MARKET

Surya Esa Perkasa Lanjut Garap Blue Amonia, Ini Perkembangannya?

Surya Esa Perkasa gandeng berbagai raksasa Jepang.

Surya Esa Perkasa Lanjut Garap Blue Amonia, Ini Perkembangannya?PT Surya Esa Perkasa Tbk atau ESSA. (Website ESSA)
11 October 2022
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - PT Surya Esa Perkasa Tbk (ESSA), emiten migas, terus mendorong ekspansi di bisnis hilir sektor gas. Salah satunya, pengembangan bahan bakar blue amonia bersama berbagai perusahaan raksasa asal Jepang.

“Kami juga menjajaki berbagai peluang bisnis baru (di hilir) karena kami tetap berkomitmen memberikan nilai lebih bagi pemegang saham dengan ekspansi lebih lanjut,” ujar Presiden Direktur ESSA, Chander Vinod Laroya dalam keterangan resmi, dikutip Selasa (11/10).

Sebagai langkah awal, lewat PT Panca Amara Utama (PAU), perseroan sudah lanjutkan studi kelayakan proyek blue amonia sesuai Nota Kesepahaman dengan Japan Oil, Gas, and Metal National Corporation (Jogmec), Mitsubishi Corporation, dan Institut Teknologi Bandung (ITB) pada tahun lalu.

Surya Eka Perkasa pun telah menyetujui MoU dengan JGC Corporation pada Agustus 2022 guna mengukur tingkat emisi gas rumah kaca (GRK) di pabrik amonianya.

JGC merupakan perusahaan rekayasa global asal Yokohama, Jepang. Harapannya, kolaborasi itu bisa membantu menyempurnakan pedoman produksi amonia bersih.

“Studi kelayakan dan pengukuran GRK diharap bisa selesai pada pertengahan 2023,” katanya.

Penyokong ekspansi ESSA

Fasilitas produksi PT Surya Esa Perkasa Tbk atau ESSA. (Website ESSA)

Ekspansi ESSA disokong oleh kondisi operasional. Perseroan memanfaatkan kas yang besar untuk menekan utang 32 persen menjadi US$332 juta per akhir September 2022; dibanding Desember 2021 saat utangnya berjumlah US$487 juta.

Langkah itu telah memperkuat neraca perseroan, dengan rasio debt to equity saat ini 0,7 kali.“Keunggulan operasional yang konsisten ditopang oleh harga amonia & LPG yang lebih tinggi, telah membantu ESSA untuk mempertahankan kinerja yang solid," katanya. 

Hingga 30 September 2022, ESSA memgantongi pendapatan US$557 juta, melonjak 132 persen (YoY). EBITDA perseroan pun meroket 136 persen (YoY) menjadi US$269 juta. Itu berkat kondisi operasional yang baik serta pasar yang menguntungkan.

Realisasi harga amonia ESSA sejak Januari sampai dengan September melesat 105 persen (YoY) dari US$441 per MT menjadi US$902 per MT. Itu diikuti oleh kenaikan produksi senilai 16 persen (YoY), serta rekor pendapatan bisnis amonia ESSA. Penjualan amonia pada periode itu saja berkontribusi 93 persen terhadap pendapatan perseroan.

Related Topics