Merdeka Copper Gold Akuisisi Tambang Nikel di Sulawesi

Emiten tambang Saratoga Group suntik Rp5 T ke entitas anak.

Merdeka Copper Gold Akuisisi Tambang Nikel di Sulawesi
Tambang emas bawah tanah Merdeka Copper Gold di Tumpang Pitu, Jawa Timur. Doc. MDKA
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Emiten pertambangan Saratoga Group, PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA), akan menyetor modal Rp5,36 triliun ke entitas anak, PT Batutua Tambang Abadi (BTA). Dana itu digunakan untuk mengambil alih holding tambang nikel PT Provident Capital Indonesia (PCI) di Sulawesi.

BTA akan menggunakan modal tersebut untuk melunasi kewajiban pengambilan saham bersyarat PT Hamparan Logistik Nusantara (HLN) dari PCI.

“Berdasarkan perjanjian, BTA, HLN, dan PCI sepakat, BTA akan mengambil bagian saham baru yang bakal diterbitkan oleh HLN dalam jumlah yang cukup untuk memberi BTA kepemilikan saham sebesar 55,67 persen,” tulis Manajemen MDKA, dikutip dari keterbukaan informasi, Selasa (29/3).

Transaksi itu diharap bisa memberi nilai tambah dan manfaat ekonomis bagi anak usaha emiten tambang Saratoga Group tersebut.

Aset yang menjanjikan

Ilustrasi emas. Shutterstock/Pixfiction

Sebagai informasi, 99,5 persen saham BTA dikuasai oleh MDKA. Sementara PCI termasuk salah satu pengendali tidak langsung perseroan dengan kepemilikan atas PT Mitra Daya Mustika dan PT Suwarna Arta Mandiri.

Adapun HLN merupakan salah satu perusahaan afiliasi PCI. Baru-baru ini, HLN merampungkan akuisisi kepemilikan di PT J&P Indonesia dan PT Jcorps Industri Mineral (JIM) dari PT JCorp Cahaya Semesta. Pada proses itu, HLN menguasai 95,3 persen saham di JPI dan 99,9 persen di JIM.

Aset-aset akuisisi terdiri dari sejumlah investasi JPI dan JIM. JPI misalnya, mengendalikan 51 persen saham PT Sulawesi Cahaya Mineral yang memegan Izin Usaha PErtambangan salah satu sumber daya nikel terbesar dunia yang belum berkembang. Juga memiliki saham minoritas di dua pabrik nikel Rotary Klin-Electric Furnace (RKEF).

Sementara, JIM menguasai berbagai saham mayoritas di perusahaan dengan IUP Batugamping dan proyek pembangkit listrik tenaga air. JIM pun memiliki saham minor di Indonesia Konawe Industrial.

Rekomendasi analis untuk MDKA

NAR studio/Shutterstock

Analis BRI Danareksa Sekuritas, Hasan Barakwan menilai, upaya MDKA masuk ke bisnis nikel tak akan berhenti di akuisisi di situ. Terlebih, perseroan akan mengumumkan rencananya dengan CATL dalam waktu dekat.

“Kami meningkatkan TP menjadi Rp5.600 dan mengulangi rekomendasi BUY untuk MDKA,” ujar Hasan dalam risetnya.

Akuisisi besar-besaran MDKA atas tambang nikel di Sulawesi akan didanai melalui kombinasi uang tunai dan utang, juga menggunakan dana dari rights issue mendatang, sekitar US$235 juta.

Magazine

SEE MORE>
Fortune Indonesia 40 Under 40
Edisi Februari 2024
Investor's Guide 2024
Edisi Januari 2024
Change the World 2023
Edisi Desember 2023
Back for More
Edisi November 2023
Businessperson of the Year 2023
Edisi Oktober 2023
Rethinking Wellness
Edisi September 2023
Fortune Indonesia 100
Edisi Agustus 2023
Driving Impactful Change
Edisi Juli 2023

Most Popular

Pialang Adalah: Pengertian, Tugas, dan Cara Kerjanya
Lima Anak Bernard Arnault Jadi Direksi, Penerus LVMH Diragukan
Daftar Produk Paling Laris Dibeli di Tokopedia dan Tiktok Saat Ramadan
Pelaku Usaha dan UMKM Kini Bisa Daftar Sertifikasi Halal Lewat Shopee
Rupiah Tertekan ke Rp16.217 per US$ Usai Data PDB AA Dirilis
Peluang Rebound IHSG Terbuka, Didukung Kebijakan Suku Bunga