Pendapatan APLN Turun 10% Pasca Divestasi Hotel Pullman Vimala Hills

- Pendapatan APLN turun 10% di semester I 2025 setelah divestasi hotel Pullman Vimala Hills
- Divestasi memperkuat fundamental APLN dengan membangun hotel baru di Bali dan melunasi utang
- Marketing sales APLN mencapai Rp881,5 miliar, tumbuh 10,5% dari tahun sebelumnya berkat penjualan proyek properti
Jakarta, FORTUNE - Emiten properti, PT Agung Podomoro Land Tbk (APLN) mencatat penurunan pendapatan pada semester I 2025 seiring divestasi yang dilakukan perusahaan terhadap unit bisnisnya pada tahun lalu.
Pada semester I 2025, APLN hanya membukukan penjualan dan pendapatan usaha perseroan sebesar Rp1,68 triliun, angka ini turun 10,5 persen jika dibandingkan Rp1,88 triliun pada periode yang sama tahun sebelumnya.
Pada periode yang sama, APLN membukukan pengakuan penjualan sebesar Rp1,06 triliun, turun 8,8 persen dari Rp1,16 triliun. Sementara itu pendapatan berulang APLN juga menurun 13,1 persen dari Rp723,5 miliar pada semester I 2024 menjadi Rp629,0 miliar pada semester I tahun ini.
Corporate Secretary APLN Justini Omas, mengatakan divestasi Hotel Pullman Vimala Hills telah berdampak langsung terhadap pendapatan Perusahaan. “Tapi, hasil dari divestasi itu justru memperkuat fundamental APLN mengingat dananya dipakai untuk membangun hotel baru di Bali dan juga melunasi sebagian utang," kata Justini dalam keterangan dikutip Kamis (31/7).
Saat ini, seluruh utang APLN berada dalam mata uang rupiah, dengan jatuh tempo terdekat pada 2027. Dengan adanya pelunasan seluruh utang dalam mata uang asing, APLN terbebas dari risiko fluktuasi nilai tukar dan beban biaya bunga yang tinggi.
"Langkah efisiensi keuangan terus kami lakukan untuk menjaga likuiditas dan daya saing produk-produk APLN di pasar. Kami optimis hingga akhir tahun kinerja Perusahaan akan terus bertumbuh dengan fundamental bisnis yang semakin kokoh," ujar Justini.
Marketing Sales
Meski pendapatan menurun, APLN mencatatkan marketing sales sebesar Rp881,5 miliar. Pencapaian tersebut mengalami pertumbuhan sekitar 10,5 persen dibandingkan periode sama tahun 2024 sebesar Rp796,3 miliar.
Penjualan sejumlah proyek properti seperti Podomoro Park Bandung, Bukit Podomoro Jakarta, Podomoro Golf View dan Podomoro City Deli Medan menjadi penopang utama marketing sales APLB pada periode ini.
Justini menjelaskan, pertumbuhan penjualan properti merupakan dampak dari kejelian manajemen dalam mengoptimalkan kebutuhan pasar di berbagai wilayah yang tetap tinggi. Selain itu, produk-produk yang ditawarkan oleh APLN juga diklaim mampu memenuhi standar dan kualitas yang diinginkan konsumen.
"Kami terus mendorong penjualan properti di berbagai wilayah seperti Bandung dan Medan yang ekonominya tumbuh positif. Tingginya kebutuhan properti di beberapa daerah itu akan terus dioptimalkan oleh APLN dengan merilis produk-produk baru," katanya.
Sejumlah inisiatif telah dilakukan APLN untuk menjangkau konsumen lebih luas, misalnya dengan melakukan kerjasama strategis bersama perusahaan konstruksi Shimizu Corporation Indonesia. Saat ini kerjasama difokuskan di proyek Podomoro Park Bandung. Ke depan, terbuka kesempatan bagi kedua pihak untuk membangun kolaborasi yang lebih besar.