MARKET

Maret 2023, Mirae Asset: IHSG Bisa Melaju Hingga 6.850

Per Kamis 9 Maret, IHSG ditutup di harga 6.799,80.

Maret 2023, Mirae Asset: IHSG Bisa Melaju Hingga 6.850Karyawan melintas di dekat layar yang menampilkan pergerakan saham di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (8/10/2021). ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A/aww.

by Tanayastri Dini Isna KH

09 March 2023

Jakarta, FORTUNE - Mirae Asset Sekuritas memproyeksi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melaju di rentang 6.747 sampai dengan 6.850 pada Maret 2023.

Menurut Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas, M. Nafan Aji Gusta Utama, mengacu pada kinerja per 8 Maret 2023, sektor-sektor yang kinerjanya melampaui IHSG, meliputi: teknologi, transportasi dan logistik, serta consumer non-cyclical. Di sisi lain, saham-saham di sektor energi, infrastruktur, properti, dan basic materials bergerak di bawah performa IHSG.

“Kami mempertimbangkan sektor finansial, consumer cyclical, industri, kesehatan, dan non–cyclical sebagai pilihan dalam menavigasi ketidakpastian pasar karena volatilitas yang lebih rendah,” kata Nafan di acara Media Day Mirae Asset Sekuritas, Kamis (9/3).

Adapun, IHSG ditutup menguat 0,35 persen ke level 6.799,80 pada hari ini. Data RTI Business menunjukkan, volume transaksi IHSG hari ini mencapai 18,68 triliun, dengan nilai transaksi Rp8.553 triliun dan frekuensi transaksi 1,10 juta kali.

Per 4 Maret 2023, Nafan menyebut IHSG masih berada dalam konsolidasi bearish, turun dalam batas down channel dengan level support 6.747. “Jika rebound terjadi, level 6.850 berperan sebagai resisten maksimal berdasarkan batas atas saluran bawah,” katanya.

Sentimen yang memengaruhi IHSG pada Maret 2023

Beberapa rilis data ekonomi akan menjadi sentimen tersendiri bagi pergerakan IHSG. Di pasar domestik, itu meliputi: penjualan otomotif Februari, neraca perdagangan, penjualan ritel, pertumbuhan kredit, keputusan Bank Indonesia terkait suku bunga acuan 7DRRR, dan pasokan uang M2 Indonesia.

Sementara itu, di pasar internasional, rilis data ekonomi yang investor nantikan, di antaranya: kebijakan suku bunga Bank Sentral Jepang, non-farm payroll Amerika Serikat, penjualan ritel Tiongkok, produksi perindustrian Tiongkok, IHK dan IHK inti AS, serta penjualan ritel AS.

Selain itu, keputusan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk mengakhiri relaksasi bursa saham per 31 Maret 2023 juga akan menjadi sentimen positif bagi indeks acuan saham. Khususnya untuk meningkatkan transaksi pasar modal, yang pada Februari relatif menurun akibat pergerakan IHSG yang fluktuatif dan stagnan.

Apalagi, jikalau nanti jam perdagangan kembali seperti prapandemi. Nafan berujar, “Jam perdagangan akan lebih lama, aktivitas meningkat dan berpotensi menaikkan volume perdagangan.”

Jumlah emiten di antrean IPO di pasar modal juga akan menopang peningkatan transaksi. Yang juga akan berdampak pada minat calon emiten melantai ke bursa. Ia juga menilai, kondisi perekonomian Indonesia masih relatif kuat berkat fundamental makro yang solid.