Pendapatan Ambles dan Beban Melambung, FAST Tambah Rugi

Jakarta, FORTUNE - Emiten operator restoran cepat saji KFC di Indonesia, PT Fast Food Indonesia Tbk (FAST), kembali mencatatkan rapor merah. Sepanjang tahun buku 2024, FAST membukukan kerugian bersih yang membengkak signifikan, mencapai Rp796,71 miliar. Angka kerugian ini melonjak tajam 91,68 persen dibandingkan dengan kerugian pada 2023 yang mencapai Rp415,65 miliar, menandai tahun kedua berturut-turut perseroan mengalami kerugian.
Kerugian yang kian membengkak ini berimbas langsung pada kinerja per saham. Rugi per saham FAST meningkat menjadi Rp200 per saham pada 2024, naik dari rugi per saham Rp104 pada 2023.
Laporan keuangan perseroan menunjukkan kerugian besar tersebut disebabkan terutama oleh penurunan pendapatan yang signifikan. Pendapatan FAST ambles 17,85 persen dari Rp5,93 triliun pada 2023 menjadi Rp4,87 triliun pada 2024.
Di tengah pelemahan pendapatan, perseroan berhasil menekan beban pokok pendapatan menjadi Rp2,03 triliun, turun dari Rp2,26 triliun pada tahun sebelumnya. Meskipun ada efisiensi pada sisi beban pokok, penurunan pendapatan yang lebih dalam menyebabkan laba bruto FAST tetap mengalami penurunan 22,50 persen, dari Rp3,66 triliun pada 2023 menjadi Rp2,84 triliun.
Penurunan juga terlihat pada beban penjualan dan distribusi, yang turun 14,87 persen menjadi Rp2,71 triliun pada 2024 dari Rp3,19 triliun. Namun, lonjakan masif terjadi pada beban operasi lain. Pos beban ini terbang 313,53 persen, dari Rp67,69 miliar pada 2023 menjadi Rp279,95 miliar pada 2024. Melonjaknya berbagai beban di tengah turunnya pendapatan membuat kerugian usaha FAST membengkak hingga Rp784 miliar, dibandingkan kerugian usaha Rp301,93 miliar pada 2023.
Kondisi keuangan FAST juga menunjukkan tekanan dari sisi neraca. Total liabilitas perseroan merangkak naik dari Rp3,18 triliun pada 2023 menjadi Rp3,40 triliun pada tahun 2024.
Pada periode yang sama, ekuitas FAST merosot drastis menjadi hanya Rp127,73 miliar. Padahal, pada 2023, ekuitas tercatat masih Rp723,87 miliar. Penurunan ekuitas ini utamanya disebabkan oleh perubahan posisi saldo laba, yang mulanya positif Rp514,54 miliar pada 2023, kini menjadi negatif Rp148,82 miliar akibat akumulasi kerugian.
Total aset perseroan per 2024 tercatat Rp3,52 triliun, turun dari Rp3,91 triliun pada 2023, terdiri dari aset lancar Rp616,59 miliar dan aset tidak lancar Rp2,91 triliun.
Dalam paparan publik 2024, manajemen perseroan menyebutkan salah satu faktor utama penyebab kerugian adalah ketegangan geopolitik di Timur Tengah. Konflik tersebut berdampak pada adanya seruan boikot masyarakat terhadap produk-produk yang dianggap terafiliasi dengan Amerika, termasuk merek yang dioperasikan oleh FAST.
Penurunan kinerja juga tecermin dari jumlah gerai. Hingga September 2024, FAST mengoperasikan 715 gerai (baik KFC maupun Taco Bell) di seluruh Indonesia. Angka ini berkurang 47 gerai dibandingkan dengan 2023. Penurunan jumlah gerai ini disebabkan oleh penutupan beberapa gerai KFC.
Meskipun laporan keuangan menunjukkan kerugian besar, pergerakan saham FAST hari ini terpantau positif. Saham FAST naik 2 poin atau 1,24 persen menuju posisi 163 pada penutupan perdagangan. Bahkan, dalam sepekan terakhir, saham perseroan berhasil naik 4 poin atau 2,52 persen.