Jakarta, FORTUNE - London Metal Exchange (LME) menangguhkan perdagangan nikel pada Selasa (8/3) waktu setempat, usai terjadi lonjakan harga hingga 250 persen. Kejadian yang merupakan pertama kali sepanjang 145 tahun sejarah bursa ini dipicu oleh pengenaan sanksi negara barat terhadap Rusia.
Mengutip Mining.com, Rabu (9/3), harga logam itu sempat terbang melampaui US$100.000 per ton; memecahkan rekor perdagangan kontrak di LME. Padahal, pada Jumat pekan lalu (4/3), harga nikel masih berada di level US$29.130 per ton.
Tak ayal, bursa berjangka itu akhirnya membatalkan seluruh transaksi perdagangan. LME juga menunda pengiriman seluruh kontrak yang diselesaikan secara fisik di level harga US$80.000 per ton.
“LME akan secara aktif merencanakan pembukaan kembali pasar nikel dan akan mengumumkan mekanisme ini ke pasar sesegera mungkin,” kata LME, dikutip dari Reuters.
Dalam pengumuman kepada para anggota, LME menyebut penangguhan pasar nikel ini memberikan sejumlah dampak tersendiri bagi pelaku pasar. Apa sajakah itu?