Bos Danantara Temui Boeing di AS, Nego Pembelian Pesawat Buat Garuda

- Rosan Roeslani, CEO BPI Daya Anagata Nusantara, bertemu dengan President of Boeing Global, Brendan Nelson, di New York.
- Pertemuan membahas kerja sama strategis di sektor penerbangan dan membuka ruang renegosiasi kontrak pembelian pesawat untuk Indonesia.
- Garuda Indonesia menargetkan penambahan tujuh unit armada baru sepanjang 2025, menjajaki kerja sama jangka panjang dengan pabrikan pesawat guna memperoleh kepastian suplai dan harga kompetitif.
Jakarta, FORTUNE - CEO Badan Pengelola Investasi (BPI) Daya Anagata Nusantara (Danantara), Rosan Roeslani, mengadakan pertemuan dengan President of Boeing Global, Brendan Nelson, di New York, Amerika Serikat. Pertemuan tersebut membahas kerja sama strategis di sektor penerbangan sekaligus membuka ruang renegosiasi kontrak pembelian pesawat.
Dalam unggahan video di Instagram pribadinya, Rosan tampak didampingi oleh CIO Danantara, Pandu Sjahrir, serta Direktur Utama PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk (GIAA), Wamildan Tsani. “Pertemuan dengan President of Boeing Global, Mr. Brendan Nelson di New York, membahas kerja sama strategis di bidang pengembangan sektor penerbangan,” tulis Rosan di akun Instagram pribadi @rosanroeslani, Rabu (24/9).
Rosan, yang juga menjabat Menteri Investasi dan Hilirisasi/Kepala BKPM, menegaskan Indonesia tidak menutup peluang renegosiasi kontrak dengan Boeing agar mendapat kesepakatan lebih kompetitif. “Kami juga membuka ruang renegosiasi kontrak agar Indonesia bisa mendapat kesepakatan lebih baik, dari sisi harga, jadwal pengiriman, maupun spesifikasi,” ujarnya.
Langkah ini dinilai penting untuk memperkuat hubungan Indonesia dengan mitra global sekaligus menegaskan optimisme masa depan industri penerbangan nasional.
Sebelumnya, Garuda Indonesia menargetkan penambahan tujuh unit armada baru sepanjang 2025, jumlah terbesar pascapandemi. Direktur Niaga Garuda, Reza Aulia Hakim, menyebut penambahan tersebut dilakukan demi mengerek kapasitas produksi dan menangkap peluang pertumbuhan pasar.
“Ini merupakan penambahan [unit] terbanyak pasca pandemi” kata Direktur Niaga Garuda Indonesia, Reza Aulia Hakim, dalam Rapat Dengar Pendapat DPR RI Komisi VI, dikutip secara daring, Senin (22/9).
Garuda juga aktif menjajaki kerja sama jangka panjang dengan pabrikan pesawat guna memperoleh kepastian suplai dan harga kompetitif. Bahkan, perusahaan pelat merah itu sempat dikabarkan akan membeli 50 unit pesawat dari Boeing sebagai bagian dari kesepakatan dagang dengan Amerika Serikat.
Hingga Agustus 2025, Garuda sudah menambah lima unit pesawat baru di bawah manajemen barunya. Total armada maskapai kini mencapai 78 unit, naik dari 73 unit pada 2024 dan 71 unit pada 2023.
Seiring dengan itu, industri penerbangan nasional diproyeksikan terus tumbuh. Jumlah penumpang diperkirakan mencapai 105,4 juta pada 2025, meningkat dibandingkan 97,8 juta pada 2024. Garuda menargetkan bisa melayani 12,2 juta penumpang tahun ini atau sekitar 11,6 persen pangsa pasar.