Riset EY: Pasar IPO Sepanjang 2021 Pecahkan Rekor Global

Pasar kawasan EMEIA mengalami peningkatan tertinggi.

Riset EY: Pasar IPO Sepanjang 2021 Pecahkan Rekor Global
Ilustrasi IPO. (Flickr)
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE – EY–lembaga konsultasi hukum, pajak, dan penjaminan, yang berhubungan dengan pasar modal serta terafiliasi dengan firma Ernst & Young Global Limited–melakukan sebuah riset tentang pasar Initial Public Offering (IPO) global. Hasilnya terungkap, pasar IPO global pada tahun 2021 memecahkan rekor, baik dari segi volume IPO dengan total 2.388 transaksi maupun pendapatan mencapai US$453,3 miliar.

Jumlah tersebut menunjukkan terjadi peningkatan secara tahunan sebesar 64 persen untuk volume IPO dan 67 persen untuk pendapatan.

EY juga mencatat bahwa kuartal IV/2021 merupakan kuartal paling aktif berdasarkan jumlah kesepakatan, terhitung sejak periode yang sama tahun 2007. Dibandingkan dengan 2020, terdapat 621 peningkatan total IPO dan US$112,2 miliar pendapatan, masing-masing naik 16 persen dan 9 persen.

Menurut EY, optimisme pasar IPO global mengalami kenaikan seiring dengan peluncuran vaksin Covid-19 di awal tahun ini. Selain itu, pemulihan ekonomi global dan likuiditas dinilai cukup baik. Apalagi, sejumlah program stimulus ekonomi yang dicanangkan setiap negara kian mempercepat pemulihan tersebut.

Paul Go, Pimpinan EY yang membidangi IPO secara global mengatakan bahwa 2021 adalah tahun paling aktif untuk pasar IPO selama 20 tahun terakhir. Namun, pada Q4 2021, kondisinya sedikit menantang seiring varian Omicron Covid-19 mucul, ketegangan geopolitik berlanjut, perlambatan aktivitas IPO, dan ada peningkatan volatilitas pasar.

“Perusahaan yang terikat IPO harus memenuhi permintaan investor untuk strategi pertumbuhan yang tangguh dan juga mengartikulasikan rencana lingkungan, sosial dan tata kelola (ESG)," kata Paul dalam laporan kajian EY pada (16/12).

Pasar IPO di EMEIA tertinggi

Laporan tersebut juga menyebutkan, pertumbuhan tertinggi IPO dialami oleh bursa Eropa, Timur Tengah, India, dan Afrika (EMEIA). Sepanjang tahun 2021, bursa EMEIA menghasilkan penambahan IPO sebanyak 724 dengan peningkatan hasil 214 persen atau sebesar US$109,4 miliar. Peningkatan yang terjadi didukung oleh lingkungan positif bagi pengusaha yang memberikan pengembalian tinggi dan risiko rendah, serta pertukaran EMEIA yang berkinerja sangat baik.

"Pasar IPO EMEIA ditutup pada 2021 dengan jumlah kesepakatan tertinggi sejak 2007. Gelombang valuasi tinggi dan volatilitas rendah, yang menawarkan pengembalian lebih tinggi dan risiko lebih rendah bagi pengusaha, menghasilkan aktivitas IPO yang luar biasa di seluruh pasar yang bergerak cepat,” kata Martin Steinbach, pimpinan EY yang membidangi IPO di kawasan EMEIA.

Namun, perlu diperhatikan bahwa peningkatan ini tak selalu bertahan lama, mengingat situasi pandemi yang masih mengalami pasang surut. Kajian ini mencatat bahwa gelombang infeksi Covid-19 yang terus-menerus di kawasan EMEIA serta rantai pasokan yang terbalik dapat menimbulkan risiko menuju Q1 2022.

Kawasan Amerika meningkat signifikan

Sementara, untuk benua Amerikan, tahun ini dapat dikatakan sebagai tahun yang bullish. Hal ini disebabkan, antara lain oleh suku bunga rendah, likuiditas tinggi, pasar saham yang kuat, sentimen konsumen yang membaik, dan optimisme keseluruhan yang didorong oleh peluncuran vaksin Covid-19 di beberapa negara.

Secara keseluruhan, dari 528 IPO di kawasan ini menghasilkan pendapatan sebesar US$174,6 miliar, masing-masing meningkat 87 persen untuk volume IPO dan 78 persen untuk pendapatan.

Adapun kesehatan masih menjadi sektor yang teratas, diikuti oleh sektor teknologi. Memasuki 2022, pasar Amerika terus berevolusi dan menguji model IPO tradisional, lalu struktur dan format IPO dinilai akan terus berkembang.

"2021 adalah tahun rekor untuk pasar IPO Amerika. Lonjakan perusahaan publik baru didorong oleh valuasi tinggi, lingkungan suku bunga rendah yang diperpanjang dan selera investor yang kuat untuk ekuitas. Saat kita menuju 2022, ada optimisme hati-hati bahwa pasar ekuitas akan tetap sehat bagi emiten baru untuk datang ke pasar,” ucap Rachel Gerring, pimpinan EY terkait IPO di wilayah Amerika.

Asia-Pasifik tumbuh moderat

Riset ini juga menunjukkan terjadi pertumbuhan moderat di pasar Asia-Pasifik pada 2021. Aktivitas IPO di Asia Pasifik dianggap dapat mempertahankan kestabilan dengan 1.136 volume IPO dan pendapatan yang mencapai US$169,3 miliar. Bila dilihat secara tahunan, kenaikannya mencapai 28 persen untuk volume IPO dan 22 persen untuk pendapatan.

“Mengikuti kecepatan terik yang ditetapkan pada tahun 2020, pertumbuhan di pasar IPO Asia-Pasifik melambat ke tingkat yang lebih rendah, tetapi masih cukup baik pada paruh kedua tahun 2021,” kata Ringo Choi, pimpinan EY untuk IPO di wilayah Asia-Pasifik. “Ke depan, kandidat IPO akan membutuhkan strategi yang tangguh yang memungkinkan mereka untuk merespons dengan cepat terhadap perubahan peraturan, masalah geopolitik, dan ekspektasi ESG yang meningkat."

Di luar Cina, menurut laporan EY, Asia-Pasifik berkinerja dengan lebih baik. Jepang menghasilkan jumlah IPO tertinggi dalam satu tahun sejak 2006, dengan 128 IPO dan pendapatan sebesar US$6,8 miliar; Australia dan Selandia Baru juga mengalami peningkatan IPO sebesar 159 persen (197) dan peningkatan pendapatan sebesar 144 persen (US$9,2 miliar); tidak ketinggalan pasar IPO Korea Selatan, Indonesia, dan Thailand juga berkinerja baik di tahun 2021.

Persiapan menjelang 2022

Menjelang 2022, riset EY juga mengingatkan tentang potensi sejumlah hambatan yang akan berdampak pada aktivitas IPO. Kombinasi dari ketegangan geopolitik, risiko inflasi, dan gelombang baru dan varian dari pandemi Covid-19 yang sedang berlangsung akan menghambat pemulihan ekonomi.

Terlepas dari semua ini, Go mengatakan, valuasi dan likuiditas pasar yang relatif tinggi untuk saat ini menjaga jendela IPO tetap terbuka pada tahun 2022. “Sangat penting bagi perusahaan yang terikat IPO untuk mengadopsi strategi tangguh dan fleksibel yang mampu beradaptasi dengan perubahan kondisi pasar, peraturan yang berkembang, dan ketegangan geopolitik," ucapnya.

Magazine

SEE MORE>
Fortune Indonesia 40 Under 40
Edisi Februari 2024
Investor's Guide 2024
Edisi Januari 2024
Change the World 2023
Edisi Desember 2023
Back for More
Edisi November 2023
Businessperson of the Year 2023
Edisi Oktober 2023
Rethinking Wellness
Edisi September 2023
Fortune Indonesia 100
Edisi Agustus 2023
Driving Impactful Change
Edisi Juli 2023

Most Popular

17 Film Termahal di Dunia, Memiliki Nilai yang Fantastis
Cara Daftar OpenSea dengan Mudah, Lakukan 6 Langkah Ini
Bahlil: Apple Belum Tindak Lanjuti Investasi di Indonesia
Medco Rampungkan Divestasi Kepemilikan di Blok Ophir Vietnam
Stanchart: Kemenangan Prabowo Tak Serta Merta Tingkatkan Investasi
Rumah Tapak Diminati, Grup Lippo (LPCK) Raup Marketing Sales Rp325 M