BEI: Saham Perusahaan yang Menerapkan ESG Lebih Diminati Investor

ESG menjadi salah satu faktor penentu keputusan investasi

BEI: Saham Perusahaan yang Menerapkan ESG Lebih Diminati Investor
ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Direktur Pengembangan PT Bursa Efek Indonesia (BEI), Hasan Fawzi, mengatakan pentingnya perusahaan untuk menerapkan prinsip-prinsip pelestarian lingkungan, tanggung jawab sosial, dan tata kelola yang baik atau dikenal dengan environmental, social, and governance (ESG). Hal itu diperlukan dalam menjawab tantangan global.

“Semakin tumbuh kesadaran dalam melakukan alokasi investasi, kemudian juga mengucurkan dana dalam bentuk pinjaman dari para investor, di mana mereka semakin menjadikan penerapan ESG yang baik sebagai salah satu kriteria utama dalam menempatkan portofolio atau mengucurkan dana pinjamannya kepada pelaku usaha," kata Hasan dalam webinar Pentingnya Penerapan ESG dalam Menjawab Tantangan Global, dikutip Rabu (10/11).

Dia melanjutkan, aspek lingkungan (environment) menjadi yang terpenting saat ini. “Semua negara tanpa kecuali, sudah menyadari pentingnya selalu menerapkan kegiatan usaha ramah lingkungan karena dunia menghadapi ancaman nyata perubahan iklim,” katanya.

Konsep investasi berkelanjutan harus dikedepankan

Ilustrasi ekonomi hijau/Pixabay

Konsep investasi berkelanjutan, kata Hasan, diharapkan hadir dan dikedepankan agar pelaku usaha tidak hanya semata-mata mengejar keuntungan semata. Akan tetapi, terus memperhatikan segi kebermanfaatan usaha mereka, baik untuk lingkungan, masyarakat, sosial maupun good corporate governance dan pemerintahan.

“Nyatanya ini bisa membuat nilai perusahaan menjadi lebih baik, mendapatkan keuntungan, dan juga kinerja bisnis operasional dan keuangannya secara jangka panjang akan lebih baik. Tentu ini menjadi salah satu dorongan bagi perusahaan menerapkan ESG,” ujarnya.

Dari dana kelolaan dunia yang tergabung dalam Principles for Responsible Investment (PRI), Hasan mengungkapkan jumlahnya juga terus mengalami kenaikan. Hingga akhir 2020 tercatat sudah mencapai US$100 triliun dari sebelumnya di 2015 sebesar US$59 triliun. Jumlah pengelola dana yang bergabung juga semakin meningkat, bahkan anggotanya saat ini sudah lebih dari 3.000.

Dana-dana kelolaan global ini yang tergabung dalam PRI memang sudah menjadikan kriteria praktik penerapan ESG dalam menempatkan dananya ke berbagai aset yang ditawarkan di seluruh dunia, termasuk di Indonesia. Tentu tuntutan ini akan menjadi perhatian bagi kita semua, terutama perusahaan tercatat di BEI. 

“Di sisi lain, 85 persen dari pengelola dana ini juga sudah menjadikan ESG sebagai faktor dalam kriteria penempatan dana,” ujar Hasan.

Peningkatan investasi berkelanjutan di pasar modal Indonesia

Bursa Efek Indonesia. (Wikimedia Commons)

Di Indonesia sendiri, lanjut Hasan, melihat jumlah dan nilai dana kelolaan reksa dana ataupun ETF berbasis indeks yang menggunakan metode penilaian berbasis ESG atas saham-saham Perusahaan Tercatat juga mengalami peningkatan.

“Saat ini tidak kurang dari 15 produk berupa reksadana dan ETF yang berbasis praktik ESG yang baik, yang dana kelolaannya bahkan sudah mencapai lebih dari Rp2,5 triliun, di akhir tahun lalu bahkan mencapai Rp3 triliun. Meningkat sangat tajam dibandingkan lima tahun lalu, pada 2015 hanya Rp3,8 miliar dan baru satu produk yang tercatat,” kata Hasan.

Hasan mengungkapkan, berinvestasi pada saham perusahaan yang memperhatikan aspek ESG dalam aktivitas bisnisnya merupakan salah satu bentuk responsible investment.

Penerapan ESG yang baik oleh Perusahaan Tercatat dapat mengurangi risiko dampak negatif yang berpotensi terjadi ke depannya. Oleh karena itu, kata dia, peluang dalam penerapan ESG akan berdampak positif bagi pasar modal Indonesia ke depannya.

Namun, masih terdapat tantangan bagaimana Perusahaan Tercatat melakukan pengungkapan dan perhitungan atas jejak karbon, karena Perusahaan di Indonesia masih banyak yang belum melakukan dan terbiasa melakukan hal ini. Sedangkan dari sisi investor global biasanya hal ini dibutuhkan dalam aspek penilaian ESG.

Related Topics

ESGInvestasi Saham

Magazine

SEE MORE>
Fortune Indonesia 40 Under 40
Edisi Februari 2024
Investor's Guide 2024
Edisi Januari 2024
Change the World 2023
Edisi Desember 2023
Back for More
Edisi November 2023
Businessperson of the Year 2023
Edisi Oktober 2023
Rethinking Wellness
Edisi September 2023
Fortune Indonesia 100
Edisi Agustus 2023
Driving Impactful Change
Edisi Juli 2023

Most Popular

Pialang Adalah: Pengertian, Tugas, dan Cara Kerjanya
Lima Anak Bernard Arnault Jadi Direksi, Penerus LVMH Diragukan
Daftar Produk Paling Laris Dibeli di Tokopedia dan Tiktok Saat Ramadan
Pelaku Usaha dan UMKM Kini Bisa Daftar Sertifikasi Halal Lewat Shopee
Rupiah Tertekan ke Rp16.217 per US$ Usai Data PDB AA Dirilis
Peluang Rebound IHSG Terbuka, Didukung Kebijakan Suku Bunga