IHSG Anjlok 6,12%, Dihantui Putusan Fed hingga Isu Menkeu Resign

Jakarta, FORTUNE - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang anjlok melampaui 6 persen di akhir perdagangan Selasa (18/1) sesi I. Mengapa IHSG terkoreksi sedalam itu?
VP Marketing, Strategy & Planning Kiwoom Sekuritas, Oktavianus Audi melihat anjloknya IHSG pagi ini bisa jadi menggambarkan kekhawatiran investor akan ekonomi Indonesia dan pasar keuangan. Salah satu sentimennya, pemangkasan peringkat saham-saham Indonesia oleh firma keuangan global seperti Morgan Stanley dan Goldman Sachs.
"Yang memang mengkhawatirkan terkait melebarnya defisit anggaran seiring mendorong risiko fiskal," jelas Audi, Selasa.
Selain itu, tekanan jual asing yang masih sangat kuat. Sampai dengan Senin (17/3), investor asing mencatatkan outflow sebesar Rp26,9 triliun. Tekanan besar berasal dari sektor perbankan.
Lebih lanjut, ia melihat anjloknya IHSG hari ini menunjukkan anomali jika dibandingkan dengan bursa regional Asia lainnya, seperti Nikkei (+1,4 persen, Shanghai (+0,09 persen), STI (+1 persen), dan FKLCI (+1 persen).
Di luar itu, penantian pasar akan kebijakan suku bunga The Fed turut menjadi sentimen pemberat indeks acuan saham. Pengamat Pasar Modal Panin Sekuritas, Reydi menjelaskan, mayoritas pelaku pasar memproyeksikan suku bunga acuan The Fed akan ditahan di level 4,25–4,5 persen pada pertemuan Rabu (19/3).
"Artinya investor akan lebih senang untuk mengamankan dananya di instrumen investasi low risk yang masih menawarkan pengembalian yang tinggi karena suku bunga masih tinggi," kata Reydi kepada Fortune Indonesia.
Kekhawatiran investor akan berlanjut setelah keputusan suku bunga The Fed akibat kebijakan perdagangan AS. Kabarnya, akan ada potensi tarif tambahan selepas hasil FOMC rilis esok hari.
Sentimen pemberat lainnya adalah isu mengenai Menteri Keuangan Sri Mulyani yang akan mengundurkan diri dalam beberapa hari terakhir hingga pagi ini.
"Kabarnya semakin santer didengar, tapi hari ini ntmpaknya sudah ada tepisannya walau belum resmi," kata Reydi. "Rasanya ada pengaruh [dari isu itu] tapi lebih konkritnya sepertinya karena data-data ekonomi tersebut, seperti suku bunga tidak turun besok dan kebijakan perdagangan AS."
Pada akhir perdagangan sesi I, Selasa, IHSG melemah 6,12 persen di level 6.076,08. Secara teknikal, Analis Binaartha Sekuritas, Ivan Rosanova memproyeksikan IHSG saat ini akan menguji level 6.122 yang jika ditembus maka target koreksi berikutnya yaitu 6.061.
"Jika di level 6.061 pun gagal bertahan, maka besar kemungkinan IHSG mulai bergerak di bawah level 6.000 atau tepatnya target berikutnya 5.961," jelasnya kepada Fortune Indonesia.