Harga Bahan Pokok Turun, Jokowi Harap Daya Beli Menguat Jelang Lebaran

Jokowi berharap penurunan harga barang perkuat daya beli.

Harga Bahan Pokok Turun, Jokowi Harap Daya Beli Menguat Jelang Lebaran
Jokowi usai meninjau Pasar Rawamangun dan Pasar Johar Baru, Rabu (5/4). (Tangkapan layar)
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE – Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyebut deflasi yang ditandai dengan penurunan harga di sejumlah bahan kebutuhan pokok, diharapkan memperkuat daya beli masyarakat menjelang Lebaran 2023.

Hal ini disampaikan Jokowi, usai meninjau dua pasar di DKI Jakarta, yakni Pasar Rawamangun dan Johar Baru. “Harga justru banyak yang turun, telor turun, daging ayam turun, beras juga turun, kemudian bawang juga turun. Yang naik hanya daging, naik sedikit,” ujarnya dalam keterangan pers, Rabu (5/4).

Penurunan harga ini menurutnya sejalan dengan pemantauan Badan Pusat Statistik (BPS) yang  menunjukkan terjadinya deflasi. “Ini bagus, dalam posisi mau Lebaran, tapi harga-harga turun. Itu yang saya lihat,” katanya.

Penguatan daya beli masyarakat

Presiden Jokowi didampingi Mendag Zulkifli Hasan meninjau harga pangan di Pasar Rawamangun, Jakarta, Rabu (5/4). (Dok. Setkab)

Jokowi tak menampik bila ada penilaian bahwa deflasi ini juga bisa saja terjadi akibat daya beli masyarakat yang masih kurang. Semua hal menurutnya bisa dilihat dari banyak sisi. “Tapi yang jelas, harga banyak yang turun, ini bagus di situ, sehingga akan memperkuat daya beli rakyat,” katanya.

Apalagi dengan pasokan yang dinilai masih memadai menjelang Idulfitri 2444 Hijriyah. Pasokan maupun harga adalah dua indikator keseimbangan pemenuhan kebutuhan pokok masyarakat menjelang Hari Raya Lebaran yang identik dengan terjadinya lonjakan harga.

Perlambatan inflasi

ilustrasi inflasi (unsplash.com/Markus Spiske)

Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat terjadi perlambatan inflasi pada Ramadan 2023. Inflasi Maret 2023 mencapai 0,18 persen, lebih rendah dari tahun sebelumnya sebesar 0,40 persen. Bahkan, secara tahunan, inflasi turun ke angka 4,97 persen.

Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS, Pudji Ismartini, menjelaskan salah satu penyebab perlambatan ialah permintaan tidak setinggi kondisi sebelum pandemi. Dengan demikian, pola konsumsi masyarakat belum 100 persen pulih. “Artinya dari sisi permintaan belum tinggi,” katanya, Senin (3/4).

Selain itu, menurut Pudji, perlambatan inflasi juga disebabkan oleh beberapa komoditas yang mengalami penurunan harga dan turut memberi andil deflasi cukup besar, seperti tarif air minum PDAM, bawang merah, dan cabai merah.

“Penurunan tarif PDAM pada bulan ini terjadi di Bandung yang merupakan bagian dari kota IHK dimana terjadi deflasi sebesar 48,61 persen dan secara nasional menyumbang deflasi 0,07 persen,” kata Pudji.

Waspadai lonjakan inflasi

Pedagang menggelar lapak jualannya di bahu Jalan Raya Bogor, Cibinong, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Jumat (29/4). (ANTARAFOTO/Satria Wijaya)

Meski demikian, pemerintah tetap mewaspadai lonjakan inflasi yang rawan terjadi pada periode Lebaran, terutama di sektor pangan. Menurut Menteri Keuangan Sri Mulyani, untuk kategori pangan, angka inflasinya masih di level 5,7 persen. "Ini adalah faktor yang sekarang jadi perhatian pemerintah, yaitu faktor volatile food," katanya, Minggu (2/4).

Oleh sebab itu, pemerintah akan mengantisipasi kenaikan mobilitas masyarakat yang biasa terjadi saat Ramadan. Kondisi ini biasanya juga bakal mendongkrak permintaan untuk kategori pangan volatile food, semisal beras, aneka cabai, ikan segar, aneka bawang, kentang, minyak goreng.

Magazine

SEE MORE>
Chronicle of Greatness
Edisi April 2024
[Dis] Advantages As First Movers
Edisi Maret 2024
Fortune Indonesia 40 Under 40
Edisi Februari 2024
Investor's Guide 2024
Edisi Januari 2024
Change the World 2023
Edisi Desember 2023
Back for More
Edisi November 2023
Businessperson of the Year 2023
Edisi Oktober 2023
Rethinking Wellness
Edisi September 2023

Most Popular

Cara Membuat Akun PayPal dengan Mudah, Tanpa Kartu Kredit!
UOB Sediakan Kartu Kredit Khusus Wanita, Miliki Nasabah 70 ribu
Survei BI: Tren Harga Rumah Tapak Masih Naik di Awal 2024
Kelas BPJS Kesehatan Dihapus tapi Iuran Tetap Beda, Seperti Apa?
IBM Indonesia Ungkap Fungsi WatsonX Bagi Digitalisasi Sektor Keuangan
Saksi Sidang Kasus Korupsi Tol MBZ Sebut Mutu Beton Tak Sesuai SNI