HERO Rugi Rp774 Miliar per September 2021, Apa Penyebabnya?

Jakarta, FORTUNE - PT Hero Supermarket Tbk (HERO) mencatatkan rugi bersih tahun berjalan sebesar Rp747 miliar sampai dengan September 2021. Jumlah itu naik 114 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu sekitar Rp339 miliar.
Direktur HERO, Erwantho Siregar menjelaskan peningkatan kerugian ini diakibatkan adanya penurunan penjualan dan beban restrukturisasi bisnis Giant dengan biaya non reccuring mencapai Rp456 miliar.
Pada kuartal III 2021, pendapatan bersih perseroan hanya sebesar Rp4,4 triliun atau menurun 35 persen dibandingkan periode sama di 2020 yang mencapai Rp6,8 triliun. Kondisi ini disebabkan penurunan jumlah pelanggan dan jam operasional yang lebih singkat seiring dengan peningkatan kasus Covid-19.
“Juga dampak dari pembatasan PPKM yang turut berdampak pada gerai-gerai kami yang berada di mal. Di samping itu ada juga perubahan tren belanja salah satunya menurunnya popularitas format hypermarket,” ujarnya dalam paparan Public Expose virtual, Kamis (9/12).
Adapun total laba kotor HERO sampai kuartal III 2021 sebesar Rp1,2 triliun atau turun 32 persen dibandingkan periode sama tahun lalu yang sebesar Rp1,79 triliun. Penurunan laba kotor tersebut, kata Erwantho, dikarenakan adanya perbaikan gross profit margin to sales di 2021. "Di tahun 2020 gross margin to sales sekitar 26 persen tapi di 2021 sekitar 27 persen jadi ada perbaikan,” urainya.
Sementara itu, total aset Hero Supermarket juga menjadi Rp4,53 triliun dibandingkan periode sama tahun lalu yang sebesar Rp4,84 triliun, sedangkan Ekuitas perseroan turun dari Rp1,85 triliun menjadi Rp1,1 triliun dan liabilitasnya naik dari Rp2,98 triliun menjadi Rp3,44 triliun.
Erwantho mengatakan, perseroan memiliki empat strategi keuangan utama dalam rangka menanggapi situasi perubahan pasar serta memastikan kinerja keuangan lebih baik.
Pertama, mengoptimalkan belanja modal dan investasi. Kedua, program efisiensi biaya di segala aspek. Ketiga, menerapkan inisiatif pengurangan ketersediaan di level yang lebih tepat. "Keempat memastikan likuiditas yang cukup untuk menjalankan usaha,” tutur Erwantho.
Dari sisi kelanjutan usaha perseroan, manajemen menilai sisa kinerja perusahaan di tahun 2021 akan tetap penuh tantangan. Kendati demikian, perseroan tetap berkomitmen terhadap masa depan retail di Indonesia. "Sebagai peretail yang kompetitif Hero Group tetap yakin dengan rencana strategi bisnis perseroan di masa depan," jelasnya.