MARKET

Emiten Ritel Grup Lippo (MPPA) Bakal Rights Issue untuk Bayar Utang

MPPA akan terbitkan 8 miliar saham baru dengan nominal Rp50.

Emiten Ritel Grup Lippo (MPPA) Bakal Rights Issue untuk Bayar Utangdok. Matahari Putra Prima
15 March 2023
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Perusahaan ritel milik Grup Lippo, PT Matahari Putra Prima Tbk (MPPA)  berencana melakukan penambahan modal dengan hak memesan efek terlebih dahulu VII (PMHMETD VII) atau rights issue. Dana dari hasil aksi korporasi ini sebagian akan digunakan untuk membayar utang.

Mengutip laman keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), perusahaan pengelola gerai ritel Hypermart ini akan menerbitkan sebanyak-banyaknya 8 miliar saham baru dengan nominal Rp50 per saham.  Sedangkan mengenai harga pelaksanaan belum diumumkan perusahaan. 

"Dana yang diperoleh dari hasil PMHMETD VII ini setelah dikurangi biaya-biaya, akan digunakan untuk pembayaran sebagian pokok utang Perseroan dan modal kerja dalam rangka mendukung pelaksanaan strategi bisnis ritel offline dan online Perseroan ke depan," tulis manajemen Matahari Putra Prima dalam keterangannya, Rabu (15/3).

Rencana PMHMETD VII diharapkan akan memberikan dampak positif bagi perseroan yang dapat mengakibatkan meningkatnya shareholders value. Berdasarkan struktur pemegang  saham saat ini,  PT Multipolar Tbk (MLPL)  merupakan pemegang saham mayoritas perusahaan dengan kepemilikan 3,32 miliar saham atau setara 39,23 persen.

Pemegang saham berikutnya ada BNYM Re Consilium Frontier Equity Fund Sebanyak 634 juta saham atau setara 7,48 persen dan PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk  sebesar 507 miliar saham atau 5,98 persen dan masyarakat 4,01 miliar atau sekitar  47,31 persen. 

"Bagi pemegang saham perseroan yang tidak menggunakan haknya untuk memesan efek terlebih dahulu dalam PMHMETD VII, maka pemegang saham tersebut akan terkena dilusi atas persentase kepemilikan saham perseroan maksimum sebesar 48,55 persen," kata manajemen. 

RUPSLB

Sehubungan dengan rencana tersebut, perseroan akan meminta persetujuan dari para pemegang saham, antara lain dalam rangka pelaksanaan PMHMETD VII dengan jadwal waktu RUPSLB sebagai berikut:
1. Pemberitahuan kepada OJK perihal rencana RUPSLB : 6 Maret 2023
2. Pengumuman perihal rencana RUPSLB dan Keterbukaan Informasi mengenai PMHMETD VII : 13 Maret 2023
3. Tanggal Daftar Pemegang Saham yang berhak mengikuti RUPSLB (Recording Date) : 27 Maret 2023
4. Pemanggilan RUPSLB : 28 Maret 2023
5. Penyelenggaraan RUPSLB : 19 April 2023
 

Kinerja keuangan

PT Matahari Putra Prima Tbk (MPPA), mencatat rugi bersih Rp429,63 miliar pada 2022. Jumlah kerugian tersebut meningkat 27,2 persen bila dibandingkan tahun sebelumnya seiring meningkatnya beban operasional. 

Mengutip laporan keuangan MPPA, sepanjang tahun 2022 perusahaan membukukan kenaikan penjualan sebesar 5,4 persen menjadi Rp7,01 triliun dibandingkan dengan periode sebelumnya sebesar Rp6,65 triliun.

"Kenaikan penjualan disebabkan karena adanya peningkatan daya beli konsumen serta dihentikannya status PPKM oleh pemerintah yang memberikan dampak pada peningkatan kunjungan konsumen," tulis manajemen dalam materi public expose dikutip, Senin (6/3).

Di sisi lain, perusahaan mencatat laba bruto Rp1,28 trilun meningkat 7 persen sepanjang tahun 2022 dibandingkan tahun 2021 mencapai Rp1,19 triliun dikarenakan adanya peningkatan penjualan.

Meski begitu, seiring dilakukannya penyesuaian pada perhitungan imbalan paska kerja dan peningkatan beban operasional 15 persen yang disebabkan biaya sewa yang sudah memasuki periode normal, menyebabkan perseroan membukukan rugi usaha Rp210 miliar. Jumlah tersebut naik tajam 208 persen dari tahun sebelumnya yang mencapai Rp68 miliar.

Di lain pihak, meningkatnya beban pajak perseroan turut menyebabkan kerugian perseroan semakin meningkat hingga akhirnya mencatat rugi bersih Rp429,63 miliar sepanjang 2022.

Related Topics