MARKET

Pertamina Geothermal Cetak Laba Rp2,065 pada Kuartal III-2023

Area Kamojang dan Ulubelu sumbang pendapatan besar ke PGEO.

Pertamina Geothermal Cetak Laba Rp2,065 pada Kuartal III-2023Dok. Pertamina Geothermal
31 October 2023
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO) membukukan laba bersih US$133,4 juta atau lebih dari Rp2.000 triliun pada akhir kuartal III-2023. Raihan tersebut naik 19,7 persen dibandingkan dengan US$111,4 juta yang didapatkan pada periode sama tahun lalu (year-on-year/yoy).

Dari sisi pendapatan usaha, emiten panas bumi pelat merah tersebut mencatatkan peningkatan dari US$287,4 juta menjadi US$308,9 juta atau Rp4,7 triliun.

Direktur Keuangan Pertamina Geothermal Energy, Nelwin Aldriansyah, mengatakan pencapaian ini menunjukkan PGE telah berhasil mengelola keuangan dengan baik. Selain itu, PGE telah berhasil membukukan pendapatan kredit karbon US$732.000 atau Rp11,3 miliar. Ini merupakan pendapatan perdana dari perdagangan di bursa karbon Indonesia.

"PGE [juga] telah mampu meningkatkan kinerja operasional dan mencapai pertumbuhan yang berkelanjutan," ujarnya dalam keterangan resmi, dikutip Selasa (31/10).

Menurut Nelwin, capaian kuartal ketiga tersebut memungkinkan PGE untuk memiliki posisi keuangan solid demi terus dapat tumbuh secara berkelanjutan. Hal ini dapat dilihat dari tingkat rasio utang terhadap ekuitas atau debt-to-equity ratio (DER) yang kuat pada 36,8 persen.

"Tingkat DER yang baik ini menjadi sinyal positif bagi kami untuk membuka peluang ekspansi usaha melalui pendanaan pihak ketiga," kata Nelwin. 

Sisi ekuitas perseroan juga menunjukkan tren meningkat dari US$1,25 juta menjadi US$1,93 juta atau Rp29,8 miliar apabila dibandingkan dengan 31 Desember 2022.

Hal ini, kata Nelwin, menunjukan PGE berada dalam kondisi keuangan yang sehat dan memiliki kemampuan untuk membayar utang dan menghasilkan laba.  

2 WKP penyumbang pendapatan terbesar

Jika dilihat berdasarkan wilayah kerja panas bumi (WKP), pendapatan PGE pada kuartal III masih didominasi oleh Area Kamojang, yang menyumbang pendapatan US$109,6 juta atau sekitar Rp1,6 triliun.

Area Kamojang merupakan wilayah pembangkitan listrik berkapasitas 235 MW yang terletak di Kamojang, Desa Laksana, Kecamatan Ibun, Kabupaten Bandung.

Kamojang merupakan wilayah tertua dan pertama di Indonesia yang menjadi pionir lahirnya Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi dengan memiliki emission avoidance 598.000 ton CO2/tahun.

Wilayah kerja yang memberikan pendapatan terbesar kedua adalah Area Ulubelu senilai US$86,1 juta atau Rp1,3 triliun.

Wilayah itu terletak di WKP Gunung Way Panas, sekitar 125 km dari kota Bandarlampung, Provinsi Lampung. Area ini memiliki empat unit pembangkit dengan total kapasitas mencapai 220 MW.

Related Topics