MARKET

IHSG Awal Pekan Diprediksi Menguat, Dipicu Rilis Data Ekonomi

Namun, kenaikan kasus Covid-19 masih membayangi laju IHSG.

IHSG Awal Pekan Diprediksi Menguat, Dipicu Rilis Data EkonomiIlustrasi laju IHSG. (ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A)
07 February 2022
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Indeks Harga Saham Gabungan diprediksi kembali menguat pada Senin (7/2), melanjutkan kenaikan perdagangan pekan lalu di level 6.731,89 (+0,71 persen). Namun, penguatan hanya bersifat jangka pendek, seiring lonjakan kasus Covid-19.

Bersamaan dengan itu, investor juga akan mencermati rilis data pertumbuhan ekonomi kuartal IV 2021 dan cadangan devisa Indonesia. Sentimen ini berpeluang mempengaruhi IHSG pada perdagangan di awal pekan.  

Badan Pusat Statistik (BPS ) akan mengumumkan data pertumbuhan ekonomi kuartal IV 2021 dan setahun penuh 2021 (full year) Senin, (7/2). Pemerintah sebelumnya optimistis pertumbuhan ekonomi  sepanjang 2021 bisa mencapai 4 persen, yang didukung oleh pemulihan ekonomi serta pertumbuhan ekonomi kuartal IV yang diestimasi mencapai 5 persen. 

Sentimen tersebut yang memengaruhi IHSG di awal pekan ini. Kendati demikian, Analis Riset Artha Sekuritas Indonesia, Dennies Christoper mengatakan, masih ada risiko lain yang berpotensi memberatkan laju indeks hari ini.

“Pergerakan dari dalam negeri masih dibayangi kekhawatiran akan tingginya kasus Covid-19,” kata Dennies dalam risetnya. 

Tren penguatan jangka pendek tergambar dalam beberapa analisis teknikal, di mana candlestick membentuk higher high dan higher low. Karena itu, dia menilai, IHSG akan bergerak di rentang support 6.669–6.700 dan resistance 6.746–6.761.

Sejumlah saham yang dia soroti hari ini, yakni: MNCN, PTPP, BSDE, BBCA, WSKT, BBRI, TOWR, BBTN, dan INCO.

Peluang Cetak Rekor Tertinggi

CEO Indosurya Bersinar Sekuritas, William Surya Wijaya berpendapat IHSG masih memiliki kans melaju ke zona hijau dalam jangka pendek, hingga berpeluang kembali mencatatkan rekor tertinggi sepanjang sejarah.

“Menjelang rilis data perekonomian PDB yang diproyeksikan akan berada di kondisi stabil, dapat menjadi sentimen positif bagi pergerakan IHSG," kata William dalam risetnya. 

Terlebih, aliran dana asing yang masuk ke pasar modal sampai hari ini (ytd) juga menyokong laju IHSG. Karena itu, menurutnya, indeks acuan saham itu berpeluang bergerak di rentang 6.626–6.754.

Saham-saham yang menurutnya layak dipantau pada perdagangan hari ini, antara lain: SMGR, BBRI, BBNI, TLKM, LSIP, ICBP, KLBF, dan BSDE.

Kenaikan Suku Bunga dan Transisi Energi

Sementara itu, Associate Director of Research and Investment, Maximilianus Nico Demus berpendapat IHSG akan menguat terbatas di kisaran 6.647–6.756. “Ada potensi koreksi meskipun terbatas,” tambahnya, dalam riset harian, Senin (7/2).

Menurut Nico, keputusan berbagai bank sentral dunia untuk  menarik kembali stimulus dan pelonggaran yang mereka berikan menjadi salah satu sentimen yang memengaruhi pergerakan IHSG.

Salah satunya kebijkaan The Fed yang akan meningkatkan suku bunga pada Maret 2022 dan Bank Sentral Eropa (ECB) yang merevisi rencana kenaikan suku bunga dari tahun depan menjadi tahun ini. Pun begitu dengan Bank Sentral Kanada.

Dari dalam negeri, transisi energi menjadi topik hangat. Khususnya karena Indonesia menjadi tuan rumah G20 pada November 2022. Pertemuan tingkat tinggi itu nantinya akan menghasilkan berbagai rekomendasi yang dapat membawa dampak bagi berbagai pihak.

Related Topics