NEWS

IBC Gandeng Perusahaan Cina Kembangkan Baterai Kendaraan Listrik

Kolaborasi ini akan membuka banyak kesempatan investasi.

IBC Gandeng Perusahaan Cina Kembangkan Baterai Kendaraan ListrikFoto bersama antar stakeholder terkait setelah melakukan Business Forum, di Hong Kong. Forum tersebut dilakukan untuk mengakselerasi ekosistem kendaraan listrik di Indonesia. (Dok. PLN)
by
03 July 2023
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Proyek pabrik baterai kendaraan listrik (electric vehicle/EV) dalam negeri, Indonesia Battery Corporation (IBC) berlanjut. IBC kini menjalin kerja sama dengan perusahaan asal Cina, Fulcrum Consortium, dalam pengembangan teknologinya.

Direktur Utama IBC, Toto Nugroho, menjelaskan kemitraan IBC dengan Fulcrum tidak hanya strategis dari sisi teknologi, tetapi juga penataan bisnis EV. Dari kolaborasi ini, menurutnya, akan terbuka banyak kesempatan investasi dalam rantai bisnis energi, khususnya kendaraan listrik.

"Ini membuka peluang besar kita untuk mengeksplor sumber daya baterai yang mayoritasnya Indonesia punya. Kemitraan ini sangat strategis karena kita membutuhkan kolaborasi di bidang teknologi dan Cina telah mengembangkannya selama bertahun-tahun," kata Toto dalam keterangannya, Senin (3/7).

Sejauh ini, IBC telah mengembangkan layanan manajemen aset baterai. Langkah ini menghasilkan Battery Energy Swap Technology by IBC yang menjadi pengoperasian pertukaran baterai kendaraan roda 2 EV pertama yang dapat dioperasikan secara global.

“Beberapa kelebihannya, yaitu dapat mengurangi jangkauan dan kecemasan swap atau charging station, uang muka lebih rendah, meminimalkan investasi infrastruktur, kemudahan pengoperasian dan perawatan, serta manajemen big data dan integrasi sistem pembayaran,” ujarnya.

Dapat menjadi perusahaan kelas dunia

Sementara, Direktur Retail dan Niaga PLN, Edi Srimulyanti, yang ikut dalam lawatan bersama IBC menyebut bahwa kolaborasi tersebut merupakan langkah strategis untuk membangun ekosistem kendaraan listrik di Tanah Air.

"Mereka (Fulcrum) sudah punya teknologinya, khususnya untuk memproduksi baterai kendaraan listrik. Jadi, dari patnership ini kita bisa kembangkan teknologinya," katanya.

Melalui kolaborasi dengan Fulcrum, IBC diharapkan dapat berkembang dan menjadi sebuah perusahaan baterai kelas dunia. Sehingga Indonesia yang punya mayoritas bahan baku baterai kendaraan listrik bisa dimaksimalkan.

"PLN merupakan salah satu pemegang saham di IBC. Kolaborasi ini adalah langkah PLN untuk terus menyediakan infrastruktur sehingga pengguna kendaraan listrik semakin nyaman, karena infrastuktur baterai dan pengisian dayanya mencukupi. Kemudian, tempat tukar baterainya juga semakin banyak" ujar Edi.

Peta jalan IBC dalam membangun industri baterai EV

Untuk dapat menjadi produsen baterai dan membangun ekosistem EV dalam negeri, IBC telah mempunyai roadmap yang sedang diimplementasikan.

IBC saat ini tengah berfokus menggarap produksi kendaraan listrik roda dua di Indonesia. Ini setelah perusahaan berhasil menguasai 53,93 persen saham PT Wika Industri Manufaktur (WIMA), produsen motor listrik Gesits.

Masih pada tahun yang sama, IBC juga bakal memusatkan perhatian pada pembuatan Energy Storage System (ESS), berupa baterai penyimpanan energi. Kemudian, pada 2024-2025 ditargetkan pabrik baterai untuk kendaraan listrik roda empat, serta pabrik baterai daur ulang dapat beroperasi.

Sementara itu, 2025 menjadi tahun yang cukup penting bagi Indonesia. Pasalnya, pada tahun tersebut, pabrik pengolahan prekursor, pabrik pengolahan NPI/nickel matte, pabrik pengolahan HPAL, dan pabrik pengolahan katoda ditargetkan dapat beroperasi.

Pada 2026, Indonesia benar-benar dapat menghasilkan sel baterai dalam negeri. Dengan demikian, Indonesia tidak lagi bergantung dengan pihak luar.

Related Topics