Jakarta, FORTUNE - Kripto semakin terkenal pada 2021. Bagaimana tidak? Kapitalisasi pasarnya saja telah melebihi US$3 triliun. Sontak, itu mendorong berbagai regulator dunia menyusun aturan serius untuk kelas aset tersebut, termasuk Indonesia.
Nah, menjelang akhir tahun, orang-orang mulai penasaran dengan jenis kripto yang akan meledak pada 2022. Saat ini, token pelopor seperti Bitcoin dan Ether sudah semakin familier di telinga kelompok pemerhati industri. Mengutip Fortune.com, harga Bitcoin dan Ether saat ini mulai stabil masing-masing pada level US$60.000 dan US$4.000.
Pertanyaannya, apakah ada koin kripto lain yang belum terlalu terkenal tetapi berpotensi memiliki tingkat pengembalian lebih besar? Jawabannya, ada. Berikut empat kripto yang kemungkinan bakal naik pada 2022, dilansir dari Fortune.com.
Solana (SOL)
Saat ini, Solana merupakan mata uang kripto terbesar kelima secara global—dengan kapitalisasi melampaui US$62 miliar. Kenaikan luar biasa Solana terjadi pada 2021.
Setelah mengawali tahun ini dengan harga di bawah US$2, koin itu dijual seharga US$260 pada awal November. Sementara per Senin (29/11) siang, harga Solana US$203,32, naik 7,70 persen ketimbang 24 jam sebelumnya.
SOL merupakan token asli dari jaringan blockchain Solana. Lonjakan nilainya menunjukkan prospek pertumbuhannya pada 2022. Apalagi, blockchain itu pun semakin dipuji karena kecepatan pemrosesan transaksi yang kuat.
Shiba Inu (SHIB)
Koin berbasis meme ini meledak di pasaran pada 2021, menyusul kesuksesan Dogecoin. Shiba Inu bergerak ke level tertinggi sepanjang sejarah pada akhir Oktober, dengan kapitalisasi pasar hampir US$40 miliar.
Bahkan, tingginya minat terhadap token berlogo anjing Shiba itu membuat para penggemarnya—SHIBArmy—meminta Robinhood menyediakan SHIB di platform perdagangan perusahaan.
Akan tetapi, setelah kejayaan sebulan lalu itu, nilai SHIB telah menurun beberapa pekan terakhir. Kapitalisasi pasarnya surut setengah menjadi sekitar US$20 miliar. Akankah tahun depan Shiba Inu kembali ke performa cemerlangnya atau malah semakin tergelincir?
Cardano (ADA)
Kripto yang satu ini berada satu tingkat di bawah SOL. Dengan kenaikan signifikan pada 2021, ADA kini memiliki kapitalisasi pasar US$55 miliar. Tak ayal, ADA menjadi salah satu kandidat kripto yang akan naik pada 2022.
Pada awalnya, harga jual ADA hanya US$0,20, lalu menguat hingga melebihi US$3 pada awal September. Bahkan sempat menjadi kripto terbesar ketiga di dunia. Per Senin (29/11) siang, harga jualnya US$1,59; meningkat 6,09 persen dalam 24 jam terakhir.
Cardano merupakan gagasan dari salah satu pendiri Ethereum, Charles Hoskinson. Dia meninggalkan Ethereum karena tak setuju dengan Vitalik Buterin yang ingin menjaga agar jaringan blockchain itu tetap bersifat nonprofit.
Avalanche (AVAX)
Avalanche berarti longsor. Namun, harga kripto yang satu itu tak menggambarkan namanya sama sekali. Pada awal 2021, AVAX dijual US$3. Namun pada akhir November, harganya meroket hingga melebihi US$146—melampaui Dogecoin dan sempat menjadi salah satu dari 10 kripto terbesar dunia.
Namun per Senin (29/11) siang, Dogecoin sudah menyalipnya lagi. Dengan begitu, kini Avalanche menduduki posisi kesebelas dalam daftar kripto terbesar secara global. Harga jualnya meningkat 3,75 persen dalam 24 jam, menjadi US$112,88.
AVAX merupakan token asli dari blockchain Avalanche—salah satu saingan Ethereum. Jaringan itu telah bermitra dengan Deloitte—raksasa konsultan akuntansi dunia—guna mendukung pekerjaannya dengan Federal Emergency Management Agency (FEMA). Dengan kemitraan itu, kredibilitas Avalanche pun meningkat sehingga memengaruhi potensi AVAX pada 2022. Membuatnya menjadi salah satu kripto yang akan naik pada 2022.