Terus Merugi, Wicaksana (WICO) Resmi Tutup Lini Bisnis Consumer Goods

- PT Wicaksana Overseas International Tbk (WICO) menghentikan distribusi consumer goods (CG) karena terus merugi.
- Perseroan akan fokus pada layanan kesehatan (HEC) yang lebih berkelanjutan.
- Lini bisnis layanan kesehatan seperti farmasi mencatatkan kenaikan pendapatan 17,17 persen (YoY).
Jakarta, FORTUNE - Emiten distribusi, PT Wicaksana Overseas International Tbk (WICO), mengumumkan penghentian kegiatan operasional pada lini bisnis consumer goods (CG). Keputusan strategis ini diambil lantaran segmen tersebut terus mencatatkan kerugian signifikan dan dinilai membebani kinerja keuangan perseroan.
Manajemen WICO menjelaskan, hingga saat ini prospek perbaikan pada lini bisnis CG belum menunjukkan perkembangan yang berarti. Kelanjutan operasional pada segmen ini dinilai berpotensi mengganggu keberlangsungan usaha perseroan secara keseluruhan.
Selanjutnya, perseroan akan memfokuskan seluruh sumber dayanya pada lini layanan kesehatan (HEC), yang dinilai lebih berkelanjutan serta memiliki potensi pertumbuhan jauh lebih baik di masa depan.
Proses penutupan lini bisnis CG akan dirampungkan dalam beberapa bulan ke depan. Perseroan berkomitmen untuk menyelesaikan seluruh kewajiban yang timbul dari keputusan ini.
“Dengan demikian, terhitung sejak akhir Oktober 2025, kegiatan operasional pada lini bisnis consumer goods (CG) secara resmi dihentikan,” demikian manajemen WICO dalam keterbukaan informasi, Senin (1/9).. "Perseroan juga tetap berkomitmen untuk memenuhi tanggung jawabnya kepada seluruh pemangku kepentingan."
Keputusan ini sejalan dengan kinerja keuangan perseroan pada semester I-2025 yang membukukan penurunan tajam. Pendapatan WICO tercatat sebesar Rp404,46 miliar, anjlok 40,61 persen secara tahunan (YoY) dari periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp686,13 miliar.
Lini bisnis fast-moving consumer goods (FMCG) menjadi penyumbang penurunan terbesar. Pendapatan dari segmen makanan dan minuman anjlok 50,75 persen (YoY) menjadi Rp219,96 miliar. Sementara itu, segmen perawatan tubuh dan kosmetik tidak lagi membukukan pendapatan, padahal tahun lalu mencapai Rp51,06 miliar.
Di sisi lain, segmen yang akan menjadi fokus utama, layanan kesehatan, menunjukkan kinerja positif. Pendapatan dari lini farmasi berhasil tumbuh 17,17 persen (YoY) menjadi Rp38,09 miliar.
Meski beban pokok penjualan turun menjadi Rp363,24 miliar, perseroan masih belum mampu keluar dari tekanan. Akibatnya, rugi bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk membengkak 31,86 persen menjadi Rp66,59 miliar, dibandingkan rugi pada periode yang sama tahun lalu sebesar Rp52,75 miliar.