Jakarta, FORTUNE - Emiten bioskop XXI atau PT Nusantara Sejahtera Raya Tbk (CNMA) membukukan laba bersih sepanjang semester I 2025 sebanyak Rp324 miliar, turun 23,69 persen secara tahunan. Sedangkan dari sisi pendapatan, turun tipis 2,7 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu menjadi Rp2,8 triliun dengan EBITDA yang dibukukan sebesar Rp842,4 miliar.
Direktur Utama Cinema XXI Suryo Suherman mengatakan, capaian ini masih mencerminkan kinerja yang positif. Menurutnya hal ini tidak lepas dari fondasi bisnis yang solid dan didukung langkah perseroan dalam berekspansi ke berbagai daerah di Indonesia.
Kinerja pada semester pertama tahun 2025 salah satunya terdorong oleh total jumlah penonton yang mencapai 42,5 juta penonton, di mana total penonton pada kuartal kedua melonjak lebih dari dua kali lipat dari total penonton di kuartal pertama.
Sementara pendapatan dari tiket pada periode ini mencapai Rp1,79 triliun, yang mana berkontibusi 62,4 persen terhadap total pendapatan.
"Peningkatan ini didukung oleh momentum Lebaran dan antusiasme penonton terhadap film-film box office, baik film nasional maupun internasional," ujarnya dalam siaran pers, Senin (28/7).
Tren positif performa film nasional juga berperan positif bagi Cinema XXI. Hal ini tercermin dari kontribusi film nasional yang mencapai lebih dari 65 persen dari jumlah penonton di semester pertama 2025.
Berdasarkan data yang dipublikasikan filmindonesia.or.id, terdapat 9 film nasional yang meraih lebih dari 1 juta penonton pada semester I-2025. Tiga diantaranya merupakan karya dala negri yakni Jumbo yang berhasil mencatatkan rekor sebagai film Indonesia terlaris sepanjang masa dengan mengumpulkan 10.197.790 penonton. Kemudian Pabrik Gula menyentuh 4.726.760, dan Petaka Gunung Gede 3.242.843 penonton.
Selain dari jumlah penonton, penjualan makanan dan minuman juga menjadi penopang kinerja. Lini bisnis tersebut berkontribusi 33,6 persen atau setara Rp968 miliar terhadap total pendapatan perseroan.
Hingga semester I 2025, ini terjadi peningkatan penjualan produk makanan. Hal itu tercermin dari rata-rata spend per head (SPH) untuk makanan dan minuman menjadi Rp25ribuan, dari yang sebelumnya Rp23ribuan pada semester I 2024.
"Peningkatan SPH ini menjadi indikator penting bahwa minat penonton terhadap produk F&B kami terus tumbuh secara sehat,” kata Suryo.
Di tengah pencapaian kinerja tersebut, CNMA kembali membayarkan dividen final untuk tahun buku 2024 sebesar Rp4 per saham atau setara dengan nilai pembayaran mencapai Rp333 miliar. Pada November 2024, CNMA juga telah membayarkan dividen interim sebesar Rp5 per saham. Sehingga secara total dividen yang telah dibayarkan sejumlah Rp9 per saham atau setara dengan 103 persen rasio pembayaran dividen untuk tahun buku 2024.
"Pembagian dividen merupakan bentuk komitmen perseroan untuk memberi nilai tambah kepada para pemegang saham sembari menjaga kesehatan posisi keuangan dan keberlanjutan pertumbuhan Perseroan," ujar Suryo.