7 Pekerjaan yang Aman dari AI, Tidak Tergantikan Teknologi!

Masih membutuhkan peran manusia

7 Pekerjaan yang Aman dari AI, Tidak Tergantikan Teknologi!
Ilustrasi artificial intelligence (unsplash/lukas)
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Seperti yang diketahui, perkembangan teknologi begitu pesat. Salah satunya kemajuan kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence (AI) beberapa tahun terakhir. Kemunculan teknologi tersebut tentu membawa kemudahan bagi kehidupan manusia. Selain itu, hadirnya AI menunjukkan kemajuan teknologi yang semakin pesat.

Di balik kemudahan dan kemajuannya, AI juga membawa rasa khawatir dan takut tersendiri bagi para pekerja. Pasalnya, beberapa pekerjaan terancam digantikan karena otomatisasi dan efisiensi pekerjaan yang ditawarkan teknologi AI. 

Kendati demikian, ada beberapa pekerjaan yang aman dari AI untuk beberapa waktu ke depan. Berikut daftar pekerjaan masih membutuhkan tenaga dan sentuhan manusia.

1. Guru atau tenaga pendidik

Guru atau tenaga pendidik termasuk ke dalam pekerjaan yang aman dari AI. Pekerjaan satu ini juga sudah ada dari ratusan tahun yang lalu. Sudah sejak lama, guru berperan sebagai jembatan ilmu beberapa generasi yang tidak bisa dihapuskan begitu saja keberadaannya.

Teknologi AI memang menawarkan kemudahan dalam mengakses pengetahuan ataupun jawaban. Meskipun begitu, teknologi tersebut masih belum bisa menggantikan kehadiran guru dan tenaga pendidik lainnya, terutama di dalam kelas.

Profesi guru tidak hanya berperan sebagai transfer ilmu dengan mengajar di depan kelas. Seorang guru harus memiliki kemampuan mengontrol emosi dan keterampilan interpersonal yang tinggi ketika berhadapan dengan murid di kelas.

Hal tersebut tidak bisa ditiru oleh teknologi yang hanya meniru kecerdasan manusia.

2. Public relationship

Salah satu pekerjaan yang tidak bisa digantikan oleh teknologi AI selanjutnya adalah pekerjaan di bidang public relationship (PR).

Dalam penggunaannya, teknologi AI memang sangat membantu pekerjaan humas, mulai dari membuat transkrip audio dan video hingga mengelola perpesanan otomatis bagi wartawan dan pihak lain.

Meskipun begitu, teknologi AI masih belum bisa menggantikan peran PR sepenuhnya. Sebagai praktisi PR profesional, Anda harus memiliki kemampuan komunikasi yang komprehensif.

Untuk bisa membangun hubungan baik dengan banyak pihak, praktisi PR wajib membina komunikasi personal yang baik.

Hingga saat ini, hal tersebut tidak bisa ditiru dengan baik oleh AI karena tidak dirancang untuk bisa menghadapi situasi tersebut. Maka dari itu, teknologi AI bukanlah ancaman besar di bidang kehumasan.

3. Human resource

ilustrasi AI (unsplash.com/Andy Kelly)

Tidak dapat dipungkiri bahwa penggunaan teknologi AI sudah merambah ke dunia perkantoran. Namun, bidang human resource (HR) masih aman dari ancaman pekerjaannya bisa digantikan AI.

Dewasa ini, banyak bermunculan teknologi AI yang bisa menganalisa CV sesuai dengan kriteria yang diinginkan.

Dilansir laman hrpa.ca, hampir 12 persen praktis HR menggunakan AI untuk membantu memilah-milah kandidat yang tepat. Meskipun begitu, teknologi ini masih belum bisa menggantikan peran manusia.

Pasalnya, hampir sebagian jobdesk praktisi HR berkaitan erat untuk memahami manusia. Robot tentu belum bisa melakukannya karena tidak dirancang untuk memahami emosi manusia yang begitu kompleks.

Teknologi AI memang bisa melakukan analisa data secara cepat, tetapi pekerjaan yang berkaitan dengan emosi manusia masih membutuhkan tenaga profesional di bidang human resource.

4. Dokter

Dokter juga termasuk ke dalam pekerjaan yang aman dari AI. Bidang kesehatan memang cukup akrab dengan perkembangan teknologi. Bahkan, akhir-akhir ini penggunaan AI muncul untuk bisa mendiagnosa pasien.

Kendati demikian, seluruh tindakan medis yang dilakukan tenaga kesehatan tidak bisa digantikan oleh robot. Teknologi memang mampu memberikan saran dan diagnosa berdasarkan hasil analisis data yang dilakukan.

Namun kenyataannya, teknologi tidak bisa mengisi sisi emosional dan humanitas yang harus dimiliki seorang dokter ataupun tenaga medis lainnya.

Peran dokter tidak semata-mata memeriksa dan mengobati pasien atau pelaksanaan tekniknya saja. Seorang dokter yang profesional harus menguasai kemampuan interpersonal dalam menghadapi pasien.

Di situ, emosi manusia sangat berperan untuk membina hubungan yang baik dengan baik selama proses penyembuhan. Hal inilah yang tidak bisa benar-benar dilakukan robot terutama teknologi AI.

5. Psikolog

Seperti halnya profesi yang berhubungan erat dengan emosi manusia, psikolog juga termasuk pekerjaan yang tidak bisa digantikan dengan AI.

Saat ini, konsultasi yang dilakukan secara daring memang menjadi alternatif bagi pasien yang tidak bisa melakukan tatap muka secara langsung.

Namun, teknologi tidak bisa menduplikasi pekerjaan psikolog sepenuhnya. Pasalnya, seorang psikolog banyak bekerja dengan melibatkan perasaan dan emosi manusia. Hal tersebut tentu masih belum bisa diikuti oleh kecerdasan buatan yang mengandalkan algoritma yang sistematis.

Meskipun tidak bisa digantikan sepenuhnya, seorang psikolog bisa memanfaatkan teknologi AI untuk mengoptimalkan pekerjaan, mulai dari pencatatan hingga pembuatan rangkuman.

6. Pekerja bidang logistik

ilustrasi bisnis logistik (unsplash.com/Claudio Schwarz)

Belakangan ini, teknologi AI cukup marak dipakai dalam berbagai bidang pekerjaan, seperti entri data, analisa data, dan lain-lain. Rupanya, pekerjaan di bidang logistik kurang memungkinkan untuk digantikan oleh AI dalam waktu dekat.

Pekerjaan seperti kurir hingga pengemudi truk sulit untuk dilakukan otomatisasi oleh teknologi. Pasalnya, pekerjaan yang dilakukan cukup kompleks, mulai dari mencari alamat, memastikan barang diterima, dan lain sebagainya. Hingga saat ini, pekerjaan tersebut belum bisa digantikan oleh teknologi sepenuhnya.

7. Ahli bidang hukum

Pekerjaan yang aman dari AI berikutnya adalah ahli di bidang hukum. Mulai dari pengacara, hakim, dan jaksa membutuhkan kemampuan interpersonal yang kuat sehingga tidak bisa ditiru oleh robot.

Dalam mengambil keputusan, seorang praktisi hukum perlu mempertimbangkan banyak faktor selain hukum. Hal tersebut tentu memerlukan pemahaman tentang manusia yang mendalam.

Oleh karena itu, pekerjaan di bidang hukum alam dari ancaman dalam beberapa waktu ke depan.

Itu dia beberapa pekerjaan yang aman dari AI karena termasuk bidang yang masih membutuhkan manusia. Agar Anda bisa bersaing di tengah pesatnya teknologi, mengasah dan mendalami skill bisa menjadi salah satu cara untuk meningkatkan kualitas diri. Semoga artikel ini bermanfaat!

Magazine

SEE MORE>
Chronicle of Greatness
Edisi April 2024
[Dis] Advantages As First Movers
Edisi Maret 2024
Fortune Indonesia 40 Under 40
Edisi Februari 2024
Investor's Guide 2024
Edisi Januari 2024
Change the World 2023
Edisi Desember 2023
Back for More
Edisi November 2023
Businessperson of the Year 2023
Edisi Oktober 2023
Rethinking Wellness
Edisi September 2023

Most Popular

Cara Membuat Akun PayPal dengan Mudah, Tanpa Kartu Kredit!
UOB Sediakan Kartu Kredit Khusus Wanita, Miliki Nasabah 70 ribu
Kelas BPJS Kesehatan Dihapus tapi Iuran Tetap Beda, Seperti Apa?
IBM Indonesia Ungkap Fungsi WatsonX Bagi Digitalisasi Sektor Keuangan
Survei BI: Tren Harga Rumah Tapak Masih Naik di Awal 2024
Saksi Sidang Kasus Korupsi Tol MBZ Sebut Mutu Beton Tak Sesuai SNI