NAB Reksa Dana Adalah: Definisi, Cara Menghitung, dan Tips Investasi

Jakarta, FORTUNE - NAB reksadana adalah nilai aktiva bersih, bagian penting dari jenis investasi tersebut. Setiap hari perdagangan bursa, NAB reksadana berubah sesuai dinamika pasar.
Adapun, nilai aktiva bersih reksadana mengacu pada total dana yang harus manajer investasi kelola atas produk tersebut. Bagaimana cara mengetahui NAB reksadana? Anda hanya perlu menjumlahkan jumlah harga pasar atas aset, biaya pencadangan bunga, lalu kurangi dengan biaya operasional.
Biaya operasional dalam reksadana meliputi beberapa komponen, seperti biaya pajak, biaya kustodi, biaya pengelolaan, dan lain-lain.
Secara detail, ada pula istilah nilai aktiva bersih per unit penyertaan (NAB/UP). Berbeda dengan NAB, NAB/UP adalah nilai tiap unit penyertaan instrumen investasi itu, yang bisa diperoleh dengan membagi NAB dengan jumlah UP reksadana milik investor. NAB/UP pun bergerak secara harian, bergantung pada dinamika dan harga pasar.
Misal, Anda menginvestasikan dana Rp5 juta di reksadana A, dengan NAB/UP Rp5.000. Berikut ini total unit penyertaan yang akan Anda peroleh:
Rp5 juta / Rp5.000 = 1.000 unit.
Apa yang harus dilakukan jika NAB reksadana turun?

Saat portofolio reksadana merah atau minus, Anda tidak perlu panik. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) punya sejumlah tips untuk menghadapi situasi tersebut, yakni:
- Cek ulang tujuan investasi Anda
Langkah ini penting, karena bisa memengaruhi periode waktu investasi Anda. Contoh, jika tujuannya untuk mengumpulkan dana pendidikan, maka waktu yang dibutuhkan lebih panjang. Dus, fluktuasi NAB-nya juga tak perlu dikhawatirkan. Sebab, dalam kurun waktu satu atau dua tahun, NAB umumnya sudah kembali pulih.
Tapi, bila Anda berinvestasi reksadana guna melunasi uang muka rumah KPR sebulan lagi, maka harus disiapkan mitigasinya dari jauh-jauh hari.
- Pilih jenis reksadana lain
Bila dana investasi akan digunakan kurang dari 12 bulan, maka Anda bisa lakukan pemindahan (switching) ke jenis reksadana dengan risiko lebih rendah. Contoh, reksadana pasar uang atau pendapatan tetap.
Sebagai ilustrasi, Anda sedang berinvestasi di reksadana saham dengan risiko kerugian yang belum terealisasi 5 persen. Tapi, Anda akan mencairkan dana itu sekitar enam bulan lagi. Itu-lah saat yang tepat melakukan switching.
Jangan lupa untuk menganalisis jenis produk reksadana dengan kinerja lebih baik dari Anda pilih sebelumnya, ya.
- Tambah investasi
Apabila Anda berinvestasi dalam jangka panjang–seperti di atas 3 tahun–maka silakan meningkatkan jumlah investasinya ketika nilai pasar terkoreksi. OJK menyebut, langkah itu bisa menekan tingkat kerugian yang belum terealisasi. Umumnya, skema seperti itu akan investor lakukan ketika terjadi krisis ekonomi pada 1998 atau 2008.
- Mengontrol pengeluaran
Saat ekonomi memburuk, meninjau pengeluaran secara lebih ketat bisa dilakukan. Khususnya, di tengah sejumlah kerugian atas portofolio investasi.
Untuk itu, sebelum berinvestasi, pastikan Anda memiliki dana cadangan atau dana darurat untuk kebutuhan mendesak. Itu bisa Anda peroleh dengan mengelola keuangan dengan hati-hati dan tepat.
- Jual investasi di harga lebih rendah (cut loss)
Cut loss atau melepas aset investasi di harga lebih kecil dari harga beli atau saat Anda merugi. Sebaiknya, hanya lakukan ini ketika dana diperlukan kurang dari sebulan. Tujuan dari cut loss adalah asumsi untuk mencegah melebarnya kerugian bila aset itu semakin lama disimpan.