MARKET

Meski Biaya Energi Naik, Laba Antam Tumbuh Ciamik

Laba Antam di paruh-I 2022 tumbuh 32 persen jadi Rp1,53 T.

Meski Biaya Energi Naik, Laba Antam Tumbuh CiamikPetugas menunjukkan emas Antam di Butik Emas Logam Mulia Antam Denpasar Bali, Kamis (9/9/2021). ANTARA FOTO/Nyoman Hendra
05 September 2022
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) mencatatkan pertumbuhan laba bersih 32 persen (YoY) di semester pertama 2022. Capaian ini terjadi di tengah deretan tantangan seperti kenaikan biaya energi hingga jasa pengangkutan.

Berdasarkan laporan keuangan perusahaan, pada semester I 2022 laba bersih anggota MIND ID itu naik dari Rp1,16 triliun menjadi Rp1,53 triliun. Kenaikan tersebit sejalan dengan kenaikan pedapatannya 8,66 persen menjadi Rp 18,77 triliun dibandingkan semester I-2021 sebesar Rp 17,27 triliun. 

Laba kotor pun ikut naik 27 persen (YoY) dari Rp3,17 triliun jadi Rp4,03 triliun, diikuti naiknya  EBITDA 50 persen, dari Rp2,49 triliun jadi Rp3,74 triliun. 

Di saat yang sama, kondisi kas dan setara kas Antam berada di level Rp3,23 triliun, tingkat pinjaman berbunganya juga berkurang 39 persen (YoY) dari Rp7,08 triliun jadi Rp4,32 triliun. 

Menurut manajemen, kunci di balik kinerja tersebut tak lepas dari kebijakan strategis perseroan dalam mengelola biaya secara efisien, sembari menjaga kestabilan tingkat produksi. Ditambah dengan ekspansi pasar penjualan produk logam dasar ataupun logam mulia.

Detail penjualan

ilustrasi : gedung Antam
Dok. Istimewa

Penjualan bersih Antam mayoritas berasal dari pasar domestik, yakni Rp14,54 triliun (77 persen) dari total penjualan bersih di paruh pertama tahun ini. Itu sejalan dengan taktik perseroan memperluas basis pelanggan di dalam negeri.

Emas pun mendominasi penjualan dengan proporsi 65 persen atau Rp12,28 triliun. Secara volume, penjualan logam emas mencapai 13,47 tron dari 13,34 ton tahun lalu. Itu didukung oleh produksi logam emas perseroan yang mencapai 673 kg.

Dengan tingkat harga logam emas global terjaga stabil dan pertumbuhan penjualan, segmen logam mulia dan pemurnian Antam mencatatkan laba bersih senilai Rp859,96 miliar; naik 8 persen (YoY).

Setelah emas, penjualan feronikel (17 persen atau Rp3,12 triliun) juga jadi kontributor terbesar. Volume produksi dan penjualan masing-masing mencapai 11.982 ton nikel dalam feronikel (TNi) dan 9.622 TNi.

Sementara itu, komoditas bijih nikel mencatatkan produksi sebanyak 4,39 juta wet metrik ton (wmt), sedangkan tingkat penjualannya 3,04 juta wmt.

Meski menghadapi tantangan seperti penguncian wilayah di sejumlah destinasi penjualan, kenaikan harga bijih nikel tapi produk turunannya tak ikut naik, profitabilitas segmen nikel Antam masih tumbuh 23 persen (YoY), dari Rp1,91 triliun jadi Rp2,35 triliun.

Ekspansi bisnis

Emas ANTAM. ijp2726/Shutterstock

Related Topics