Tekan Impor, Jokowi Minta Produksi Kedelai Nasional Ditingkatkan

Komoditas kedalai tak menarik karena harga beli rendah.

Tekan Impor, Jokowi Minta Produksi Kedelai Nasional Ditingkatkan
Perajin menggiling kedelai di Primer Koperasi Produsen Tahu dan Tempe Indonesia (Primkopti) Bangkit Usaha, Sanan, Malang, Jawa Timur, Selasa (13/9). (ANTARAFOTO/Ari Bowo Sucipto)
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE – Menteri Pertanian (Mentan), Syahrul Yasin Limpo, mengatakan Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta produksi kedelai nasional ditingkatkan. Upaya ini untuk menurunkan ketergantungan impor dan menjaga neraca produktivitas pangan. 

Menurut Syahrul, Jokowi tak menampik impor memang harus dilakukan. "Tapi sepanjang bisa ditanam mendiri secara maksimal, maka tanam sebanyak-banyaknya dan beli yang ditanam oleh rakyat, tentukan harganya agar rakyat bisa kembali tertarik menanam kedelai,” ujar Mentan seperti dikutip dari laman resmi Setkab, Selasa (20/9).

Selain meningkatkan harga beli di tingkat petani, pemrintah mendorong penanaman bibit varietas unggul dan memperluas lahan tanam kedelai.

Meningkatkan harga beli

Rapat terbatas kabinet membahas peningkatan produksi kedelai. (dok. Setlab)

Salah satu faktor yang diperhatikan dalam peningkatan produksi kedelai yakni harga belinya yang masih rendah di tingkat petani. Menurut Mentan, rendahnya volume produksi kedelai per hektare disinyalir turut memicu para petani enggan menanam kedelai dan beralih ke jagung.

Oleh karena itu, pemerintah akan memberikan kepastian harga dengan menetapkan harga beli, salah satunya dengan mendorong badan usaha milik negara (BUMN) untuk membeli hasil panen para petani.

“Selama ini kedelai misalnya hanya [menghasilkan] 1,5 sampai 2 ton per hektare. Diharapkan kita bisa mendapatkan varietas yang mampu [berproduksi] di atas 3 sampai 4 ton per hektare,” katanya.

Bibit varietas unggul

Ratas kabinet. (dok. Setkab)

Mentan mengatakan, pemerintah akan melakukan berbagai cara untuk mendapatkan bibit varietas unggul. “Menggunakan GMO (genetically modified organism) kalau perlu, menggunakan bibit impor kalau perlu, dan tentu mempersiapkan bibit-bibit nasional atau lokal dengan varietas tinggi,” katanya.

Varietas unggul, menurut Syahrul akan meningkatkan volume produksi kedelai. “Selama ini kedelai misalnya hanya [menghasilkan] 1,5 sampai 2 ton per hektare. Diharapkan kita bisa mendapatkan varietas yang mampu [berproduksi] di atas 3 sampai 4 ton per hektare,” ujarnya.

Memperluas lahan tanam

Pekerja menunjukkan kedelai impor yang harganya melambung di sentra industri tahu dan tempe Kampung Rawa, Johar Baru, Jakarta, Senin (21/2/2022). ANTARA FOTO/Syifa Yulinnas/wsj.

Pemerintah sudah menyiapkan lahan tanam dengan anggaran yang tengah disiapkan mencapai Rp400 miliar. Perluasan ini akan berlangsung secara bertahap, dengan demikian produksi kedelai nasional pun akan berangsur-angsur meningkat.

“Saya lagi mempersiapkan, kurang lebih sekarang 351 ribu hektare, sekarang baru tanam 67 ribu hektare dan tentu Oktober ini akan mulai tanam,” ucap Mentan.

Magazine

SEE MORE>
Fortune Indonesia 40 Under 40
Edisi Februari 2024
Investor's Guide 2024
Edisi Januari 2024
Change the World 2023
Edisi Desember 2023
Back for More
Edisi November 2023
Businessperson of the Year 2023
Edisi Oktober 2023
Rethinking Wellness
Edisi September 2023
Fortune Indonesia 100
Edisi Agustus 2023
Driving Impactful Change
Edisi Juli 2023

Most Popular

Mengenal Proses Screening Interview dan Tahapannya
Cara Mengaktifkan eSIM di iPhone dan Cara Menggunakannya
Perusahaan AS Akan Bangun PLTN Pertama Indonesia Senilai Rp17 Triliun
SMF Akui Kenaikan BI Rate Belum Berdampak ke Bunga KPR Bersubsidi
Digempur Sentimen Negatif, Laba Barito Pacific Tergerus 61,9 Persen
LPS Bayarkan Klaim Rp237 Miliar ke Nasabah BPR Kolaps dalam 4 Bulan