Baca artikel Fortune IDN lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

BCA Sekuritas Proyeksi IHSG 2025 Bisa Capai 7.700, Simak Sektornya

Chief of Economist BCA David Sumual dan Head of Research BCA Sekuritas Andre Benas dalam Mini Studio Expoversary 2025
Intinya sih...
  • BCA Sekuritas memproyeksikan IHSG 2025 bisa mencapai level 7.600-7.700 jika ekonomi Indonesia stabil dan pemerintah menggulirkan kebijakan dengan kepastian tinggi.
  • Investor layak mencermati sektor perbankan yang diperkirakan masih akan tumbuh baik.
  • Investor disarankan menahan cash ketimbang terlalu gencar menambah saham anjlok dari perusahaan yang fundamentalnya belum meyakinkan.

Jakarta, FORTUNE - BCA Sekuritas memproyeksikan indeks harga saham gabungan (IHSG) sanggup mencapai level 7.600-7.700 pada 2025.

Prediksi itu dapat tercapai jika perekonomian Indonesia stabil, dan pemerintah menggulirkan kebijakan dengan kepastian tinggi.

Head of Research BCA Sekuritas, Andre Benas, mengatakan valuasi IHSG saat ini masih cenderung rendah dibandingkan dengan bursa saham lain di kawasan Asia. Penyebabnya adalah kondisi arus keluar modal asing yang cukup signifikan dalam satu bulan terakhir.

“[Proyeksi itu] menurut saya sudah cukup bullish di tahun 2025. Untuk base case-nya mungkin bisa 7.200,” ujar Andre dalam Mini Studio BCA Expoversary 2025: Market Outlook 2025 di ICE BSD, Sabtu (22/2).

Para investor, menurutnya, layak mencermati sektor perbankan. Sebab, sektor itu diperkirakan masih akan mengalami pertumbuhan baik. Selain itu, sektor layanan kesehatan juga dinilai dapat menjadi pilihan saham sektor defensif yang dapat dipertimbangkan di tengah volatilitas pasar.

Demi menanggapi kondisi IHSG yang tengah melemah itu, para investor dianjurkan untuk tetap menahan cash ketimbang terlalu gencar menambah saham anjlok dari perusahaan yang fundamentalnya belum meyakinkan. 

“Jadi, dibandingkan kita terlalu agresif di saham, mungkin bisa pegang cash dulu. Mungkin kita agresifkan dulu. Karena memang ekonomi tahun 2025 kurang menarik, terutama di pasar lokal. Itu karena kondisi pasar global seperti Amerika Serikat yang lebih menarik,” ujarnya

Dalam kesempatan yang sama, Chief of Economist BCA, David Sumual, mengatakan uang tunai merupakan salah satu aset terpenting di tengah volatilitas yang tinggi. Namun, dia menyarankan investor juga memiliki aset yang memberikan return. Dalam hematnya, instrumen investasi yang menarik adalah valuta asing (reksa dana pasar uang) dan obligasi, seperti ORI.

“Yang punya cash dan ingin hold lebih lama, ORI bisa tiga tahun. Itu menarik dari sisi yield-nya. Yang lain saya pikir dari risk appetite masing-masing,” kata David.

Pada penutupan perdagangan kemarin (24/2), IHSG melemah 53,40 poin (0,78 persen) ke level 6.749,60 dengan volume perdagangan 33,68 juta saham dan nilai transaksi Rp12,18 triliun.

Dalam satu bulan, IHSG telah anjlok 6,99 persen.

Share
Topics
Editorial Team
Bonardo Maulana
EditorBonardo Maulana
Follow Us