Ungkap Kriteria Capres, Jokowi: Indonesia Butuh Pemimpin Berani

Tugas Jokowi membisiki partai-partai yang berkoalisi.

Ungkap Kriteria Capres, Jokowi: Indonesia Butuh Pemimpin Berani
Presiden Jokowi saat memberikan pidato dalam puncak acara Musra, di Istora Senayan, Minggu (14/5). (ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak)
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE – Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyebut Indonesia butuh pemimpin yang berani dan dekat dengan rakyat. Hal itu diungkapkannya, menanggapi tiga nama calon Presiden (capres) yang disampaikan Musyawarah Rakyat Indonesia (Musra) ke-17.

Jokowi mengatakan, berbagai tantangan temgah dihadapi Indonesia, salah satunya mengenai gugatan yang dilayangkan Uni Eropa melalui Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) perihal kebijakan larangan ekspor komoditas mentah nikel.

“Baru satu urusan saja, nikel. Padahal barang tambang kita bukan hanya nikel, ada tembaga, ada timah, batubara, bauksit, apakah kita mau berhenti karena digugat Uni Eropa? Kalau pemimpinnya tidak berani, pasti mundur, minta ampun,” kata Jokowi saat menghadiri acara puncak Musra relawan, Minggu (14/5).

Menurutnya, pemerintah tengah memperjuangkan kebijakan hilirisasi, terlebih Indonesia memiliki sumber daya alam yang sangat berlimpah yang tak hanya di sektor pertambangan, tapi juga pertanian, perkebunan, produk kelautan, dan masih banyak lainnya. Sayangnya, selama ini semua diekspor dalam bentuk bahan mentah. “Ini kekeliruan yang tidak boleh kita ulang lagi,” katanya.

Diketahui, Musra mengajukan tiga nama capres, yakni Ganjar Pranowo dari partai PDI-P, Prabowo Subianto dari Gerindra, dan Airlangga Hartarto dari Golkar. Selain itu, terdapat empat nama untuk calon wakil presiden (cawapres), yaitu Mahfuf MD, Moeldoko, Sandiaga Uni, dan Arsjad Rasjid.

Berani hilirisasi

Peserta puncak acara Musyawarah Rakyat (Musra) di Istora Senayan, Jakarta, Minggu (14/5). (ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak)

Jokowi menilai, pemimpin Indonesia yang akan datang harus berani membawa bahan-bahan mentah tersebut, melalui proses hilirisasi untuk bisa mendukung Indonesia bisa menjadi negara maju dalam beberapa tahun ke depan, karena sumber daya alam adalah salah satu kekuatan besar yang dimiliki Indonesia.

“Pemimpin itu harus paham dan tahu potensi serta kekukatan negara, bangsa, ini apa. Dia harus mengerti dan tahu. Dia harus paham bagaimana memajukan negara ini dari sisi mana, dan mampu memanfaatkan peluang yang ada. Bukan rutinitas, bukan hanya duduk di istana dan rutinitas, bukan hanya duduk di istana dan tanda tangan,” kata Jokowi.

Ia berharap, semua nilai tambah sumber daya alam ada di dalam negeri. Meski belum mampu mengolah sendiri, kemitraan untuk mengolah sumber daya alam ini dengan banyak pihak bisa dilakukan asalkan mampu menguntungkan negara. “Negara bisa mendapatkan pajak dari situ, bisa dapat PPh, PPn dari ekspor, bea ekspor, dari penerimaan negara bukan pajak (PNBP),” ujarnya. “Yang terpenting bisa membuka lapangan kerja seluas-luasnya.”

Jangan takut

Presiden Jokowi saat memberikan pidato dalam puncak acara Musra, di Istora Senayan, Minggu (14/5). (ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak)

Dalam pengelolaan sumber daya alam, keberanian seorang pemimpin harus bisa diandalkan. “Kalau digugat melempem, ya nggak akan sampai kita jadi negara maju. Saya akan titip pada pemimpin berikut, supaya jangan takut digugat oleh negara manapun!” ujar Jokowi.

Seperti diketahui, Indonesia kalah menghadapi gugatan dari organisasi perdagangan dunia (WTO). Namun, Jokowi mengarahkan para menterinya untuk tidak mundur. “Naik banding sambil industrinya diselesaikan, begitu gugatan rampung industrinya juga rampung, sudah bisa mengolah bahan mentah jadi bahan jadi. Itu yang namanya strategi negara, bukan rutinitas,” ujarnya.

Bisikan kuat nama capres

Presiden Jokowi menerima hasil Musyawarah Rakyat (Musra) dari Ketua Panitia Musra Panel Barus, Minggu (14/5). (ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak)

Jokowi mengatakan bahwa menurut konstitusi hanya partai atau gabungan partai yang bisa mengumumkan capres dan cawapres. “Sehingga, bagian saya untuk memberikan bisikan kuat kepada partai-partai yang sekarang ini juga koalisinya belum selesai,” katanya.

Ia pun memutuskan untuk tidak menyebutkan nama-nama yang dimunculkan Musra berdasarkan hasil penyaringan nama dari sejumlah organisasi sukarelawan. “Itu yang namanya strategi, ya, itu. Jangan tergesa-gesa, jangan grusa-grusu, jangan pengen cepet-cepetan,” ujarnya.

Sementara pada kesempatan terpisah, Wakil Ketua MPR RI, Asrul Sani, mengatakan bahwa forum Musra memang tidak bisa mengusung pasangan capres-cawapres. Namun, “Forum Musra ini kan memperluas partisipasi masyarakat, tidak hanya melalui jalur partai,” ujarnya, Minggu (14/5).

Magazine

SEE MORE>
Chronicle of Greatness
Edisi April 2024
[Dis] Advantages As First Movers
Edisi Maret 2024
Fortune Indonesia 40 Under 40
Edisi Februari 2024
Investor's Guide 2024
Edisi Januari 2024
Change the World 2023
Edisi Desember 2023
Back for More
Edisi November 2023
Businessperson of the Year 2023
Edisi Oktober 2023
Rethinking Wellness
Edisi September 2023

Most Popular

Cara Membuat Akun PayPal dengan Mudah, Tanpa Kartu Kredit!
UOB Sediakan Kartu Kredit Khusus Wanita, Miliki Nasabah 70 ribu
Survei BI: Tren Harga Rumah Tapak Masih Naik di Awal 2024
Kelas BPJS Kesehatan Dihapus tapi Iuran Tetap Beda, Seperti Apa?
IBM Indonesia Ungkap Fungsi WatsonX Bagi Digitalisasi Sektor Keuangan
Saksi Sidang Kasus Korupsi Tol MBZ Sebut Mutu Beton Tak Sesuai SNI