MARKET

Analis: Harga Emas Volatil, Bagaimana Proyeksi Tahun Depan?

Harga emas volatil usai pidato The Fed.

Analis: Harga Emas Volatil, Bagaimana Proyeksi Tahun Depan?ilustrasi kode emas (pexels.com/Michael Steinberg)
10 November 2023
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Analis dari Deu Calion Futures (DCFX), Andrew Fischer, mengatakan bahwa secara teknikal, harga emas cenderung mengalami kenaikan sebelum pidato Ketua The Fed, Jerome Powell, dini hari tadi. Meskipun pidato tersebut tampaknya tidak terlalu berpengaruh. "Harga Emas akan sangat volatil tampaknya", ujarnya pada Jumat, 10 November 2023.

Menurut Fischer, meskipun terjadi kenaikan harga emas kemarin, hal tersebut hanya bersifat jangka pendek. Analisis jangka panjang menunjukkan kecenderungan penurunan harga emas, dan perbandingan harga masih lebih rendah dari harga tertinggi sebelumnya.

Pergerakan Harga Emas Secara Fundamental

Secara fundamental, Fischer mencatat bahwa emas mulai mengalami penguatan setelah mengalami penurunan selama tiga hari berturut-turut. Penguatan ini terjadi setelah pernyataan Ketua Federal Reserve (The Fed) Amerika Serikat, Jerome Powell, mengenai prospek suku bunga AS. Powell menyatakan perlunya suku bunga yang lebih tinggi untuk mengendalikan inflasi.

Dia mengatakan pada perdagangan Kamis, 9 November 2023, harga emas di pasar spot ditutup dengan kenaikan 0,43% di posisi US$1.958,19 per troy ons. Kenaikan ini diharapkan menjadi tanda positif setelah tekanan tiga hari sebelumnya. Pukul 06.00 WIB Jumat, harga emas di pasar spot bergerak stagnan di posisi US$1.958,22 per troy ons dengan kenaikan tipis sebesar 0,002%.

Komentar Powell dan Pengaruhnya

Fischer mengatakan bahwa pada pidatonya Powell menegaskan perlunya suku bunga yang lebih tinggi untuk mengendalikan inflasi, namun para analis mencatat bahwa banyak pelaku pasar mengasumsikan bahwa siklus kenaikan suku bunga mungkin telah berakhir. Beberapa pejabat The Fed memberi isyarat sebaliknya, mengingat perekonomian AS yang tetap kuat.

Related Topics