Konser Musik di Karanganyar Ricuh Karena Pembayaran Vendor Belum Lunas

Penonton sudah beli tiket tapi konser tak kunjung dimulai.

Konser Musik di Karanganyar Ricuh Karena Pembayaran Vendor Belum Lunas
ilustrasi keramaian konser / Pixabay
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE – Konser musik bertajuk “Don’t Stop Take Your Dream” yang sejatinya akan diadakan di De Tjolomadoe, Karanganyar, Sabtu (22/7), batal dan berakhir ricuh, karena pihak event organizer (EO) belum melunasi pembayaran vendor.

Kapolres Karanganyar, AKBP Jerrold Hendra Kumontoy, mengatakan kericuhan berawal dari konser yang tak kunjung dimulai, padahal para penonton yang sudah membeli karcis sudah berdatangan. "Ternyata dari EO masih belum menyelesaikan kewajibannya ke salah satu vendor yakni sound system, dan beberapa vendor lainnya. Dari interogasi awal kita, sekira Rp 120 juta," katanya kepada awak media, Sabtu (22/7).

Penonton yang datang merogoh kocek sekitar Rp120.000 per karcis, untuk menyaksikan sejumlah musisi, seperti Superman Is Dead (SID), Koil, Stand Here Alone, dan sejumlah band rock lainnya. Alih-alih menonton, mereka pun akhirnya kesal karena acara tak kunjung mulai. Kekisruhan pun tak terhindarkan. Sejumlah tenda acara dan fasilitas lain di area konser pun rusak.

Pengembalian uang

Setelah mengamankan tiga orang penanggung jawab EO, AKBP Jerrold mengatakan bahwa pihak EO sudah mau bertanggung jawab. "Dia (EO) akan mengembalikan (uang tiket) dalam bentuk online sebagaimana yang telah beli online. Selanjutnya yang sudah on the spot akan kita atur untuk bagaimana proses pengembalian," katanya.

Terlepas dari masalah pelunasan biaya yang belum selesai dengan vendor, proses perizinan sebenarnya sudah aman. Pihak kepolisian setempat telah memberikan izin untuk penyelenggaraan kegiatan tersebut.

Penyakit lama

Pengamat musik, Nuran Wibisono, mengatakan bahwa situasi yang terjadi di konser Don’t Stop Take Your Dream adalah penyakit lama dari para penyelenggara yang memaksakan diri  mengadakan acara, tanpa pengelolaan dan persiapan pendanaan yang matang.

“Kalau sudah begini yang dirugikan bukan cuma penonton, tapi juga vendor dan artis yang batal tampil. Apalagi, ada kasus perusakan alat dan inventaris,” ujar Nuran kepada Fortune Indonesia, Senin (24/7). “Memang agak susah kalau sudah begini.”

Menurutnya, dari pihak penyelenggara harusnya terbuka dan mampu menjelaskan kepada para penonton mengenai masalah yang dihadapi. Sedangkan, penonton yang dirugikan juga bisa melapor ke YLKI (Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia) atas kejadian dialami. "Atau bisa juga melapor secara perdata,” kata Nuran.

Related Topics

Konser MusikVendor

Magazine

SEE MORE>
Chronicle of Greatness
Edisi April 2024
[Dis] Advantages As First Movers
Edisi Maret 2024
Fortune Indonesia 40 Under 40
Edisi Februari 2024
Investor's Guide 2024
Edisi Januari 2024
Change the World 2023
Edisi Desember 2023
Back for More
Edisi November 2023
Businessperson of the Year 2023
Edisi Oktober 2023
Rethinking Wellness
Edisi September 2023

Most Popular

Cara Membuat Akun PayPal dengan Mudah, Tanpa Kartu Kredit!
UOB Sediakan Kartu Kredit Khusus Wanita, Miliki Nasabah 70 ribu
Survei BI: Tren Harga Rumah Tapak Masih Naik di Awal 2024
Kelas BPJS Kesehatan Dihapus tapi Iuran Tetap Beda, Seperti Apa?
IBM Indonesia Ungkap Fungsi WatsonX Bagi Digitalisasi Sektor Keuangan
Saksi Sidang Kasus Korupsi Tol MBZ Sebut Mutu Beton Tak Sesuai SNI