BI Jaga Tingkat Suku Bunga, IHSG Diproyeksi Kembali Terkoreksi

Jakarta, FORTUNE - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diproyeksikan melemah pada Kamis (23/10), setelah ditutup turun 1,04 persen di level 8.152,55 kemarin.
Analis Binaartha Sekuritas, Ivan Rosanova, memproyeksikan, IHSG memasuki fase koreksi dalam struktur internalnya, sebagaimana ditunjukkan oleh indikator MACD yang menunjukkan sinyal death cross pada chart 1H dan ditutup di bawah garis SMA-20.
"Jika menembus di bawah 8059, maka IHSG akan mencari support berikutnya di 8.009 atau bahkan 7.941," kata Ivan dalam riset hariannya.
Level support IHSG berada di 8.059, 8.009, dan 7.892. Sementara level resistennya di 8.300, 8.400, dan 8.486. Indikator MACD menunjukkan adanya momentum bearish.
Ivan memproyeksikan IHSG hari ini bergerak di kisaran support 8.070 dan resisten 8.185. Daftar saham pilihannya adalah AKRA, ANTM, ASII, BBRI, dan EXCL.
Lebih lanjut, Phintraco Sekuritas memprediksi IHSG hari ini melaju sideways cenderung melemah di rentang 8.050 sampai dengan 8.200. Saham-saham pilihannya adalah PTPP, BUMI, PANI, ELSA, dan INTP.
Secara teknikal, dalam jangka menengah-panjang, IHSG masih dalam fase bullish karena di atas level MA100 dan MA200. "Namun dalam jangka pendek, IHSG diperkirakan akan menguji level MA20 di sekitar level 8.121," kata tim riset Phintraco Sekuritas.
Kemarin, IHSG ditutup terkoreksi. Penyebabnya, antara lain: aksi pprofittakingyang dipicu oleh koreksi mayoritas di bursa Asia dan keputusan Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia yang mempertahakan suku bunga.
Koreksi harga komoditas emas, juga mendorong pelemahan pada saham-saham berbasis komoditas emas. Saham sektor basic material mencatatkan koreksi terbesar, sedangkan saham sektor properti membukukan penguatan terbesar.
Meskipun BI rate tetap, namun saham sektor properti mendapat sentimen positif dari rencana pemerintah untuk memperpanjang insentif PPN DTP di sektor perumahan hingga Desember 2027.
Di luar konsensus, RDG BI mempertahankan BI rate tetap pada level 4,75 persen (22/10), dengan deposit facility rate tetap di 3,75 persen, dan lending facility rate tetap di 5,5 persen.
Keputusan itu sejalan dengan inflasi yang masih terkendali dalam sasaran target BI, upaya menjaga kestabilan nilai tukar rupiah serta untuk mendorong pertumbuhan ekonomi.
Sebelumnya BI telah menurunkan BI rate total sebanyak 125 bps pada tahun ini menjadi 4,75 persen yang merupakan level terendah sejak tahun 2022. Pertumbuhan kredit pada September sebesar 7,7 persen (YoY), sedikit membaik dari 7,56 persen (YoY) pada Agustus 2025.