MARKET

HSBC Proyeksi IHSG Capai 8.020 di 2024, Ini Katalisnya!

Pertumbuhan pendapatan diproyeksi sebesar 8 persen.

HSBC Proyeksi IHSG Capai 8.020 di 2024, Ini Katalisnya!Gedung HSBC. (Unsplash/Joshua Lawrence)
16 January 2024
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - HSBC memproyeksikan Indeks Harga Saham Gabungan (Ihsg) mencapai level 8.020 di akhir 2024. Dengan estimasi pertumbuhan rata-rata 2,1 persen (YoY).

Head of Equity Strategy, Asia Pacific, Herald van der Linde menyematkan label overweight ke pasar modal Indonesia. Katalisnya adalah valuasi yang dinilai tidak terlalu mahal.

"Yang berkisar di 12,7 kali, serta rata-rata valuasi lima tahun yang relatif bagus," katanya di diskusi virtual HSBC Asian Outlook 2024, Selasa (16/1).

Katalis kedua adalah visibilitas pendapatan yang baik, walaupun pertumbuhannya diproyeksi melambat dari 25 persen pada 2023 menjadi 8 persen pada 2024. Artinya, hal-hal yang bisa mendongkrak keuntungan para emiten di pasar modal tergolong jelas. Ia menilai Indonesia dan India memiliki visibilitas pendapatan tertinggi di wilayah Asia.

"Misal, dengan pembangunan infrastruktur, akan membuat mobilitas perusahaan lebih jauh, ke luar Jawa atau tempat lain. Itu akan berdampak pada pasar konsumen, lalu akan baik juga untuk [penjualan] sepeda motor atau kredit. Jadi ini tren jangka panjangnya," jelasnya.

Selain itu, katalis lain pasar modal Indonesia juga datang dari jumlah emiten yang mencatatkan saham ke bursa. Pada 2023, Bursa Efek Indonesia (BEI) menduduki peringkat ke-6 secara global dari segi jumlah IPO, menurut laporan EY.

Herald juga mencatat, pada paruh pertama 2023, jumlah IPO di Indonesia merupakan yang terbesar di dunia. Bahkan lebih besar dari New York.

"Itu menunjukkan cukup banyak perusahaan yang masuk ke pasar dan listing," katanya.

Katalis yang terakhir: 60 persen investor berusia di bawah 30 tahun. Transisi itu dinilai baik dari segi struktural untuk jangka panjang, jika dibandingkan dengan pertumbuhan pendapatan dan tingkat pengembaliannya.

Dari segi makro sendiri, HSBC memproyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia di 2024 mencapai 5,2 persen. Pendukungnya adalah kenaikan konsumsi domestik, perkembangan investasi, dan perbaikan infrastruktur yang berlanjut.

Risiko yang membayangi

Kendati demikian, ada faktor risiko yang dapat menahan laju pasar modal Indonesia di 2024. Salah satunya, karena perusahaan Cina sedang menghadapi rintangan di pasarnya sendiri, sehingga mulai membidik negara lain sebagai tujuan ekspor.

"Khususnya mereka yang kesulitan untuk masuk ke pasar Amerika Serikat, sehingga lebih baik mencari pasar lain dan Indonesia adalah salah satunya," kata Herald.

Contoh, BYD yang sebentar lagi akan mulai menjual produk mobil listriknya ke Indonesia. Ke depan, Herald memproyeksikan akan lebih banyak perusahaan Cina yang mulai melirik pasar Indonesia. Sehingga akan menjadikan Indonesia 'medan tempur' baru, yang mengharuskan perusahaan lokal menyiapkan diri demi menghadapi persaingan.

"Misalnya dengan memikirkan merek mereka dan hal-hal semacamnya. Tapi hal ini juga akan terjadi secara bertahap dalam beberapa tahun ke depan," imbuhnya.

Related Topics