Lelang SUN Sepi Jelang Lebaran, Pemerintah Cuma Tarik Utang Rp22,6 T

Sebelumnya, penawaran yang dimenangkan capai Rp24 triliun.

Lelang SUN Sepi Jelang Lebaran, Pemerintah Cuma Tarik Utang Rp22,6 T
Dok. Shutterstock/Ktasimar

Fortune Recap

  • Pemerintah tarik utang baru dari lelang tujuh surat utang negara (SUN)
  • Total penawaran lelang mencapai Rp32,34 triliun, lebih tinggi dari target indikatif
  • Volatilitas pasar keuangan memberikan tekanan pada tingkat imbal hasil SBN
  • SUN tenor 5 dan 10 tahun paling diminati oleh investor
  • Jumlah incoming bids dari investor asing mencapai Rp2,94 triliun
  • Lelang penerbitan SUN selanjutnya akan dilaksanakan pada tanggal 30 April 2024
  • Pemerintah menarik utang Rp24 triliun dari lelang tuju
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Pemerintah kembali menarik utang baru dari lelang tujuh Surat Utang Negara (SUN) pada Selasa (26/3).

Tujuh SUN yang ditawarkan melalui sistem lelang Bank Indonesia tersebut, yakni seri SPN12240628 (reopening), SPN12250314 (reopening), FR0101 (reopening), FR0100 (reopening), FR0098 (reopening), FR0097 (reopening), dan FR0102 (reopening).

Berdasarkan catatan Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan, total penawaran yang masuk (incoming bids) dari lelang tersebut mencapai Rp32,34 triliun. Meskipun lebih tinggi dari target indikatif yang diumumkan, jumlah penawaran sebelumnya masih lebih besar. 

Direktur Surat Utang Negara DJPPR Kementerian Keuangan, Dwi Irianti Hadiningdyah, mengatakan bahwa pada lelang kali ini incoming bids dari perbankan menurun sebagai antisipasi peningkatan kebutuhan dana tunai jelang Lebaran oleh masyarakat. 

Penawaran yang dimenangkan—dengan mempertimbangkan yield SBN yang wajar di pasar sekunder, rencana kebutuhan pembiayaan 2024, dan kondisi kas negara terkini—diputuskan mencapai Rp22,6 triliun.

"Volatilitas pasar keuangan dalam dua pekan terakhir memberikan tekanan kepada tingkat imbal hasil SBN, sehingga weighted average yield (WAY) obligasi negara pada lelang SUN hari ini bergerak naik antara 2–8 bps dibandingkan WAY pada lelang SUN sebelumnya," ujar Dwi dalam keterangan resmi yang dikutip Rabu (27/3).

Dwi bepandangan kebijakan BI mempertahankan suku bunga acuannya pada level 6 persen dan solidnya kinerja APBN sampai dengan 15 Maret 2024 dengan surplus Rp22,8 triliun menjadi indikator baiknya kondisi perekonomian domestik yang mendukung pasar SBN. 

Di sisi lain, walaupun pernyataan pejabat Fed cenderung dovish, namun pelaku pasar masih menunggu timing penurunan suku bunga acuannya pada tahun ini, yang berpotensi mendukung pasar SBN dan aset emerging market lainnya.

SUN bertenor 5 tahun paling diminati

Dalam lelang kali ini, SUN dengan tenor 5 dan 10 tahun masih menjadi daya tarik utama bagi investor dengan jumlah incoming bids dan awarded bids masing-masing 43,34 persen dari total incoming bids dan 53,54 persen dari total awarded bids

Namun, incoming bids terbesar masih berada pada SUN tenor 5 tahun, yaitu Rp8,34 triliun (25,87 persen dari total incoming bids) dan dimenangkan sebesar Rp7,45 triliun (32,96 persen dari total awarded bids).

Jumlah incoming bids dari investor asing pada lelang SUN hari ini mencapai Rp2,94 triliun. Mayoritas incoming bids tersebut pada SUN tenor 5 tahun sebesar Rp1,93 triliun atau 65,69 persen dari total incoming bids investor asing, dan dimenangkan sebesar Rp1,91 triliun atau 8,45 persen dari total awarded bids.

"Sesuai dengan kalender penerbitan Surat Berharga Negara (SBN) tahun 2024, lelang penerbitan SUN selanjutnya akan dilaksanakan pada tanggal 30 April 2024," katanya.

Pada 13 Maret 2024, pemerintah menarik utang Rp24 triliun dari lelang tujuh seri SUN—sama seperti keputusan total awarded bids sejak awal Januari 2024. 

Menurut Deni, permintaan atas lelang SUN pada awal Ramadan 1445 H tersebut cukup baik dengan total penawaran yang masuk mencapai Rp58,94 triliun atau lebih tinggi 2,45 kali dari target indikatif yang diumumkan sebelumnya.

Hal ini didukung oleh indikator perekonomian domestik yang konstruktif, antara lain tetap tingginya cadangan devisa di level US$144,0 miliar yang setara dengan pembiayaan 6,5 bulan impor atau 6,3 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah. 

"Dari pasar global, Chairman Fed, Jerome Powell, mengindikasikan kemungkinan penurunan Fed Fund rate pada tahun ini, meskipun penurunan tersebut belum memungkinkan pada semester I-2024, karena tingkat inflasi AS yang belum mendekati target Fed," ujar Deni saat itu.

Magazine

SEE MORE>
Chronicle of Greatness
Edisi April 2024
[Dis] Advantages As First Movers
Edisi Maret 2024
Fortune Indonesia 40 Under 40
Edisi Februari 2024
Investor's Guide 2024
Edisi Januari 2024
Change the World 2023
Edisi Desember 2023
Back for More
Edisi November 2023
Businessperson of the Year 2023
Edisi Oktober 2023
Rethinking Wellness
Edisi September 2023

Most Popular

3 Cara Mengubah Suara Menjadi Teks Untuk Kebutuhan Konten
Cara Melihat Pesan WA yang Terhapus, Tanpa Aplikasi Tambahan
Cara dan Sayarat Gadai Sertifikat Tanah di Pegadaian
Panduan Cara Ganti Kartu ATM BCA yang Hilang atau Rusak
Dalam sebulan, 69 Pinjol Diganjar Sanksi Oleh OJK
10 Kacamata Termahal di Dunia Lengkap dengan Harganya!