MARKET

Melebihi Sebelum Era Pandemi, Grup Astra Raup Laba Rp6,9 Triliun

Laba didorong pemulihan ekonomi domestik & harga komoditas.

Melebihi Sebelum Era Pandemi, Grup Astra Raup Laba Rp6,9 TriliunGedung Astra Internasional. (dok.Astra)
28 April 2022
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE – Grup Astra berhasil meraup laba bersih Rp6,86 triliun, atau naik 84 persen ketimbang Rp3,73 triliun pada periode sama tahun sebelumnya (year-on-year/yoy).

Mundur ke belakang, torehan laba bersih Grup Astra sempat terkoreksi pada kuartal pertama 2021 dan 2020. Pada kuartal pertama tahun lalu penurunannya 22 persen dalam setahun. Lalu, pada Januari-Maret 2020, koreksi labanya 8 persen menjadi Rp4,81 triliun.

Meski demikian, laba Grup Astra awal tahun ini sudah melampaui era sebelum virus corona mewabah. Pada kuartal pertama 2019, keuntungan perseroan mencapai Rp5,22 triliun.

“Grup membukukan kinerja yang baik pada kuartal pertama 2022, didukung oleh pemulihan ekonomi domestik dan harga komoditas yang lebih tinggi,” kata Presiden Direktur Astra International Djonny Bunarto Tjondro dalam keterangan kepada media, dikutip Kamis (28/4).

Pendapatan bersih grup Astra pada periode sama tumbuh 39 persen menjadi Rp71,9 triliun. Lalu, kas bersih—tidak termasuk anak perusahaan jasa keuangan—mencapai Rp36,2 triliun. Sedangkan, nilai aset bersih per saham meningkat 4 persen menjadi Rp4.427.

Bertumpu sektor strategis

Ilustrasi : PT Astra International Tbk
Shutterstock/ucakucak

Laba bersih grup tersebut menyiratkan kinerja yang lebih baik dari semua bisnis perusahaan, khususnya divisi alat berat dan pertambangan, otomotif, jasa keuangan, dan agribisnis, menurut Djonny.

Laba sektor alat berat, pertambangan, konstruksi dan energi tumbuh 138 persen menjadi Rp2,59 triliun. Kemudian, keuntungan otomotif naik 56 persen menjadi Rp2,23 triliun. Sedangkan, laba jasa keuangan dan agribisnis masing-masing tumbuh 50 persen dan 198 persen.

Dengan begitu, divisi alat berat dan lain-lain saat ini berkontribusi 38 persen terhadap total laba grup Astra, dan sumbangsih sektor otomotif dan jasa keuangan masing-masing 33 persen dan 21 persen.

Menurut Djonny, laba dari sektor alat berat cemerlang berkat capaian penjualan alat berat, kontraktor pertambangan, dan pertambangan batu bara dari anak usaha. Sedangkan, pada lini otomotif, grup Astra beroleh kenaikan penjualan mobil 44 persen. Lalu, jasa keuangan bertopang bisnis pembiayaan konsumen dan agribisnis diakibatkan harga komoditas minyak sawit.

Dia menambahkan, meski situasi pandemi telah membaik, perusahaan diperkirakan akan terus menghadapi ketidakpastian dari COVID-19 dan tantangan eksternal lainnya.

“Namun demikian, didukung oleh posisi keuangannya yang kuat, Grup berada pada posisi yang tepat untuk mencari peluang bisnis baru guna mendorong pertumbuhan jangka panjang yang berkelanjutan,” ujarnya.

Pada saat artikel ini ditulis, menurut data Bursa Efek Indonesia (BEI), saham perusahaan berkode ASII ini mencapai Rp7.525 per saham. Dalam enam bulan terakhir, nilainya meningkat 25,4 persen, dan secara tahunan tumbuh 40,7 persen.

Related Topics