Bitcoin Tembus Rp1 Miliar, Menuju Rekor November 2021

Reli panjang berlangsung selama Februari 2024.

Bitcoin Tembus Rp1 Miliar, Menuju Rekor November 2021
Ilustrasi Bitcoin (Unsplash/@kanchanara)

Fortune Recap

  • Bitcoin mencapai rekor tertinggi sejak November 2021, naik 40% selama Februari 2024.
  • Ethereum juga mengalami kenaikan hingga 46% dan mendekati harga US$3.500.
  • Reli Bitcoin dipengaruhi oleh arus masuk besar ke ETF Spot AS dan fenomena halving yang akan terjadi pada April tahun ini.
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE- Pasar kripto berada di tengah reli besar-besaran karena Bitcoin setelah melewati level psikologis US$50.000.

Pada Rabu (28/2) nilai Bitcoin sempat menembus US$64.000 atau Rp1,004 miliar (kurs:Rp15.702). Perolehan ini menempatkan harga Bitcoin menuju level tertinggi sejak November 2021.

Rekor sepanjang masa yang pernah dicetak uang digital itu adalah US$69,000, dan itu terjadi pada 10 November 2021.

Pakar keuangan dari Ajaib Kripto, Panji Yudha, mengatakan reli panjang mencapai 40 persen, dan terjadi sepanjang Februari 2024.

“Ethereum (ETH) juga mengalami hal yang serupa dengan kenaikan mencapai 46 persen sepanjang Februari, mendekati harga US$3.500, setelah menembus level $3,000 minggu lalu untuk pertama kalinya dalam hampir dua tahun,” kata dia dalam keterangannya, Kamis (29/2).

Hingga Kamis (29/2) pagi pukul 08.00 WIB, Bitcoin bertengger pada level US$61.250 alias naik sekitar 7,60 persen dalam 24 jam terakhir.

Sementara itu, Ethereum (ETH) juga mengalami kenaikan dalam periode yang sama sekitar 6,14 persen dan bertengger pada US$3.443.

Total kapitalisasi pasar Aset Kripto mencapai US$2,218 triliun, naik sebesar 6,75 persen dalam 24 jam terakhir.  

Efek dari ETF Spot AS

Selain itu, Panji menjelaskan bahwa reli pekan ini bertepatan dengan arus masuk besar ke ETF spot yang diperdagangkan di AS, dengan dana baru menambahkan lebih dari 12.000 Bitcoin pada Selasa (27/2) setelah menambahkan sekitar 10.000 pada Senin (26/2).

Kenaikan Bitcoin juga terjadi menjelang peristiwa penting yang merupakan siklus empat tahunan, yaitu halving Bitcoin. Biasanya, kata Panji, momentum ini akan disertai dengan kenaikan yang kuat seiring melambatnya penerbitan Bitcoin baru.

“Bitcoin halving dimaksudkan untuk memastikan kelangkaan penerbitan BTC dari waktu ke waktu. Dengan semakin menipisnya BTC yang diterbitkan, harga Bitcoin telah melonjak dibandingkan halving sebelumnya yang terjadi pada 2020, 2016, dan 2012,” ujarnya.

Sentimen Bitcoin lainnya

Sementara itu, Kepala Analis Grayscale investments, Zach Pandl, mengatakan reli kenaikan harga ini dipengaruhi oleh masuknya arus kas besar-besaran ke ETF Spot, yang lantas mendorong permintaan atas Bitcoin.

“Permintaan Bitcoin bertabrakan dengan pasokan yang semakin ketat. ETF Bitcoin spot AS yang baru telah menarik rata-rata US$195 juta per hari di bulan Februari,” kata dia seperti dikutip Fortune, Rabu (28/2).

Pandl mengatakan fenomena halving juga akan mengerek harga Bircoin lebih tinggi. Halving berikutnya, yang akan menyebabkan volume koin baru turun dari sekitar 900 per hari menjadi 450, diperkirakan akan terjadi pada 19 April mendatang.

Reli Bitcoin saat ini, seperti yang terjadi pada booming sebelumnya, juga menyebabkan lonjakan mata uang kripto lainnya.

Magazine

SEE MORE>
Chronicle of Greatness
Edisi April 2024
[Dis] Advantages As First Movers
Edisi Maret 2024
Fortune Indonesia 40 Under 40
Edisi Februari 2024
Investor's Guide 2024
Edisi Januari 2024
Change the World 2023
Edisi Desember 2023
Back for More
Edisi November 2023
Businessperson of the Year 2023
Edisi Oktober 2023
Rethinking Wellness
Edisi September 2023

Most Popular

Cara Membuat Akun PayPal dengan Mudah, Tanpa Kartu Kredit!
UOB Sediakan Kartu Kredit Khusus Wanita, Miliki Nasabah 70 ribu
Kelas BPJS Kesehatan Dihapus tapi Iuran Tetap Beda, Seperti Apa?
IBM Indonesia Ungkap Fungsi WatsonX Bagi Digitalisasi Sektor Keuangan
Survei BI: Tren Harga Rumah Tapak Masih Naik di Awal 2024
Saksi Sidang Kasus Korupsi Tol MBZ Sebut Mutu Beton Tak Sesuai SNI