Gerhana Bulan Penumbra Saat Ramadan Awali 4 Gerhana di 2024

Terjadi dua gerhana di bulan Ramadan 2024.

Gerhana Bulan Penumbra Saat Ramadan Awali 4 Gerhana di 2024
Gerhana bulan penumbra. (Pexels/David Selbert)
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNERamadan 2024 menjadi lebih unik dengan hadirnya dua dari empat gerhana yang diperkirakan terjadi sepanjang tahun ini.

Badan Metereologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengungkapkan bahwa Gerhana Bulan Penumbra akan terjadi pada Senin (25/3). “Gerhana Bulan Penumbra terjadi saat posisi Matahari-Bumi-Bulan sejajar. Hal ini membuat Bulan hanya masuk ke bayangan penumbra Bumi. Akibatnya, saat puncak gerhana terjadi, Bulan akan terlihat lebih redup dari saat purnama,” tulis BMKG seperti dikutip Fortune Indonesia, Senin (25/3).

Gerhana Bulan Penumbra, merupakan anggota ke-64 dari 71 anggota pada seri Saros 113. Gerhana bulan yang akan terjadi pada bulan Maret ini diperkirakan dapat diamati dari Indonesia. Fenomena ini bisa disaksikan mulai dari awal terjadi hingga berakhir di sebelah timur garis lintang, termasuk Papua, Papua Barat, dan sebagian Maluku.

Pengamat yang berada di sebelah barat, seperti Pulau Sumatera, Pulau Jawa, Bali, Pulau Kalimantan, Busa Tenggara, Pulau Sulawesi, Maluku Utara, dan sebagian Maluku, tidak dapat mengamati seluruh fase gerhana bulan. “Karena Bulan masih di bawah horizon saat peristiwa itu terjadi,” tulsi BMKG.

Gerhana Matahari Total

Sedangkan Gerhana Matahari Total (GMT) diperkirakan terjadi pada 8 April 2024–masih dalam rentang waktu Ramadan 2024. Gerhana matahari terjadi ketika matahari, bulan, dan bumi berada dalam satu garis lurus. Posisi ini terjadi ketika bulan baru, yaitu saat matahari dan bulan mengalami konjungsi.

Menurut laman resmi Muhammadiyah.or.id, secara umum, bila hari ini terjadi gerhana matahari, maka keesokannya sudah masuh bulan baru Hijriyah. Jika gerhana terjadi di waktu antara pagi sampai siang, maka besok kemungkinan besar sudah bulan baru karena tinggi hilal sudah berada di atas ufuk. Akan tetapi, apabila gerhana matahari terjadi sore hari, maka hilal kemungkinan masih di bawah ufuk dan besok belum masuk bulan baru.

Asosiasi Astronomi Uni Emirat Arab (UEA) menyebutkan bahwa peristiwa gerhana matahari total 8 April 2024 akan memengaruhi penampakan hilal awal Syawal 1445 H.

"Kelahiran bulan sabit Syawal akan bertepatan dengan gerhana matahari total pada 8 April. Bulan sabit Syawal akan terlihat setelah matahari terbenam pada tanggal 9 April, menandai hari terakhir bulan suci Ramadhan," kata ketua asosiasi itu, Ibrahim Al Jarwan, seperti dikutip dari Gulf News.

Gerhana lain di tahun 2024

BMKG sebelumnya memperkirakan, pada 2024 akan terjadi empat gerhana, yakni dua kali gerhana matahari dan dua kali gerhana bulan, berikut ini adalah perinciannya.

  1. Gerhana Bulan Penumbra (GBP) 25 Maret 2024 yang dapat diamati dari Indonesia
  2. Gerhana Matahari Total (GMT) 8 April 2024 yang tidak dapat diamati dari Indonesia
  3. Gerhana Bulan Sebagian (GBS) 18 September 2024 yang tidak dapat diamati dari Indonesia
  4. Gerhana Matahari Cincin (GMC) 2 Oktober 2024 yang tidak dapat diamati dari Indonesia

Demikianlah informasi tentang GBP dan GMT yang akan terjadi di masa Ramadan 2024.  Semoga bermanfaat.

Magazine

SEE MORE>
Chronicle of Greatness
Edisi April 2024
[Dis] Advantages As First Movers
Edisi Maret 2024
Fortune Indonesia 40 Under 40
Edisi Februari 2024
Investor's Guide 2024
Edisi Januari 2024
Change the World 2023
Edisi Desember 2023
Back for More
Edisi November 2023
Businessperson of the Year 2023
Edisi Oktober 2023
Rethinking Wellness
Edisi September 2023

Most Popular

Cara Membuat Akun PayPal dengan Mudah, Tanpa Kartu Kredit!
UOB Sediakan Kartu Kredit Khusus Wanita, Miliki Nasabah 70 ribu
Survei BI: Tren Harga Rumah Tapak Masih Naik di Awal 2024
Kelas BPJS Kesehatan Dihapus tapi Iuran Tetap Beda, Seperti Apa?
IBM Indonesia Ungkap Fungsi WatsonX Bagi Digitalisasi Sektor Keuangan
Saksi Sidang Kasus Korupsi Tol MBZ Sebut Mutu Beton Tak Sesuai SNI