Baca artikel Fortune IDN lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Kabar Binance Akuisisi FTX, Pasar Aset Kripto Langsung Terkapar

Ilustrasi perdagangan aset kripto. Shutterstock/Irina Budanova
Ilustrasi perdagangan aset kripto. Shutterstock/Irina Budanova

Jakarta, FORTUNE – Pasar aset kripto pertengahan pekan ini terpuruk di tengah kabar rencana pengambilalihan bursa kripto FTX oleh platform pertukaran Binance. Aksi korporasi dua raksasa kripto itu diyakini akan membawa dampak siginifikan bagi industri aset digital secara keseluruhan.

Melansir coinmarketcap.com, Rabu (9/11), harga Bitcoin, misalnya, anjlok 11,03 persen dalam sepekan terakhir menjadi US$18.334. Sejumlah koin alternatif (altcoin) mengalami nasib sama. Ethereum pada periode sama terkoreksi 18,17 persen, Binance Coin 2,64 persen, XRP 16,32 persen, Cardano 7,83 persen, dan Dogecoin 38,83 persen.

Kemarin, Binance dilaporkan telah meneken perjanjian tidak mengikat untuk mengambil alih FTX. Aksi korporasi tersebut dilakukan setelah FTX terganjal problem likuiditas.

Trader Tokocrypto, Afid Sugiono, berpendapat kabar akuisisi tersebut membuat para investor kripto cemas.

“Ada sejumlah sentimen dari akuisisi FTX ini yang membuat investor mulai meninggalkan sementara market kripto. Pertama, kekhawatiran atas neraca keuangan FTX yang telah menyebabkan pasar berbelok tajam ke bawah. Likuidasi besar-besar dari exchange FTX mendorong investor mengeluarkan uangnya,” kata Afid dikutip dari Tokonews.

Ganjalan likuiditas

Ilustrasi aset kripto. Shutterstock/Chinnapong
Ilustrasi aset kripto. Shutterstock/Chinnapong

Menurut Reuters, kesepakatan akuisisi terjadi setelah FTX mengalami masalah penarikan dana dari pengguna dengan nilai mencapai US$6 miliar, Selasa (8/11).

Yang mungkin menjadi sorotan adalah tekanan terhadap FTX ini justru datang dari Binance. Sebelumnya, CEO Binance, Changpeng Zhao, Minggu (7/11), menyatakan perusahaan akan melakukan likuidasi atas FTT, token besutan FTX.

“Sangat menakutkan untuk berpikir bahwa FTX, yang merupakan salah satu pertukaran aset kripto terbesar di dunia, terlilit masalah likuiditas, dan Binance, saingan terbesarnya, datang untuk menyelamatkan,” kata Dan Raju, CEO Tradie.

Zao mengumumkan secara langsung rencana perusahaan untuk mengambil alih FTX. Dia mengeklaim FTX telah meminta bantuan kepada perusahaannya.

“Ada krisis likuiditas yang signifikan. Untuk melindungi pengguna, kami menandatangani letter of intent yang tidak mengikat, yang bermaksud untuk sepenuhnya mengakuisisi FTX.com,” ujar Zhao.

Berita itu dikonfirmasi CEO FTX, Bankman-Fried, yang menyatakan perusahaannya menyepakati transaksi strategis dengan Binance.

Dengan begitu, FTX bakal diambil alih sepenuhnya oleh Binance sebagai imbalan untuk membantu perusahaan keluar dari krisis. Namun, kedua belah pihak tidak mengungkapkan ketentuan lebih lanjut soal transaksi ini.

Relasi Binance-FTX

Ilustrasi perdagangan kripto. Shutterstock/Rokas Tenys
Ilustrasi perdagangan kripto. Shutterstock/Rokas Tenys

Zhao dan Bankman-Fried, dua konglomerat aset kripto, disebut-sebut memiliki hubungan bergejolak, lansir The Guardian.

Pada akhir 2019, Binance berinvestasi di FTX, yang saat itu merupakan bursa aset kripto yang jauh lebih kecil dari Binance. Namun, FTX mencatatkan progres dengan capaian 120 juta pengguna.

Keduanya bersitegang beberapa hari terakhir karena laporan dari Dirty Bubble Media yang menuding Alameda Research, perusahaan milik Bankman-Fried, serta sister company FTX, bangkrut. Alameda dikabarkan mengenggam sebagian besar asetnya dalam bentuk token FTT.

Merespons laporan tersebut, Zhao menyatakan bakal melepas US$2 miliar token FTT milik perusahaan.

Keputusan Binance untuk menjual token tersebut mendorong pengguna FTX bergegas untuk menarik dana mereka dari bursa FTX.

Sementara, Bankman-Fried mengatakan timnya sedang bekerja untuk menyelesaikan backlog penarikan. Menurutnya, masalah tersebut turut menjadi alasan utama untuk meminta Binance mengakuisisi perusahaan.

Share
Topics
Editorial Team
Bonardo Maulana
Luky Maulana Firmansyah
Bonardo Maulana
EditorBonardo Maulana
Follow Us