Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel Fortune IDN lainnya di IDN App
20250901_111047.jpg
Bursa Efek Indonesia (BEI). (Fortune Indonesia/Tanayastri Dini)

Jakarta, FORTUNE - J.P. Morgan menargetkan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menyentuh 9.200 pada 2026. Bahkan, dalam skenario bullish, IHSG diproyeksi bisa mencapai 10.000.

Executive Director J.P. Morgan Indonesia dan Head of Indonesia Research & Strategy PT J.P. Morgan Sekuritas Indonesia, Henry Wibowo, memprediksi pendapatan emiten akan pulih dan tumbuh 8 persen pada 2026, dibandingkan rata-rata koreksi sebesar 5 persen pada 2025.

J.P. Morgan Indonesia menggunakan target kelipatan rasio price to earning (P/E) 15x, serupa dengan level saat ini. "Secara parsial, proyeksi itu didorong oleh faktor dasar yang rendah dan prospek permintaan konsumen yang membaik," demikian menurut Henry dan tim, dikutip dari riset terbaru, Rabu (3/12).

Katalisnya berasal dari ekspektasi peningkatan belanja pemerintah, baik dari anggaran fiskal maupun Danantara. Itu dinilai akan mendorong pertumbuhan ekonomi dan konsumsi domestik, yang juga disokong oleh pemulihan kondisi ekonomi makro global dan meredanya ketegangan geopolitik.

Dari segi kebijakan moneter, Henry dan tim memperkirakan tren pelonggaran akan berlanjut. Untuk itu, J.P. Morgan memproyeksikan pemangkasan suku bunga acuan Bank Indonesia sebesar 50 bps pada 2026. Sejalan dengan itu, prospek likuiditas diprediksi membaik, dengan defisit neraca dagang yang diestimasikan tetap terkendali di tingkat <1 persen dari PDB.

"Risiko penurunan utama adalah volatilitas rupiah, yang dapat menurunkan kepercayaan bisnis/konsumen dan mendorong arus keluar jika depresiasi berlanjut," jelas Henry.

Sektor-sektor pilihan J.P. Morgan Sekuritas Indoensia adalah perindustrian, material, consumer staples, consumer discretionary, dan properti.

Sementara itu, Mandiri Sekuritas menargetkan IHSG mencapai 9.050 pada 2026. Sektor-sektor yang diperkirakan menjadi katalis pergerakan pada tahun depan, meliputi: konsumer, perbankan, telekomunikasi, ritel, serta emas dan tembaga.

Deputi Kepala Divisi Equity Research and Strategy Mandiri Sekuritas, Kresna Partogi Hutabarat, berekspektasi saham-saham dalam IDX30 melaju lebih baik karena ada peluang rebound. "Hal itu diharapkan mengimbangi performa saham-saham di luar IDX30 yang [selama 2025] menjadi penggerak IHSG," katanya, Rabu (3/12).

Editorial Team