumen investasi dengan modal kecil bisa menjadi langkah awal yang tepat.
3. Pahami Jenis Investasi
Setelah mengetahui tujuan dan kondisi keuangan, langkah berikutnya adalah memahami jenis investasi yang paling sesuai.
Hal ini bisa dilakukan dengan membaca berbagai sumber informasi keuangan, berdiskusi dengan teman yang sudah berpengalaman, atau membangun jaringan dengan pakar finansial melalui media sosial.
4. Diversifikasi Portofolio
Untuk mengurangi risiko, sebaiknya hindari hanya berinvestasi dalam satu instrumen saja. Meskipun ada instrumen yang memiliki rekam jejak yang baik, tetap disarankan untuk menyebarkan modal ke beberapa jenis investasi.
Contoh strategi diversifikasi yang bisa dilakukan adalah dengan membagi modal ke dalam investasi emas, deposito, dan SBN.
Dengan memahami berbagai jenis investasi yang tersedia serta menerapkan strategi yang tepat, pemula dapat memulai perjalanan investasi mereka dengan lebih percaya diri dan minim risiko.