MARKET

Menggali 3 Katalis Penyokong Sektor Batu Bara di Juni 2023

Harga batu bara diproyeksi capai US$175/ton di 2023.

Menggali 3 Katalis Penyokong Sektor Batu Bara di Juni 2023ilustrasi pertambangan (unsplash.com/Dominik Vanyi)
19 June 2023
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Rata-rata harga batu bara Newcastle diproyeksikan mencapai US$175 per ton sepanjang 2023, jika ekonomi Cina mengindikasikan pemulihan mulai kuartal keempat.

Mirae Asset Sekuritas Indonesia (MASI) pun mempertahankan pandangan netral terhadap sektor ini. Akan tetapi, dalam jangka pendek, tim riset MASI memperkirakan masih adanya tekanan pada harga batu bara Newcastle.

Per 15 Juni 2023, harga batu bara Newcastle telah merosot 66 persen (year to date) ke harga US$136 per ton. Secara rata-rata, pada Mei 2023, harganya bertahan di level US$163 per ton, tergerus 139 persen (YoY).

Sementara itu, ICI4 bertahan di rentang harga US$73 sampai US$75 per ton selama dua bulan belakangan. Untuk beberapa bulan ke depan, MASI memprediksi kondisi itu akan terjaga karena eksportir utama lebih memilih batu bara dengan Calorific Value (CV) menengah-tinggi dengan harga lebih terjangkau.

“Harga untuk ICI4 (Indonesian Coal Index Futures) diharapkan relatif lebih stabil,” kata Analis Mirae Asset Sekuritas, Rizkia Darmawan dalam risetnya, Senin (19/6).

Katalis dan navigator bulanan sektor batu bara

Batu bara adalah bahan baku mentah dari supplier
ilustrasi bahan baku dari supplier (pexels.com/Mike B)

Ada sejumlah faktor yang memengaruhi sektor batu bara bulan ini. Pertama, dinamika ekonomi Cina yang mengindikasikan permintaan beragam atas batu bara. Pada Mei 2023 saja, stok di pelabuhan Cina sudah mencapai tingkat yang mirip dengan era prapandemi, melampaui 12 juta ton. Data MASI menunjukkan, impor batu bara Cina juga sudah melonjak sejak Maret 2023 walaupun pemulihan ekonomi di bawah ekspektasi, dengan Indonesia sebagai pengekspor utama.

“Jika ekonomi Cina pulih lebih cepat pada paruh kedua 2023, kami melihat kemungkinan lonjakan permintaan batu bara,” tulis Rizkia dan tim.

Selain Cina, India juga menunjukkan permintaan listrik meningkat signifikan akibat cuaca yang lebih hangat. Dus, pemerintah India telah memberi mandat agar pembangkit listrik bertenaga batu bara impor untuk beroperasi pada kapasitas maksimum mulai 12 Juni 2023 sampai dengan 30 September 2023. Jadi, MASI memproyeksikan permintaan batu bara impor India akan tetap kuat, yang juga akan mendukung harga batu bara.

“Dikombinasikan dengan ekspektasi ekspor batu bara CV tinggi Rusia ke negara-negara seperti Cina, India, Vietnam, dan Malaysia akan tetap berada di tingkat yang sama seperti tahun lalu, kami memperkirakan dinamika penawaran dan permintaan batu bara global tetap beragam,” jelas Rizkia.

Pada perdagangan sesi I pukul 11.06 WIB, Senin, IDXENERGY tercatat telah terkoreksi 0.18% ke harga Rp1.796,43.

Saham-saham emiten batu bara, di antaranya PT Adaro  Energy Indonesia Tbk (ADRO), PT Bukit Asam Tbk (PTBA), PT Indika Energy Tbk (INDY), dan PT Harum Energy Tbk (HRUM) terkoreksi menjelang akhir perdagangan sesi pagi ini. Sementara itu, saham PT Bumi Resources Tbk (BUMI) dan PT Bayan Resources Tbk (BYAN) tercatat menguat.

Related Topics