Memahami Perbedaan PDB dan PDRB

PDB dan PDRB bisa jadi indikator pertumbuhan ekonomi.

Memahami Perbedaan PDB dan PDRB
ilustrasi Jakarta (unsplash.com/Eko Herwantoro)
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE – Meski Produk Domestik Bruto (PDB) per kapita Indonesia pada 2022 mencapai Rp71 juta atau US$4.783,9, namun dari sisi Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) per kapita antarprovinsi masih menyisakan ketimpangan yang cukup signifikan dengan 20 Provinsi yang berada di level penghasilan menengah ke bawah.

Hal ini disampaikan oleh Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), Suharso Monoarfa. Ia mengatakan, hanya ada dua Provinsi yang masuk kategori penghasilan tinggi, yakni DKI Jakarta dengan PDRB US$20.103 dan Kalimantan Timur dengan PDRB US$16.083.

"Masih banyak daerah-daerah yang bahkan masih di lower middle income, termasuk di Jawa sendiri,” katanya, Rabu (5/4).

Melihat data tersebut, sebagian dari kita mungkin masih memiliki kebingungan mengenal istilah dan perbedaan PDB dan PDRB. Melansir beberapa sumber, berikut uraiannya. 

PDB

Salah satu pabrik di kawasan Jababeka. (dok. Jababeka)

Menurut Investopedia, PDB adalah total nilai pasar semua barang jadi dan jasa yang diproduksi di dalam batas-batas sebuah negara dalam periode waktu tertentu. Pengertian ini juga bisa dilihat sebagai jumlah nilai tambah output yang diproduksi.

PDB berfungsi sebagai penilaian komprehensif kondisi perekonomian suatu negara. PDB sering dijadikan sebagai sebuah indikator untuk menilai pendapatan nasional secara utuh, seperti hasil produksi beras, produksi manufaktur, dan sebagainya.

PDB suatu negara akan meningkat ketika nilai total barang dan jasa yang dijual produsen domestik ke luar negeri melebihi nilai total barang dan jasa asing yang dibeli konsumen domestik. Dalam situasi ini, negara dapat dikatakan mengalami surplus perdagangan.

Sebaliknya, jika jumlah yang dibelanjakan konsumen domestik untuk produk luar negeri lebih besar dari jumlah total yang dapat dijual oleh produsen dalam negeri kepada konsumen asing, negara tersebut tengah mengalami defisit perdagangan. Dalam situasi ini, PDB suatu negara cenderung menurun.

PDRB

Proses pembangunan jalur MRT Jakarta Fase 2A. (dok. MRT)

Sementara itu, melansir laman BPS, PDRB memiliki definisi yang hampir mirip dengan PDB. Studiekonomi.com mendefinisikannya sebagai keseluruhan nilai tambah yang diproduksi oleh semua unit usaha pada satu daerah tertentu dalam periode waktu tertentu.

Bila PDB berlaku secara nasional, maka PDRB menjadi indikator untuk memberikan gambaran ekonomi di daerah. Bahkan, seperti PDB, Perhitungan PDRB memiliki 3 pendekatan, yaitu dengan produksi, pendekatan pengeluaran dan pendekatan pendapatan.

Penggunaan istilah PDB pada dasarnya digunakan untuk menunjukkan total nilai tambah output pada suatu Negara, seperti PDB Indonesia maupun PDB Malaysia, sedangkan istilah PDRB digunakan untuk menunjukkan total nilai tambah output pada suatu daerah, misalnya PDRB Provinsi DKI Jakarta atau PDRB Kota Bima.

Perbedaan

Dok. Inalum

Berdasarkan dua penjelasan di atas, maka bisa disimpulkan satu-satunya perbedaan PDB dan PDRB adalah cakupan wilayahnya. Untuk data secara nasional (Indonesia), kata yang digunakan yaitu PDB. Sedangkan untuk data tingkat provinsi dan kota/kabupaten/kecamatan menggunakan istilah PDRB.

Bila dilihat secara konsep, PDB dan PDRB memiliki kesamaan, bahkan perhitungannya pun sama. Meski begitu, PDRB secara umum biasanya diterapkan untuk daerah dengan cakupan terkecil kecamatan.

Dengan demikian, baik PDRB maupun PDB, bisa digunakan untuk mengetahui pertumbuhan ekonomi di suatu negara atau daerah. Selain itu, kedua konsep ini bisa digunakan untuk menganalisa tingkat kemakmuran masyarakat serta perubahan barang dan jasa yang terjadi; mengetahui tingkat produktivitas sektoral, dan bisa dijadikan sebagai bahan pertimbangan pemngambilan kebijakan secara nasional maupun daerah, misalnya dalam penyusunan APBN atau APBD.

Related Topics

PdbPDRB

Magazine

SEE MORE>
Chronicle of Greatness
Edisi April 2024
[Dis] Advantages As First Movers
Edisi Maret 2024
Fortune Indonesia 40 Under 40
Edisi Februari 2024
Investor's Guide 2024
Edisi Januari 2024
Change the World 2023
Edisi Desember 2023
Back for More
Edisi November 2023
Businessperson of the Year 2023
Edisi Oktober 2023
Rethinking Wellness
Edisi September 2023

Most Popular

Kelas BPJS Kesehatan Dihapus tapi Iuran Tetap Beda, Seperti Apa?
TDS 3 in Jakarta: NCT Dream, Sebuah Ikon Pertumbuhan
IBM Indonesia Ungkap Fungsi WatsonX Bagi Digitalisasi Sektor Keuangan
Ulang Tahun ke-22, Starbucks Indonesia Donasi Rp5 Miliar ke Gaza
Perkuat Ekosistem Kuliner Jepang, J Trust Gandeng Kushikatsu Daruma
Saat Bos Starbucks Bicara Persaingan dengan Brand Kopi Lokal