Jakarta, FORTUNE - Setelah terus menguat, harga saham-saham yang tergabung dalam indeks teknologi (IDX Techno) perlahan tapi pasti terus menurun dalam beberapa bulan terakhir. Penurunan harga saham sektor ini diperkirakan seiring perubahan persepsi pelaku pasar saat ini.
Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), pada perdagangan Senin (25/10), saham teknologi ditutup ke posisi 9.346. Posisi saham itu artinya sudah melemah 4,9 persen secara bulanan. Bahkan, dalam tiga bulan terakhir, posisi saham tersebut juga menurun 17,8 persen dari 11.375 pada akhir Juli.
Sebagai catatan, indeks saham teknologi baru diperkenalkan oleh BEI pada akhir Januari 2021. Sejak saat itu, saham teknologi terus menguat hingga sempat mencapai posisi tertinggi 11.997 pada awal Agustus. Meski begitu, saat ini posisinya cenderung terkoreksi.
Dari data BEI juga bisa dilihat bahwa di dalam indeks saham teknologi ini terdapat 27 saham emiten atau perusahaan tercatat. Rinciannya, sebanyak 7 emiten ada di papan utama, 16 perusahaan di papan pengembangan, dan 4 emiten di papan akselerasi.
Sebagai gambaran, dari 7 perusahaan di papan utama, 6 di antaranya tengah mencatatkan penurunan saham dalam tiga bulan terakhir. PT Anabatic Technologies Tbk, misalnya, harga sahamnya saat ini menurun 33,7 persen menjadi Rp640 per saham dari Rp965 per saham pada akhir Juli.
Demikian juga harga saham PT Elang Mahkota Teknologi Tbk yang turun 31,5 persen dalam periode yang sama. Setelahnya, saham PT Multipolar Technology Tbk juga menurun 20,6 persen, PT Kresna Graha Investama Tbk 15,8 persen, PT Hensel Davest Indonesia Tbk 15,7 persen, dan PT Sat Nusapersada Tbk 7,0 persen.
Sementara itu, harga saham PT Metrodata Electronics Tbk terlihat tumbuh 28,5 persen pada periode yang sama. Saat ini harganya Rp3.290 per saham.