JP Morgan Terawang IHSG Capai 7.500 di Akhir 2023

Didorong konsumsi domestik kuat dan pertumbuhan pendapatan.

JP Morgan Terawang IHSG Capai 7.500 di Akhir 2023
Bursa Efek Indonesia/Dok. Desy Y/Fortune Indonesia
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Perusahaan jasa keuangan global J.P. Morgan memprediksi adanya momentum positif di pasar modal Indonesia di tahun 2022, yang akan berlanjut di tahun 2023. Diprediksi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dapat mencapai level 7.500 pada akhir 2023. J.P. Morgan pun menetapkan peringkat “overweight” (OW) untuk pasar saham Indonesia.

Senior Country Officer J.P. Morgan Indonesia, Gioshia Ralie, mengatakan pandangan positif tersebut datang bahkan ketika pasar saham lokal telah melihat aliran dana asing keluar sejak awal tahun. Hal ini karena investor memindahkan dana ke Cina setelah ekonomi terbesar kedua di dunia itu membuka kembali perbatasannya dan mencabut kebijakan zero tolerance Covid-19 selama tiga tahun.

“Aliran dana ekuitas yang keluar baru-baru ini sebagian besar didorong oleh adanya pembukaan kembali perdagangan dari Cina, di mana investor menggunakan Indonesia sebagai sumber pendanaan setelah kinerja pasar saham yang luar biasa tahun lalu," katanya dalam keterangan pers, Selasa (2/3).

Dia menambahkan, Menurut Henry, JP Morgan masih melihat terdapat konsumsi domestik yang kuat dan pendapatan meningkat, meskipun terdapat banyak risiko eksternal bagi pasar modal Indonesia.

"Kami yakin bahwa pasar saham Indonesia akan tetap memiliki outlook positif tahun ini karena investor memutuskan untuk buy on weakness,” ujarnya.

Selain itu, rupiah Indonesia yang menguat dan naik sekitar 3 persen tahun ini terhadap dolar AS – karena investor asing kembali ke pasar obligasi lokal turut membawa angin segar bagi iklim investasi. Diharapkan pasar modal bereaksi positif terhadap penguatan rupiah belakangan.

"Rupiah yang lebih kuat tentu dapat menguntungkan pasar, di mana apresiasi rupiah sebesar 1 persen terhadap dolar AS dapat meningkatkan laba bersih per saham sebesar 1 persen, dengan asumsi hal lainnya tetap konstan," ujarnya.

Penguatan rupiah juga merupakan kabar baik bagi importir dengan menggunakan dolar AS, terutama perusahaan consumer goods yang mengimpor bahan baku, dan juga perusahaan dengan eksposur utang menggunakan dolar AS.

Kendaraan listrik dan ekonomi digital mendorong ekonomi

Ralie menyampaikan, ambisi Indonesia terhadap industri kendaraan listrik (EV) diharapkan dapat memberikan dorongan ke pasar modal Indonesia. Apalagi Indonesia merupakan produsen nikel terbesar di dunia. Dengan demikian, J.P. Morgan menetapkan peringkat OW pada produsen material Indonesia.

Head of Indonesia Equities Research J.P. Morgan juga memandang adanya kemajuan yang baik di industri dalam dua tahun terakhir.

"Indonesia telah menandatangani lebih dari selusin kesepakatan senilai lebih dari US$15 miliar dengan perusahaan seperti Hyundai Motor., CATL, antara lain untuk memproduksi kendaraan listrik dan baterai, serta membangun rantai pasokan," ujarnya.

Meskipun ekonomi digital Indonesia mengalami tahun 2022 yang penuh tantangan di balik suku bunga yang meningkat, industri senilai US$50 miliar ini tetap menjadi bagian penting dari perekonomian.

Di sisi lain, persaingan menuju profitabilitas terus menjadi fokus utama bagi perusahaan berbasis internet (di Indonesia) pada tahun 2023. Berbagai perusahaan mengambil langkah efisiensi biaya tahun lalu dan memperkenalkan tools monetisasi pendapatan terkini untuk mempercepat dan mencapai profitabilitas berkelanjutan.

"Langkah-langkah tersebut tentu harus membuahkan hasil tahun ini, kata Wibowo.

J.P. Morgan juga memberikan peringkat OW terhadap lembaga keuangan, dilihat dari kerangka tata kelola dan manajemen risiko yang lebih baik di bank-bank BUMN. Hal ini didukung dengan adanya pertumbuhan kredit sebagai pendorong pendapatan sistem perbankan, serta pergerakan industri ini dalam menuju layanan keuangan dengan menawarkan nilai tambah yang lebih tinggi.

Peringkat yang sama juga diberikan terhadap sektor kebutuhan pokok konsumen dan layanan kesehatan karena adanya profil pertumbuhan defensif sektor tersebut.

Pertumbuhan PDB menjadi moderat, inflasi tetap stabil

Diprediksi pertumbuhan produk domestik (PDB) Indonesia akan moderat pada tahun 2023, setelah mencatatkan pertumbuhan yang kuat sebesar 5,3 persen pada tahun 2022. Hal ini dipicicu adanya normalisasi harga komoditas terutama batu bara, yang merupakan pendorong utama ekspor negara.

J.P. Morgan juga melihat adanya terpaan faktor global eksternal yang cukup menantang. Meskipun demikian, perusahaan memperkirakan konsumsi domestik Indonesia yang tangguh akan memberikan penyangga defensif yang akan membantu negara ini relatif kebal terhadap risiko resesi.

Sementara itu, neraca transaksi perdagangan Indonesia diperkirakan akan sedikit defisit tipis sebesar 0,4 persen dari PDB atau kisaran US$5,3 miliar tahun ini. Hal ini disebabkan adanya pembalikan sebagian dari guncangan terhadap persyaratan perdagangan dari tahun lalu dan defisit dalam sektor jasa yang relatif kaku.

"Penerimaan pariwisata diperkirakan akan kembali normal, sedangkan peningkatan impor bisnis dan jasa keuangan diperkirakan akan memperlambat dan menormalisasikan defisit–yang mungkin kasat mata–bisa kembali ke tingkat sebelum pandemi,” kata Ralie.

Dengan adanya kemungkinan inflasi yang tetap stabil, perusahaan memperkirakan Bank Indonesia akan mempertahankan tingkat kebijakan moneter saat ini stabil di 5,75 persen sepanjang tahun.

Magazine

SEE MORE>
Fortune Indonesia 40 Under 40
Edisi Februari 2024
Investor's Guide 2024
Edisi Januari 2024
Change the World 2023
Edisi Desember 2023
Back for More
Edisi November 2023
Businessperson of the Year 2023
Edisi Oktober 2023
Rethinking Wellness
Edisi September 2023
Fortune Indonesia 100
Edisi Agustus 2023
Driving Impactful Change
Edisi Juli 2023

Most Popular

Paylater Layaknya Pedang Bermata Dua, Kenali Risiko dan Manfaatnya
Bidik Pasar ASEAN, Microsoft Investasi US$2,2 Miliar di Malaysia
LPS Bayarkan Klaim Rp237 Miliar ke Nasabah BPR Kolaps dalam 4 Bulan
BI Optimistis Rupiah Menguat ke Rp15.800 per US$, Ini Faktor-faktornya
Saham Anjlok, Problem Starbucks Tak Hanya Aksi Boikot
Rambah Bisnis Es Krim, TGUK Gandeng Aice Siapkan Investasi Rp700 M