Implementasi dan Keterjangkauan Masih Jadi Tantangan Transisi Energi

Transisi energi perlu dilakaukan dalam beberapa tahapan.

Implementasi dan Keterjangkauan Masih Jadi Tantangan Transisi Energi
Sumber energi bumi. (ShutterStock/PopTika)
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE – Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Arifin Tasrif, mengungkapkan masih terdapat beberapa tantangan terbesar dalam meralisasikan transisi energi di dalam negeri, seperti implementasi dan memastikan keterjangkauan energi oleh masyarakat.

Menurutnya, penetapan strategi, program, dan target menuju transisi energi bahkan merupakan pekerjaan yang lebih mudah. “Bagian paling sulit adalah implementasi konkret menuju transisi energi, memastikan keterjangkauan energi oleh rakyat, aksesibilitas dan dekarbonisasi yang berlangsung dalam waktu yang relatif singkat,” katanya dalam keterangan yang dikutip dari Antaranews, Rabu (13/4).

Transisi energi,  dilakukan dalam berbagai tahapan dengan mempertimbangkan daya saing, biaya, ketersediaan, dan keberlanjutan. Selain itu, beberapa program strategis juga sudah mulai berjalan dan terus dipertajam, seperti penggunaan gas sebagai bahan bakar dan bahan baku industri; kemudian konversi bahan bakar diesel jadi gas di pembangkit listrik; dan program lainnya.

Pentingnya sektor migas

Ilustrasi fasilitas pengolahan migas. Shutterstock/Oil and Gas Photographer

Secara rinci, Arifin menyebutkan bahwa sektor migas memegang peranan penting dalam proses transisi energi. “Investasi dalam proyek migas masih diperlukan untuk memberikan ketahanan energi serta memenuhi permintaan yang terus meningkat, sebelum teknologi energi terbarukan jadi lebih kompetitif,” ujarnya.

Hal ini mengacu pada permintaan migas yang masih terus bertumbuh, khususnya di negara berkembang, seperti India, Afrika, dan Asia. Pertumbuhan ekonomi ini pun akan ditandai dengan lonjakan urbanisasi, industrialisasi, dan penggunaan kendaraan. Sementara, transisi dari bahan bakar fosil ke energi terbarukan juga akan terus dilakukan.

Cukup berimbang

Ilustrasi anjungan migas. (Pixabay/466654)

Berdasarkan data, potensi hulu migas Indonesia yang masih sangat besar. Arifin menargetkan produksi minyak 1 juta barel dan gas 12 BSCFD pada 2030. Tapi target ini nantinya ditujukan untuk pemanfaatan dalam negeri. “Kami memiliki 68 potensi cekungan yang belum dijelajahi dan cadangan terbukti minyak sebesar 2,4 miliar barel, sedangkan cadangan terbukti gas sekitar 43 TCF,” katanya.

Sementara, peta jalan menuju komitmen Net Zero Emission (NZE) pada 2060 mendatang, dinilai sudah cukup berimbang, terutama antara aspek ekonomi dan keberlanjutan pasokan energi. Pemerintah sudah mentapkan target serta pilihan sektor yang nantinya akan dijadikan sebagain instrumen.

Magazine

SEE MORE>
Chronicle of Greatness
Edisi April 2024
[Dis] Advantages As First Movers
Edisi Maret 2024
Fortune Indonesia 40 Under 40
Edisi Februari 2024
Investor's Guide 2024
Edisi Januari 2024
Change the World 2023
Edisi Desember 2023
Back for More
Edisi November 2023
Businessperson of the Year 2023
Edisi Oktober 2023
Rethinking Wellness
Edisi September 2023

Most Popular

Cara Membuat Akun PayPal dengan Mudah, Tanpa Kartu Kredit!
UOB Sediakan Kartu Kredit Khusus Wanita, Miliki Nasabah 70 ribu
Survei BI: Tren Harga Rumah Tapak Masih Naik di Awal 2024
Kelas BPJS Kesehatan Dihapus tapi Iuran Tetap Beda, Seperti Apa?
IBM Indonesia Ungkap Fungsi WatsonX Bagi Digitalisasi Sektor Keuangan
Saksi Sidang Kasus Korupsi Tol MBZ Sebut Mutu Beton Tak Sesuai SNI