Merdeka Gold Resources (EMAS) Diproyeksi Cetak Laba US$97 Juta di 2026

Jakarta, FORTUNE - Emiten milik PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA), PT Merdeka Gold Resources Tbk (EMAS) atau MGR, diproyeksi mulai mencetak laba pada 2026, yakni senilai US$97 juta atau sekitar Rp1,60 triliun.
Proyeksi itu merupakan bagian dari pandangan Indo Premier Sekuritas (IPOT), yang dilandasi oleh prospek harga emas pada 2026–2029. Analis IPOT, Ryan Winipta dan Reggie Parengkuan memproyeksikan harga emas rata-rata akan berkisar antara US$4.200–US$2.600 per ons pada periode tersebut. Proyeksi harga emas tersebut menghasilkan estimasi pertumbuhan laba 3 tahun (CAGR) sebesar 79 persen.
"MGR diperkirakan akan diuntungkan dari kondisi harga emas yang kuat dan prospek positif ke depan," kata Ryan dan Reggie, Jumat (10/10).
Sebagai konteks, lembaga riset industri, CRU International Ltd. (CRU), memperkirakan pasokan emas baru global akan terbatas setelah produksi tambang emas global mencapai puncak pada 2026.
Faktor itu, dikombinasikan dengan pembelian emas berkelanjutan oleh bank sentral dan pemangkasan suku bunga the Fed, akan mendorong pergerakan harga emas yang lebih tinggi pada 2025–2029.
Scara bersamaan, produksi emas MGR diperkirakan naik pesat seiring dengan rencana peningkatan kapasitas dalam beberapa tahun ke depan. Itu ditopang oleh pembangunan pabrik carbon-in-leach (CIL), yang rencananya selesai pada 2029. Sebelum tahap itu, perseroan akan lebih dulu memulai produksi di pabrik bermetode heap-leach.
"Dengan target penyelesaian pabrik heap-leach pada kuartal-I 2026, kami memperkirakan MGR mulai mencatat laba bersih pada 2026, dari perkiraan rugi bersih pada 2025, dan pertumbuhan laba bersih 35 persen pada 2027, didorong peningkatan kapasitas pabrik heap-leach," kata Ryan dan Reggie.
IPOT menetapkan target harga berbasis DCF sebesar Rp5.300 per saham. Pada Jumat pukul 16.07 WB, saham EMAS diperdagangkan di harga Rp4.280 per saham.
Bersama dengan segmen tembaga dan smelter nikel, proyek emas Pani di bawah pengelolaan EMAS diproyeksi menjadi salah satu pendorong utama pertumbuhan jangka menengah hingga panjang MDKA, berdasarkan analisis dari Samuel Sekuritas Indonesia (SSI).
"MDKA mengestimasikan kontribusi produksi sebesar 80.000 ons dari proyek Pani pada 2026," demikian menurut Analis SSI, Juan Oktavianus Harahap.












