Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel Fortune IDN lainnya di IDN App
Potret pesawat Garuda Indonesia di Bandara Internasional Soekarno-Hatta (unsplash.com/fasyahalim_)
Potret pesawat Garuda Indonesia di Bandara Internasional Soekarno-Hatta (unsplash.com/fasyahalim_)

Intinya sih...

  • Garuda Indonesia menunjuk dua ekspatriat sebagai direksi dalam upaya restrukturisasi perusahaan.

  • Penunjukan ekspatriat ini bukan keputusan simbolis.

  • CEO Danantara Indonesia, Rosan Roeslani, mengisyaratkan kebijakan serupa bisa diterapkan di sejumlah BUMN lain.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, FORTUNE —PT Garuda Indonesia Tbk (Persero) menunjuk dua ekspatriat sebagai direksi dalam upaya merestrukturisasi perusahaan pelat merah tersebut. Keputusan ini diambil dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada 15 Oktober 2025, yang menyepakati susunan manajemen baru demi memperkuat tata kelola, kapabilitas finansial, serta transformasi budaya kerja di tubuh maskapai nasional.

Dua nama asing yang kini resmi duduk pada jajaran direksi adalah Neil Raymond Mills sebagai Direktur Transformasi, dan Balagopal Kunduvara sebagai Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko.

CEO Danantara Indonesia, Rosan Roeslani, yang mewakili pemegang saham pengendali Garuda, menegaskan penunjukan ekspatriat ini bukan keputusan simbolis atau tren sesaat.

“IIni kita mau menunjukkan bahwa kita serius,” kata Rosan dalam pernyataannya, Kamis (16/10).

Rosan menjelaskan, kedua figur tersebut dipilih berdasarkan pertimbangan matang dan pengalaman panjang mereka pada industri penerbangan global.

“Ini bukan soal citra internasional, tapi soal transfer of technology dan knowledge. Kita ingin ada percepatan dalam proses pembenahan internal,” kata Rosan.

Dari laman Linkedin, terlihat Neil Raymond Mills, misalnya, memiliki lebih dari 25 tahun pengalaman di dunia aviasi. Dia pernah menjabat sebagai Chief Operating Officer Air Italy, dan konsultan di NM Aviation Limited.

Sementara Balagopal Kunduvara telah 25 tahun berkarier di Singapore Airlines, meniti dari posisi Senior Technical Services Engineer hingga Divisional Vice President Financial Services.

Sinyal akan dilakukan di BUMN lain

Rosan juga mengisyaratkan kebijakan serupa bisa diterapkan di sejumlah BUMN lain. Namun, ia menegaskan pendekatan ini tidak bersifat serampangan, melainkan melalui analisis kebutuhan yang mendalam.

“Kita tidak akan serta-merta bilang ‘oh ini perlu ekspat’. Kita akan analisa dulu, apakah kehadiran ekspat di BUMN tertentu memang bisa memberi nilai tambah dalam efisiensi, tata kelola, dan inovasi,” ujarnya.

Dalam konteks ini, Garuda Indonesia menjadi pionir dalam penerapan model manajemen global di tubuh BUMN strategis. Keputusan menunjuk dua ekspatriat pada posisi kunci menjadi bentuk uji coba terhadap formula baru: kombinasi antara profesionalisme lokal dan pengalaman internasional.

Langkah ini sejalan dengan kebijakan pemerintah di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto, yang sebelumnya telah merevisi regulasi untuk membuka ruang bagi warga negara asing menempati posisi direksi BUMN.

Dalam dialog bersama Chairman and Editor in Chief Forbes, Steve Forbes, pada ajang Forbes Global CEO Conference di Jakarta (15/10), Prabowo menegaskan reformasi ini bertujuan menghadirkan manajemen BUMN yang lebih profesional, efisien, dan bertaraf internasional.

Prabowo juga mengungkapkan rencana pemangkasan jumlah BUMN dari sekitar 1.000 menjadi hanya 200 entitas, agar perusahaan negara bisa lebih fokus dan kompetitif di pasar global.

 

Editorial Team