Profil Larry Fink BlackRock, Entitas Pemborong Saham BUKA

Seperti apa rekam jejak Larry Fink dari BlackRock?

Profil Larry Fink BlackRock, Entitas Pemborong Saham BUKA
Larry Fink, CEO BlackRock (WORLD ECONOMIC FORUMswiss-image.ch/Photo/Michael Buholzer)
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Raksasa manajemen aset global, BlackRock, masih aktif membeli sejumlah saham emiten Indonesia seperti sektor energi baru-terbarukan (EBT) dan teknologi.

Terbaru, mengacu pada data Bloomberg, BlackRock membeli 3,83 juta lembar saham PT Bukalapak.com Tbk (BUKA) pada Kamis (8/12). Dus, kini perusahaan itu menguasai 951,09 juta lembar saham sang e-commerce. Saat itu, saham BUKA ditutup stagnan, tapi hari ini BUKA ditutup terkoreksi 1,50 persen ke leve 262.

Bahkan, BlackRock terpantau terus tingkatkan kepemilikan saham di BUKA sejak kuartal kedua 2022. Pembelian jumbo terjadi pada periode akhir Oktober sampai dengan November 2022, menjadi 940,84 juta lembar dari sebelumnya 60,66 juta lembar saham.

BlackRock juga menyuntik modal ke GOTO, begitu pula dengan sejumlah emiten yang mulai mendiversifikasi bisnis ke bidang mobil listrik.

Di balik investasi-investasi global BlackRock, ada delapan mitra pendiri. Salah satunya, Larry Fink. Siapa dia dan seperti apa profilnya?

Profil Larry Fink, bos BlackRock yang aktif investasi di perusahaan Indonesia

Nama asli Larry Fink itu Laurence D. Fink. Ia tak hanya jadi CEO di BlackRock, tapi juga Chairman. Ia salah satu tokoh kunci di balik berdirinya BlackRock. Sebab, Larry itu satu dari 8 mitra pendiri pada 1988. 

Awalnya, BlackRock itu bagian The Blackstone Group. Tapi, BlackRock lantas dipecah dari Blackstone pada 1994, lalu melantai di bursa pada 1999. Di bawah kepemimpinan Larry Fink, BlackRock terus berkembang jadi pemimpin di bidang solusi investasi dan teknologi yang sudah mengelola aset senilai US$8,7 triliun.

Sebelum di BlackRock, Larry Fink adalah member Komite Manajemen dan Managing Director The First Boston Corporation. Selain itu, ia juga bagian dari Dewan Pengawas Universitas New York dan Forum Ekonomi Dunia. Bahkan turut bertugas sebagai Dewan Museum of Modern Art, Dewan Hubungan Luar Negeri, serta Komite Penyelamatan Internasional.

Jebolan University of California at Los Angeles (UCLA) itu memiliki kekayaan bersih senilau US$1 miliar, menurut data Forbes per 12 Desember 2022. Sumber pendapatannya adalah pengelolaan uang dan self made.

Magazine

SEE MORE>
Fortune Indonesia 40 Under 40
Edisi Februari 2024
Investor's Guide 2024
Edisi Januari 2024
Change the World 2023
Edisi Desember 2023
Back for More
Edisi November 2023
Businessperson of the Year 2023
Edisi Oktober 2023
Rethinking Wellness
Edisi September 2023
Fortune Indonesia 100
Edisi Agustus 2023
Driving Impactful Change
Edisi Juli 2023

Most Popular

Paylater Layaknya Pedang Bermata Dua, Kenali Risiko dan Manfaatnya
Bidik Pasar ASEAN, Microsoft Investasi US$2,2 Miliar di Malaysia
LPS Bayarkan Klaim Rp237 Miliar ke Nasabah BPR Kolaps dalam 4 Bulan
Bukan Cuma Untuk Umrah, Arab Saudi Targetkan 2,2 Juta Wisatawan RI
BI Optimistis Rupiah Menguat ke Rp15.800 per US$, Ini Faktor-faktornya
Rambah Bisnis Es Krim, TGUK Gandeng Aice Siapkan Investasi Rp700 M