Luhut Minta Australia Tingkatkan Ekspor Lithium ke Indonesia

Indonesia membutuhkan tambahan lithium untuk baterai.

Luhut Minta Australia Tingkatkan Ekspor Lithium ke Indonesia
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan dalam rapat koordinasi mengenai kelangkaan minyak goreng rakyat, secara daring, Senin (6/7). (Dok. Kemenko Marves)
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan, mengungkapkan perkembangan rencana pemerintah Indonesia untuk melakukan impor tambahan 60.000 ton lithium dari Australia demi mendukung upaya menjadi produsen baterai kendaraan listrik di dunia.

Lithium itu akan diproses di Morowali mulai 2024. 

"Kemarin ke sana minta lagi [tambahan] 60.000 (ton) lagi, tapi [Australia] ikut partisipasi equity. Nanti teknologinya dari Cina," ungkap Luhut saat bincang Economic Update CNBC Indonesia, Senin (10/7).

Untuk tambahan kali ini, pemerintah meminta Australia turut terlibat dalam proyek hilirisasi produksi baterai kendaraan listrik dalam negeri.

Dengan tambahan tersebut, maka fasilitas pengolahan dan pemurnian (smelter) yang akan dibandung merupakan milik Indonesia-Australia. 

"Itu disetujui Perdana Menteri [Australia]," kata dia.

Akan melakukan kunjungan ke Indonesia

Luhut mengatakan Menteri Perindustrian Australia pada 24 Juli mendatang kemungkinan akan mengunjungi Indonesia untuk, antara lain, melihat progres kemajuan hilirisasi di sini.

"Saya bilang, kita ketemu langsung ke industrinya, kita ajak ke Weda Bay kemudian kita ajak juga melihat program yang lain. Mereka sangat antusias sekali untuk kerja sama," ujarnya.

Dia mengatakan progam hilirisasi baru langkah awal, tapi telah berdampak pada perekonomian nasional.

Luhut ajak untuk kompak sebagai bangsa

Luhut juga mendorong generasi muda mendukung hilirisasi dan berpartisipasi di dalamnya.

“Hilirisasi itu is a must. Enggak boleh ditawar-tawar, dan kita harus kompak,” kata Luhut.

Dia menyatakan hilirisasi yang telah berlangsung menyangkut komoditas nikel dan kelapa sawit, untuk menyebut dua di antaranya. Ke depan, dia mengatakan mungkin akan menargetkan hilirisasi pada sektor migas—misalnya untuk tidak lagi mengekspor gas.

“Kita bikin down streaming-nya. Kenapa kita mesti ekspor bahan-bahan ginian? Kita bikin aja sendiri di dalam negeri,” ujarnya. 

Magazine

SEE MORE>
Chronicle of Greatness
Edisi April 2024
[Dis] Advantages As First Movers
Edisi Maret 2024
Fortune Indonesia 40 Under 40
Edisi Februari 2024
Investor's Guide 2024
Edisi Januari 2024
Change the World 2023
Edisi Desember 2023
Back for More
Edisi November 2023
Businessperson of the Year 2023
Edisi Oktober 2023
Rethinking Wellness
Edisi September 2023

Most Popular

Cara Membuat Akun PayPal dengan Mudah, Tanpa Kartu Kredit!
UOB Sediakan Kartu Kredit Khusus Wanita, Miliki Nasabah 70 ribu
Survei BI: Tren Harga Rumah Tapak Masih Naik di Awal 2024
Kelas BPJS Kesehatan Dihapus tapi Iuran Tetap Beda, Seperti Apa?
IBM Indonesia Ungkap Fungsi WatsonX Bagi Digitalisasi Sektor Keuangan
Saksi Sidang Kasus Korupsi Tol MBZ Sebut Mutu Beton Tak Sesuai SNI