MARKET

OPEC Pangkas Proyeksi Permintaan Minyak, Harga Terus Menguat

OPEC berkomitmen menstabilkan harga minyak dunia.

OPEC Pangkas Proyeksi Permintaan Minyak, Harga Terus MenguatShutterstock/Red ivory

by Luky Maulana Firmansyah

14 October 2021

Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Organisasi Negara-Negara Pengekspor Minyak (OPEC) melalui laporan terbarunya memangkas perkiraan permintaan minyak dunia pada tahun ini. Namun, lembaga ini tetap mempertahankan proyeksi permintaan komoditas tersebut pada 2022 lantaran lonjakan harga gas alam.

Dalam laporan terbarunya per Oktober ini, OPEC merevisi perkiraan demand minyak dunia pada tahun ini hanya di kisaran 5,82 juta barel per hari. Angka ini turun dari perkiraan OPEC sebelumnya sebesar 5,96 juta barel per hari.

Namun, lembaga tersebut menaikkan perkiraan permintaan khusus untuk minyak mentah produksinya sebesar 100 ribu barel per hari. Itu artinya permintaan minyak OPEC akan naik menjadi 27,8 juta barel per hari.

OPEC menyebut bahwa saat ini produksinya minyaknya telah meningkat sekitar 490 ribu per hari menjadi 27,33 juta barel per hari. Ini setelah lembaga tersebut hanya berkomitmen meningkatkan produksi sebesar 400 ribu barel per hari.

Sementara untuk persediaan minyak komersial negara-negara kelompok kaya anggota Organisasi Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi (OECD), saat ini turun 19,5 juta barel menjadi 2,85 miliar per Agustus lalu.

“Angka ini 183 juta barel di bawah rata-rata lima tahun terakhir dan 131 juta barel di bawah rata-rata 2015-2019,” tulis OPEC dalam laporannya yang dikutip Reuters.

Harga terus menguat

Di tengah kabar revisi permintaan tersebut, harga minyak saat ini terpantau terus menguat. Berdasarkan data Trading Economics, harga minyak versi Brent, misalnya, saat ini mencapai US$83,45 per barel, atau naik 0,3 persen dibanding sehari sebelumnnya. Secara bulanan, harga minyak Brent juga meningkat 10,6 persen.

Harga minyak versi West Texas Intermediate (WTI) juga naik 0,29 persen dibanding sebulan sebelumnya menjadi US$80,7 per barel. Posisi harga tersebut juga berarti harga tumbuh 11,1 persen secara bulanan.

Presiden Rusia Vladimir Putin menyebut harga minyak saat ini berpotensi menembus US$100 per barel. Namun, menurutnya, OPEC+ (sebuah organisasi kolektif OPEC yang dipimpin Rusia) berupaya untuk melakukan yang terbaik demi menstabilkan harga minyak dunia.

Permintaan minyak 2022 didukung harga gas alam

OPEC dalam laporan yang sama juga menyebutkan permintaan minyak pada tahun depan diperkirakan mencapai 4,2 juta barel per hari. Namun, permintaan tersebut berpotensi tumbuh lebih tinggi jika harga gas alam terus menguat.

Sebab, menurut OPEC, dengan harga gas alam yang saat ini terus meningkat, berpotensi membuat penggunanya beralih ke minyak. Lembaga ini menyebut, peralihan ke minyak besar terjadi terutama untuk memenuhi kebutuhan industri.

“Jika tren (harga gas alam) ini berlanjut, bahan bakar seperti bahan bakar minyak, solar, dan nafta bisa mendapat dukungan, didorong oleh permintaan yang lebih tinggi untuk pembangkit listrik, penyulingan dan penggunaan petrokimia," demikian pernyataan OPEC.

Trading Economics mencatat, harga gas alam saat ini mencapai US$5,7 per million British thermal unit/MMBTU. Posisi itu artinya harga telah tumbuh 4,8 persen secara bulanan dan dibandingkan periode yang sama tahun lalu meningkat 106,2 persen.