Sistem Ekonomi Tradisional: Ciri, Kelebihan, dan Kekurangannya

Sistem ekonomi tradisional terikat oleh adat istiadat.

Sistem Ekonomi Tradisional: Ciri, Kelebihan, dan Kekurangannya
ilustrasi petani di desa (unsplash.com/Shayan Ghiasvand)
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE – Sistem ekonomi adalah salah satu hal krusial yang harus dimiliki suatu negara untuk bisa menjalankan sektor perekonomian dan mendukung sistem lainnya. Ada beberapa jenis sistem ekonomi, mulai dari sistem ekonomi liberal, sistem ekonomi komando, hingga sistem ekonomi tradisional, bahkan ada juga sistem ekonomi campuran.

Pada dasarnya, sistem ekonomi memiliki pengertian susunan unsur-unsur ekonomi yang saling berhubungan dan bekerja untuk memecahkan suatu masalah ekonomi untuk mencapai tujuan tertentu.

Dalam menjalankan sistem ekonomi ini, terdapat beberapa kegiatan yang berperan besar menunjang fungsi sistem ekonomi, seperti produksi, konsumsi, dan distribusi. Kegiatan ini dilakukan dalam berbagai tingkatan, mulai dari negara, masyarakat, pihak swasta maupun pemerintah, dan bertujuan mencapai kesejahteraan bersama.

Berikut ini, Fortune Indonesia akan membahas salah satu sistem ekonomi yang lekat dan pernah berkembang di tengah masyarakat Indonesia, yakni sistem ekonomi tradisional.

Pengertian sistem ekonomi tradisional

Ilustrasi sistem barter. (Wikipedia)

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendibudristek), mendefinisikan sistem ekonomi tradisional adalah sistem ekonomi yang masih bersumber pada pengetahuan dari masa ke masa dan sudah melekat di tengah masyarakat. Hal ini biasanya berkaitan erat dengan tradisi dan adat istiadat yang berlaku.

Pada sistem ini, pengambilan keputusan ekonomi dalam kegiatan produksi dan distribusi masih mengacu pada tradisi masyarakat. Masyarakat yang menerapkan sistem ini, biasanya masih bergantung pada pertanian, perikanan, berburu, atau kombinasi dari semuanya. Mereka pun biasanya tidak menggunakan uang sebagai alat pembayaran, melainkan melalui sistem barter untuk jual beli.

Menukil The Balance, sistem ekonomi tradisional saat ini masih dilakukan pada sebagian negara berkembang, seperti negara-negara di dataran Afrika, Asia, Amerika Latin, dan Timur Tengah. Meski demikian, beberapa sistem ekonomi tradisional telah berkembang dan bercampur dengan ideologi-ideologi tertentu yang dianut oleh negara tersebut, seperti kapitalisme, sosialisme, atau komunisme.

Ciri-ciri sistem ekonomi tradisional

Pedagang sayur mayur menunggu pembeli di Pasar Cibinong, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Senin (1/11/2021). ANTARA FOTO/Yulius Satria Wijaya/wsj.

Berikut ini, Kemedikbud juga menyebutkan beberapa ciri dari sistem ekonomi tradisional berdasarkan pengertiannya:

  1. Belum ada pembagian kerja/spesialisasi dalam kegiatan ekonomi.
  2. Menerapkan sistem barter untuk perdagangan.
  3. Jenis produksi ditentukan sesuai kebutuhan.
  4. Berkembang dalam masyarakat bersifat kekeluargaan.
  5. Biasanya jenis usaha bertumpu pada sektor agraris.
  6. Adat istiadat yang dianut memegang peran besar dalam kegiatan ekonomi.
  7. Menggunakan alat produksi yang tergolong masih sederhana.
  8. Teknik produksi dipelajari secara turun temurun dan telah melekat di tengah masyarakat.
  9. Kekayaan alam adalah sumber penghidupan utama.

Kelebihan dan kekurangan sistem ekonomi tradisional

Sawah dan Petani. (Pixabay)

Seperti halnya ideologi, setiap sistem ekonomi pun memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Penerapannya pun biasanya disesuaikan dengan karakteristik masyarakat itu sendiri. 

Sistem ekonomi tradisional memiliki kelebihan dalam mendorong masyarakat menjadi produsen. Meski demikian, persaingan tidak sehat sangat minim terjadi, karena produksi biasanya tidak sekadar bertujuan untuk mencari keuntungan. Masyarakat yang masih menganut sistem kekeluargaan biasa melakukan sistem ekonomi dengan jujur dan menghormati kerukunan antar individu. Dengan demikian, perekonomian pun relatif stabil, apalagi alam cukup terjaga untuk menjamin keberlanjutan.

Namun, sistem ekonomi tradisional juga memunculkan sejumlah kekurangan, seperti kegiatan ekonomi yang hanya fokus pada pemenuhan kebutuhan saat ini, sehingga perekonomian kurang bisa diandalkan untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat. Adat istiadat yang masih jadi acuan pun cenderung membatasi perkembangan pola pikir individu, sehingga masyarakat berada dalam sistem tertutup.

Selain itu, produktivitas rendah dengan kualitas yang agak sulit dikembangkan. Sistem barter pun membuat standardisasi nilai barang sulit ditetapkan.

Inilah beberapa hal tentang sistem ekonomi tradisional yang penting untuk diketahui. Dengan mengetahui hal ini, diharapkan kita akan makin bisa mempertimbangkan sistem ekonomi seperti apa yang paling cocok dengan situasi masyarakat di sekitar kita.

Baca jugaPengertian Sistem Ekonomi dan Jenis-jenisnya

Magazine

SEE MORE>
Fortune Indonesia 40 Under 40
Edisi Februari 2024
Investor's Guide 2024
Edisi Januari 2024
Change the World 2023
Edisi Desember 2023
Back for More
Edisi November 2023
Businessperson of the Year 2023
Edisi Oktober 2023
Rethinking Wellness
Edisi September 2023
Fortune Indonesia 100
Edisi Agustus 2023
Driving Impactful Change
Edisi Juli 2023

Most Popular

Cara Daftar OpenSea dengan Mudah, Lakukan 6 Langkah Ini
11 Bahasa Tertua di Dunia, Ada yang Masih Digunakan
GoTo Lepas GoTo Logistics, Bagaimana Nasib GoSend?
BTPN Syariah Bukukan Laba Rp264 miliar di Kuartal I-2024
Astra International (ASII) Bagi Dividen Rp17 Triliun, Ini Jadwalnya
Microsoft Umumkan Investasi Rp27 Triliun di Indonesia