MARKET

Harga Gandum Naik, Produsen Indomie Tetap Jadi Jagoan Analis

Indomie dinilai punya kekuatan harga yang kukuh.

Harga Gandum Naik, Produsen Indomie Tetap Jadi Jagoan AnalisShutterstock/Rahmah Hastuti
15 June 2022
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE – Indofood Group dan PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk (SIDO) jadi jagoan MNC Sekuritas di sektor konsumen non-cyclical; di tengah lonjakan harga gandum beberapa waktu ini.

Analis Riset MNC Sekuritas, Raka Junico Widyarman meningkatkan rekomendasi sektor tersebut dari netral ke overweight. Lalu memasukkan PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF), PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP), serta SIDO dalam daftar saham pilihan.

“Kami percaya merek ‘Indomie’ memiliki kekuatan harga yang kukuh sehingga mendukung kenaikan ASP (average selling price) untuk mengimbangi kenaikan bahan baku,” kata Raka dalam riset, dikutip Rabu (15/6).

Lebih lanjut, manajemen telah menyesuaikan ASP pada awal tahun ini. Berdasarkan survei MNC Sekuritas, harga Indomie goreng dan rasa soto mi di pengecer masing-masing naik Rp500 (+16,7 persen, ytd) sebelum 22 April 2022.

Volume penjualan Indomie diproyeksi terus kuat

Ilustrasi Indofood
Shutterstock/Postmodern Studio

Meskipun terjadi kenaikan ASP, Raka optimistis volume penjualan Indomie akan terus solid. Bahkan dapat menopang pendapatan perseroan tahun ini, karena didukung oleh:

  • Kukuhnya kekuatan harga.
  • Jejak bisnis yang solid.
  • Pangsa pasar yang tinggi, yakni ~73 persen.

Pada kuartal pertama 2022 saja, ICBP bertumbuh dua digit dari segi top-bottom line, masing-masing 13,89 persen (YoY) dan 11,75 persen (YoY). Dus, Raka memproyeksikan pertumbuhan bottom-line ICBP sebesar 11,55 persen (YoY), menjadi Rp7,13 triliun pada 2022.

Ia menambahkan, “Itu didukung oleh ekosistem holding terintegrasi di bawah grup INDF, pertumbuhan pendapatan yang solid, dan penurunan biaya keuangan.”

Sebelumnya, harga gandum dunia telah melonjak 40 persen per pekan lalu, sehingga mendorong kenaikan biaya bahan baku. Khususnya roti dan mi.

Akibatnya, produksi gandum global pada 2023 diproyeksi turun 4,46 juta MT (-0,57 persen, YoY) dari 779,29 juta MT menjadi 774,83 juta MT.

Related Topics