Prabowo Minta Danantara Buat Prototipe Listrik Pedesaan Berbasis Tenaga Surya

- Presiden RI, Prabowo Subianto, meminta Danantara membuat prototipe listrik pedesaan berbasis tenaga surya dalam waktu 3-5 bulan.
- Menteri ESDM menyatakan masih ada 5.600 desa tanpa akses listrik, sementara 47 desa sudah menikmati PLTS.
- Prabowo juga membahas impor etanol, produksi tetes tebu, permasalahan ubi kayu dan infrastruktur giant sea wall di Pantura Jawa.
Jakarta, FORTUNE - Presiden Prabowo Subianto meminta Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara atau Danantara untuk membuat prototipe listrik pedesaan berbasis tenaga surya. Hal itu diungkapkan Prabowo saat Rapat terbatas bersama jajaran menteri bidang perekonomian dan sejumlah instansi terkait di Hambalang, Bogor, Jawa Barat, Kamis (18/9).
Dalam rapat ini, membahas sejumlah isu strategis di sektor energi, pertanian, dan infrastruktur. "Presiden memerintahkan Danantara untuk membuat prototipe listrik pedesaan berbasis tenaga surya. Prototipe ini akan dibangun di sejumlah daerah dan ditarget dapat berjalan dalam waktu 3-5 bulan,” ungkap Sekretaris Kabinet Teddy Indra Wijaya dalam keterangan resmi pembahasan rapat terbatas itu, Jumat (19/9).
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia sebelumnya menyampaikan pada Juni 2025 bahwa masih terdapat sekitar 5.600 desa yang belum menikmati akses listrik. Sementara sebanyak 47.383 rumah tangga di 47 desa dari 11 provinsi sudah menikmati sambungan listrik baru melalui Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS).
Masih di sektor energi, Prabowo juga membahas mekanisme impor etanol dan produksi tetes tebu atau molase serta penyediaan listrik pedesaan dengan tenaga sel surya.
Sementara itu, di sektor pertanian, Presiden menyoroti permasalahan terkait ubi kayu, singkong, dan tapioka. Teddy mengatakan pemerintah akan segera mengambil kebijakan dengan melibatkan pemerintah daerah serta pelaku industri, sekaligus memastikan kesejahteraan petani tetap terjaga.
Dalam agenda infrastruktur, isu yang mengemuka adalah rencana pembangunan giant sea wall di kawasan pantai utara (Pantura) Jawa. Dalam rapat tersebut Prabowo membahas rencana dan pendanaan pembangunan proyek tersebut yang akan berdampak pada sekitar 50 juta masyarakat di sekitar Pantura Jawa.